Yehovah adalah panji-panjiku, Yehovah Nissi! - 21 maret 2004

INTISARI KHOTBAH
Yehovah adalah panji-panjiku, Yehovah Nissi! (Keluaran 17:8-16)

Allah yang kita sembah adalah Tuhan Kemenangan. Ia memilih Israel dan berada di tengah-tengah mereka (Keluaran 13:21-22) dan memperlihatkan bagaimana langit dan bumi taat kepada-Nya (Keluaran 14:21-31). Allah adalah Tuhan dan Raja atas langit dan bumi (Matius 11:5). Allah membiarkan kejahatan tidak dapat menang atas kebaikan (Mazmur 25:2), dan membiarkan kebaikan saja menang atas kejahatan (Mazmur 23:1-6), supaya Kebenaran hanya ada di dalam kebaikan (Roma 8:28).

Ketika Israel dan Amalek berperang (Keluaran 17:8-16), Allah memberi kekuatan kepada Israel, dan janji kepada Musa. Apabila Musa mengangkat tangannya, Israellah yang lebih kuat, tetapi ketika ia turunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek. Maka Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, hingga Israel dapat mengalahkan Amalek. Musa mendirikan sebuah Mezbah dan menamainya “Yehovah adalah panji-panjiku”. Demikian juga bila kita mentaati dengan melaksanakan janji pada semua pekerjaan yang dijanjikan Allah (Ulangan 7:12–16). Roh Kudus memeteraikan kemenangan pada pekerjaan yang baik (Roma 8:26).

· Janji Allah kekal, Yesus datang sesuai dengan janji-Nya.
Roh Kudus juga datang untuk melaksanakan janji-Nya.

· Apabila kita percaya dan mentaati janji-Nya, Allah menjadi pihak kita dan menjadi jaminan kemenangan dalam segala hal.

· Seperti bukan Musa sendiri, tetapi dibantu oleh Harun dan Hur.
Urusan gereja harus bekerjasama antara gembala dengan jemaat.

Ketika Gereja bekerjasama untuk kebaikan, dapat menyatakan kuasa Allah dan menang dalam memerangi kejahatan.


ISI KHOTBAH

Allah kita adalah Allah yang berkemenangan. Di dalam Mazmur juga dikatakan berulang-ulang, Allah berkuasa dan berkemenangan di dalam peperangan. Allah adalah kota benteng dan batu karang. Allah adalah benteng kemenangan. Dia menang dalam peperangan dengan kejahatan. Tetapi kita tidak boleh salah mengerti bahwa Allah berperang dengan kekuatan. Dia berperang bukan dengan kekuatan fisik. Allah tidak bertengkar dengan ciptaan-Nya dengan cara bentrok fisik. Jika sebutir telur dilemparkan ke batu karang, telur itu akan terpecah bukan karena batu karang itu memecahkan telur. Ada terang dan kegelapan. Walaupun kuat kegelapan itu, kegelapan tidak dapat menang atas terang. Walau sedikit terang, ia dapat menutupi kegelapan. Allah mengadakan kebaikan dan kejahatan. Apa yang akan menang di antara kejahatan dan kebaikan? Dia mengatakan mengenai kemenangan terakhir. Allah mengalahkan kejahatan dengan kekuatan-Nya.

Pada hari terakhir Allah membinasakan mereka yang membuat kejahatan, tidak akan dibiarkan-Nya satupun dari mereka. Oleh karena itu kita tidak boleh beranggapan bahwa Allah berbentrokan dengan yang jahat. Artinya kebenaran itu akan menang.

Manusia berbeda dengan binatang yang lain, tetapi mengalami kejahatan dan kebaikan secara pertama kali. Manusia saja yang menyadari kejahatan dan kebaikan. Kita belajar dari Alkitab bahwa kejahatan akan dihakimi, sedangkan kebaikan akan dikasihi oleh Allah. Kita mengetahui dari Alkitab, yaitu Allah tidak berpihak pada kejahatan, tetapi kepada kebaikan. Apabila kejahatan dan kebaikan bentrok, kebaikan akan menang. Mengapa kebaikan itu menang? Karena kebenaran Allah ada di dalam kebaikan. Hanya di dalam kebaikan saja. Di dalam kejahatan tidak ada kebenaran. Namun demikian kita tidak boleh salah mengerti mengenai kebaikan. Kita tidak boleh mendapat hidup kekal dengan kebaikan. Dunia pun mengenal kebaikan dan kejahatan, dan inti dari ajaran agama mereka juga adalah kebaikan. Inti dari ajaran mereka adalah kebaikan yang berdasar pada moral dan etika. Siapapun yang memberitakan Injil atau Pengkhotbah, ia membawa khotbah yang dasar, yaitu mengenai kebaikan dan kejahatan apabila ia tidak mengenal kebenaran. Mereka berkhotbah mengenai kebaikan yang mendasarkan moral dan etika. Hal itu terjadi bila mereka tidak mengenal kebenaran karena pengetahuan pengkhotbah yang sangat minim.

Sebenarnya mereka yang tidak percaya pun dapat mengatakan mengenai kebaikan tanpa terbatas. Agama dunia juga dapat mengatakan mengenai kebaikan tanpa batas. Apa yang mendasarkan pada moral dan etika itu adalah umum, maka siapapun mudah membahasnya. Bagaimanapun kita harus melakukan kebaikan, tetapi kebaikan itu tidak dapat memberikan hidup kekal. Kita tidak diselamatkan karena melakukan kebaikan. Tetapi apa yang dicari oleh Allah hanyalah iman, karena di dalam iman ada kebenaran Allah. Kebenaran Allah menyatakan pada iman. Oleh sebab itu kebenaran sajalah yang dapat menang.

Dari awal hingga akhir, Alkitab mengatakan Allah selalu berpihak kepada orang yang menang. Allah selalu berada bersama dengan mereka yang menang. Oleh sebab itu ketika kita hidup di dunia, kita harus melangsungkan kehidupan yang menang. I Yohanes 5:4-5 mengatakan, “Semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia, kemenangan yang mengalahkan dunia adalah iman kita”. Iman yang mengalahkan dunia adalah Yesus Kristus. Yesus adalah iman, dan iman itulah yang mengalahkan dunia. Oleh karena itu, Alkitab mengatakan barang siapa yang berpihak pada Allah menang. Kita harus mengerti Allah dengan baik, dan mengapa kita mendekati Allah? Karena kitalah yang mengalahkan dunia.

Allah menemukan kebenaran dari mereka yang berpihak pada Allah dan mengakui kebenaran. Kitab Kejadian sampai Wahyu begitu banyak mengatakan kebenaran. Yaitu kebenaran Allah dinyatakan dalam iman. Orang benar akan hidup dalam iman. Demikian banyak firman mengenai kebenaran, tetapi apakah kebenaran itu? Bilamana kita ditanya oleh jiwa baru, apa itu kebenaran kita harus menjawabnya, bila tidak bagaimana? Sepertinya mereka mengenal tetapi kenyataannya mereka tidak mengenal. Itulah masalahnya. Khotbah bukanlah salah satu acara di dalam ibadah. Alkitab mengatakan ‘ajarlah mereka supaya mereka melakukan’, demikian kita beribadah karena diperintahkan, kita mengajar karena diperintahkan juga.

Walaupun begitu banyak mereka mendengar mengenai kebenaran, tetapi belum mengerti karena mereka menghadiri ibadah dan mendengar khotbah hanya sebagai upacara. Mari kita mendengar lagi mengenai kebenaran dengan baik, apa itu kebenaran? Di dalam Alkitab ada banyak perkataan kejahatan, kebaikan dan kebenaran. Bila kita ditanya oleh cucu kita, kita harus dapat menjawab mereka supaya mereka memiliki iman, supaya kita membawa mereka kepada keselamatan juga. Kita tidak boleh mengatakan, “kamu tanya saja kepada pendeta!" Mereka yang berada di bawah hukum Taurat berada di bawah penuntun, yaitu ibu-ibu mereka menjadi penuntun. Maka ibu mereka disebut penuntun. Dari kecil mereka diajar oleh ibu mereka mengenai kebenaran. Mereka diajar terus menerus mengenai kebenaran, padahal kebenaran dari hukum Taurat adalah perumpamaan. Kebenaran saja mengatakan kebaikan yang sesungguhnya. Kita harus bisa menjawab apa itu kebenaran?

Sebenarnya jemaat Sungrak bukan jemaat biasa, maka kita menggerakan supaya jemaat Kristus kembali ke Allkitab secara total. Hanya membaca Alkitab saja itu bukan gerakan Berea. Kita harus menyadari arti yang diucapkan dan kebenaran yang diucapkan dari Alkitab. Maka kita harus menyadari baik-baik. Sekarang kita tidak mengikuti upacara. Kita sedang mentaati perintah Allah. Alkitab mengatakan kebaikan saja dapat mengalahkan kejahatan, karena kebenaran berada di dalam kebaikan. Jika demikian apa itu kebenaran? Saya akan menjelaskan agar mudah dimengerti, tidak akan ada penjelasan yang lebih mudah dari pada ini.

Di dalam Mazmur, keadilan adalah dasar tahta Allah. Pondasi tahta Allah adalah kebenaran. Apa itu kebenaran? Saya akan tanya kepada koor, bila seseorang meminjam uang ia harus melunasi hutangnya atau tidak? Jawablah dengan keras, saya dengar sepertinya tidak usah melunasi. Jika kita pinjam uang dari orang lain, harus dikembalikan atau boleh saja tidak, ha? “'Harus dikembalikan!". Anda tahu mengapa harus dikembalikan? Artinya uang itu kembali ke tempat dimana ia seharusnya berada. Artinya menaruh uang itu ke tempat asalnya. Melunasi hutang itu artinya uang itu di taruh di tempat ia berasal. Arti penghapusan dosa adalah melunasi hutang. Seseorang terlepas dari tempatnya oleh karena dosa maka di kembalikannya ke tempat ia seharusnya berada. Kebenaran artinya seseorang kembali ke tempat yang seharusnya ia berada. Tidak ada penjelasan lebih dari pada ini.

Mari kita dengan suara keras, Kebenaran yang dikatakan oleh Alkitab itu apa? adalah kembali ke tempat asalnya, tempat dimana seharusnya ia berada. Coba saudara katakan lebih keras? "kembali ke tempat asalnya". Artinya kembali ke tempat asalnya Apa itu pertobatan? Pertobatan itu mencari kebenaran. Aku telah meninggalkan Allah jauh-jauh, maka kembali kepada Engkau. Kembali lagi. Mencari kebenaran dari Kerajaan Allah itulah pertobatan. Alkitab mengatakan “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya. Itu bukan berarti 'Tuhan berilah kebenaran, berilah kebenaran' tetapi bertobat dan kembali kepada kebenaran. Artinya kembali ke tempat asalnya yang ia seharusnya berada.

Siapakah Satan? Ia yang seharusnya mentaati batas-batas kekuasaan dan menjaga kedudukannya sebagai penghulu malaikat yang setia, tetapi ia tidak. Setan itu tidak bisa kembali ke tempat asalnya yang ia seharusnya berada selama-lamanya. Maka dia tidak memiliki kebenaran, yakni tidak benar. Ketidak-benaran itu artinya tidak memiliki kebenaran. Yesus mengatakan di dalam Yohanes 16:10 mengenai kebenaran, "Aku pergi kepada Bapa, kamu tidak melihat aku lagi". Siapakah kebenaran? Apa iman kita? Yesus datang dari surga dan keluar dari Bapa. Karena Dia keluar dari Bapa, kesempurnaan-Nya, Ia harus kembali kepada Bapa. Karena Dia keluar dari Bapa, Ia harus kembali kepada Bapa, itulah kebenaran. Seperti Yesus mengatakan akan kebenaran, "Aku pergi kepada Bapa, kamu tidak melihat Aku lagi." Iman kita adalah bahwa Ia keluar dari pangkuan Bapa. Karena Ia keluar dari pangkuan Bapa, maka Ia harus kembali kepada pangkuan Bapa. Dia kembali ke tempat asal-Nya yang seharusnya Ia berada, itulah kebenaran.

Jika seorang suami tidak berperan sebagai kepala keluarga dan mengembara, itu adalah hal yang tidak benar. Ia harus kembali ke tempat asalnya. Seorang ibu rumah tangga mengembara
dengan meninggalkan tugasnya, itu tidak benar, maka ia harus kembali ke tempat asalnya. Itulah kebenaran. Seorang siswa harus berada di tempat asalnya. Itulah kebenaran. Orang percaya harus berada di tempat dimana seharusnya ia berada, itulah kebenaran. Oleh sebab itu penghakiman dari hukum itu disebut penghakiman yang adil. Mengapa disebut adil? Karena penghakiman itu tidak diadakannya emosi. Ketika sesuatu dikembalikan ke tempat seharusnya ia berada, tidak boleh dengan emosi tetapi dengan hukum. Dosa dikendalikan dengan penghakiman agar seseorang yang tidak benar dikembalikan ke tempat asalnya sejauh ia pergi dari tempat asalnya ia dihukum dan kembali ke tempat asalnya di mana seharusnya ia berada. Itulah kebenaran dan kita sendiri tahu akan diri kita.

Anak-anak harus mendengar dan menghormati orang tuanya, demikian mereka harus kembali ke keluarganya. Jika anak-anak tidak kembali ke tempat asalnya, ia menjadi orang yang tidak benar. Sebagai anak-anak Allah, jika tidak menjaga kedudukannya sebagai anak Allah, ia tidak benar, maka ia harus kembali ke tempat asalnya. Jika ia kembali ia benar. Maka kita sendiri tahu apakah aku ini benar atau tidak. Apakah aku ini menjaga tempat asalku atau tidak. Kita sendiri yang tahu. Jika seorang Pendeta tidak menggembalakan, tetapi ia ikut dalam politik, ia tidak benar. Kini beberapa orang Kristen ramai-ramai membuat partai Kristen dan di Jerman ada partai Kristen. Jerman dan negara kita berbeda situasinya, karena hampir 100% rakyatnya adalah orang Kristen. Sebab itu, partai Kristen bagi orang Jerman itu tidak menjadi isu atau masalah besar. Sedangkan negara kita adalah sebuah negara yang terdiri dari berbagai agama. Orang Budha berada dua kali lipat dari orang Kristen. Pasti nanti akan muncul juga partai Budha, hal ini akan mengakibatkan perang agama. Akan terjadi masalah besar. Apakah mereka berpolitik dengan mempersembahannya kepada Tuhan? Mereka yang merosot dan tidak benar melakukan hal seperti ini, saya dan jemaat saya, tidak akan menerima dan kompromi dengan mereka.

Gereja Kristus memiliki tugas yang istimewa sebagai gereja-Nya. Pendeta memiliki tugas istimewa sebagai Pendeta. Ketika pendeta harus menjaga tempat asalnya yang ia seharusnya berada, barulah ia benar. Apa itu iman? Dengan iman kita bertobat. Dengan iman, kita kembali kepada Allah. Iman sesungguhnya ialah kita kembali kepada Allah. Berpaling dari Allah tetapi menuju kepada Allah, itulah yang benar. Itulah kebenaran. Oleh sebab itu Alkitab
mengatakan, kebenaran Allah dinyatakan di dalam iman. Apabila seseorang tidak kembali kepada Allah itu bukan iman. Ketika seseorang kembali kepada Allah, barulah ia berada di dalam iman. Oleh karena itu kebenaran Allah dinyatakan di dalam iman.

Mengapa keadilan Allah menjadi dasar tahta Allah? Tahta Allah tidak terguncang selama-lamanya, Alkitab mengatakannya. Tahta Allah tidak tergeser sedikitpun dari tempat asalnya yang seharusnya berada. Oleh sebab itu tahta Allah di sebut tahta kebenaran. Andaikata tahta Allah tergoyah atau terguncang, itu bukan tahta adil. Maka disebut Allah duduk di tahta yang adil dan tidak tergoncang selama-lamanya, maka tahta Allah adalah benar, karena mendasarkan pada keadilan.
Allah berpihak pada siapa? Allah berpihak pada orang benar. Orang yang tidak meninggalkan tempat asalnya yang seharusnya ia berada. Apabila tergeser 1 cm pun dari tempat asal itu, ia menjadi tidak benar. Iman adalah kembali kepada Allah. Pertobatan adalah kembali kepada Allah. Maka Allah membenarkan orang yang bertobat. Allah membenarkan orang yang kembali ke tempat asalnya dari penyimpangan. Mengapa kita harus mempersembahkan perpuluhan? Allah mengatakan perpuluhan itu milik-Ku. Jika kamu tidak memberi, kamu mencuri milik-Ku. Maka apa yang kita curi itu harus dikembalikan ke tempat asalnya. Jika tidak dikembalikan ia tidak benar selama-lamanya.

Bagaimana kita dapat memanggil Allah sebagai Bapa? Setelah kita bertobat. Karena kita kembali ke tempat asal. Karena anak durhaka kembali ke tempat asal yang seharusnya ia berada. Allah membenarkan dan mengakui orang yang berpihak pada Allah.

Ayat dasar yang telah kita baca mengatakan di mana umat Israel setelah keluar dari Mesir menuju ke tanah Kanaan, mereka melewati kehidupan padang gurun. Ketika mereka menuju ke tanah Kanaan, disekitar perjalanan mereka ada raja-raja yang lain. Mereka harus masuk ke tanah Kanaan dengan melintasi laut merah, padang gurun dan beberapa negeri dan beberapa raja-raja lain. Mereka minta tolong kepada raja Amalekh, “biarlah kami melewati wilayah Amalekh”. Namun Amalekh mengatakan sama sekali tidak boleh. Tetapi umat Israel harus melewati wilayah Amalekh karena diperintahkan Allah untuk menuju ke tanah Kanaan melalui Amalekh. Tetapi Amalekh menutup jalan mereka dan tidak membiarkan mereka lewat. Maka akhirnya terjadi peperangan. Amalekh memiliki pasukan besar dan kuat. Sedangkan umat Israel tidak memiliki pasukan yang besar dan mereka telah lelah karena lamanya mereka melewati padang gurun. Namun terpaksa mereka harus berperang karena tidak diperbolehkan jalan menuju tanah Kanaan. Maka Yosua maju ke medan perang sedangkan Musa naik ke gunung untuk mengangkat tangannya.

Mengapa mengangkat tangannya? Tangan itu mengarah kepada Allah dengan pengakuan kami berpihak pada Allah. Kami hanya berpihak pada Engkau ya Allah. Kami adalah milik Engkau ya Allah. Kepunyaan-Mulah ya Allah. Supaya menyatakan hal itu dengan jelas... karena Allah adalah adil. Allah tidak bentrok dengan pasukan mereka secara fisik, tetapi Dia adil. Karena pasukan Israel kecil, bila mereka berperang dengan Amalekh dengan kekuatannya, Israel akan dikalahkan. Apabila Allah tidak turun tangan, mestinya Amalekh yang harus menang, karena mereka lebih kuat. Pasukan Israel sedikit jumlahnya dan telah lelah. Seketika itu Musa naik ke puncak gunung dan mengangkat kedua tangannya. Jika tangannya diangkat, pasukan Israel mengalahkan Amalekh dan maju. Ketika tangannya turun karena lelah, pasukan Israel dikalahkan dan mundur. Jika ia mengangkat tangannya, Israel maju lagi. Maka Harun dan Hur meletakkan batu untuk kedua tangan Musa dan mereka menopangnya. Supaya jangan turun tangan Musa. Akhirnya kedua tangan Musa dapat terangkat sepanjang hari. Maka Israel menang terus. Akhirnya dapat mengalahkan Amalekh dan melewati wilayah orang Amalekh. Allah berpihak pada siapa? Allah berpihak pada orang yang benar. Siapakah orang benar? Meskipun wajahnya sama, mereka yang kembali kepada Allah, dialah orang yang benar. Karena kita keluar dari Allah maka kembali kepada Allah, itu benar. Demikian kita kembali ke tempat asal.

Orang yang beriman adalah orang yang benar. Mereka sajalah yang ditolong oleh Allah. Allah menolong orang yang benar saja. Kita sendiri yang tahu apakah Allah dapat menolong atau tidak. Apakah aku ini orang benar atau tidak, kita sendiri saja yang tahu dengan jelas. Apakah aku menjaga tempat asalku. Apakah tidak meninggalkan tempat yang seharusnya aku berada? Apakah aku milik Allah, orang yang mengabdi pada Allah? Walaupun kita mengakui bahwa saya milik Allah, tetapi apabila Allah tidak menguasai kita, benarkah kita milik Allah? Ataukah kita menguasai dan mengatur diri kita sendiri? Kemenangan ada pada itu saja.
Mengapa ibadah disebut hanya untuk orang yang menang? Ibadah itu kesempatan kita melihat wajah Allah seperti seorang bayi memandang wajah ibunya sambil disusui. Kita adalah umat-Nya yang melihat wajah-Nya selalu. Allah menganggap hal itu adalah benar. Umat yang berpaling dari wajah Allah itu bukan umat-Nya. Tetapi mereka saja yang tertuju kepada Allah adalah umatnya Allah. Sebab itu kita melihat wajah Allah melalui ibadah. Ibadah kita, sepertinya Musa menuju Allah sambil mengangkat kedua tangannya. Israel menang karena Yosua berperang dan Musa mengangkat kedua tangannya serta Harun dan Hur menopang tangan Musa. Demikian pula Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Anak Allah mencucukkan darah, menjadi Juruselamat kita, Roh Kudus berdoa untuk menolong kita kepada Allah. Pada saat itu Allah bekerja bersama sehingga mencapai kebenaran dengan mendengar doa dari Roh Kudus yang berdoa bagi umat yang dibeli dengan darah Kristus.

Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus berdoa bersama dan menggenapi kebenaran. Kristus memulihkan kita dengan mencucurkan darah, dengan demikian melunasi hutang. Orang kudus yang dijadikan demikian didorong dan dituntun oleh Roh Kudus dan Roh Kudus berdoa untuk orang kudus. Allah yang mendengar doa dari Roh Kudus, mengenal pikiran Roh Kudus, bekerja bersama untuk orang kudus, sehingga menggenapi kebenaran. Demikian dikatakan oleh Roma 8:26-28. Demikian gereja bekerja bersama.

Pada tahun 60-an, jika seorang pendeta diundang KKR, trendnya pada tahun itu dimanapun mengakui “Yehova Nishi” “Allah adalah panji-panjiku”. Begitu turun dari kereta, jemaat yang
menyambut pembicara berseru "Yehova Nishi". “Kemenangan Allah, kemenangan Allah, kemenangan Allah”. Kemanapun pergi diundang KKR, jemaat yang menyambut pengkhotbah itu berseru, “Yehova Nishi, Yehova Nishi”, “Menanglah dengan kemenangan Allah”. Tetapi pada tahun 70-an mulai hilang dan sekaligus gereja mulai bertumbuh.

Jika diundang KKR pada tahun 70-an, bagaimana kondisinya? Salah satu gereja, gedungnya sedang runtuh. Gembalanya harus membangun gedung gereja lagi, tetapi amat susah membangunnya di daerah desa. Namun ia banyak berdoa untuk membangun gedung itu. Seharusnya jemaatnya bertindak dan memberi persembahan. Maka saya mengundang gembalanya agar maju ke depan dan menyuruhnya mengangkat kedua tangannya seperti Musa. Biar jemaatnya menyanyikan pujian 20 - 30 menit, kemudian tangan gembalanya terasa sakit, tetapi saya menegurnya agar terus mengangkat tangannya. Akhirnya seorang penatua maju sambil menangis dan menopang sebelah tangannya dan beberapa jemaat perempuan juga maju sambil menopang tangan gembalanya. Jemaat yang lain menyanyikan pujian sambil menangis dengan kerasnya. Seluruh jemaat mencucurkan airmata. Kemudian jemaatnya mengatakan "Mari kita membangun gedung gereja seperti gembala kita berdoa dan mengharapkannya. Demikian mereka mulai membangun gereja pada hari itu. Banyak gereja dibangun dengan cara demikian. Demikian sebuah jemaat harus bekerja bersama gembala, penatua, jemaat dan pengurus gereja. Demikianlah dapat menggenapi kebenaran.

Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus bekerja bersama sehingga menggenapi kebenaran. Demikian juga gereja Kristus, ibadah, gereja juga. Jika kita kerja bersama, maka dapat menggenapi kebenaran. Ketika Musa, Yosua, Harun dan Hur bekerja bersama, mereka menggenapi kebenaran. Itulah kemenangan! Itulah Yehova Nishi. Demikian Allah memberitahukan rahasia kepada kita, tetapi karena kita tidak mengerti bahwa Allah menolong siapapun yang mengangkat atau menurunkan tangan. Karena mereka tidak memperhatikan hal demikian, sehingga mereka tidak melaksanakan kehidupan rohani yang sesungguhnya.

Melalui ibadah seperti hari ini, seolah-olah kita mengangkat kedua tangan. Pendeta juga menuju kepada Allah, hati maupun tubuh menuju kepada Allah! Kepada Allah! Sepertinya kita menopang tangan pengkhotbah, gembala, demikian kita mendapatkan kemenangan.
Sambil melipat tangan, kita menonton saja mereka yang berperang, Allah tidak menolong kita. Allah menolong kita apabila kita bekerja bersama. Ketika Yosua berperang, Musa mengangkat tangannya, Harun dan Hur menopang tangan Musa, Allah turut bekerja dan menggenapi kebenaran. Dengan seorang istri saja tidak dapat membangun sebuah keluarga yang berkemenangan. Apabila seorang ibu melaksanakan kehidupan iman dengan semangat, suami dan anak-anaknya juga harus menolong. Dan ketika suaminya melayani, istrinya mengangkat tangan dan anak-anaknya menopang tangan ibunya, maka tergenapi kebenaran. Tetapi apabila suami, istri dan anak-anak terpecah belah, keluarga demikian tidak ada kemenangan. Jika kita melihat sebuah keluarga yang sukses dengan iman, mereka bekerja bersama sehingga menggenapi kebenaran, yaitu mereka menang. Bukan hanya berperang di medan perang seperti Yosua, tetapi di rumah jangan melipatkan tangan, angkatlah tangan kepada Allah, sehingga diakui oleh Allah 'dia kembali kepada-Ku'.

Allah mengakui dia adalah milik-Ku, karena Allah melihat kebenaran dalam imannya. Dan Allah membiarkan tergenapi kebenaran ketika Allah melihat kerjasama yang benar. Dari ibadah sampai apapun, kita harus menggenapi kebenaran. Demikian kita harus menang. Mari kita mengangkat kedua tangan dan berserulah, “Yehovah Nishi!” dan berdoalah, “Tuhan tolonglah keluargaku, tolonglah pekerjaanku” dengan sungguh-sungguh seperti suami menopang tangan istri dan istri menopang tangan suami dan anak-anak. Supaya kita kerja bersama dalam kehidupan iman.

Mari kita berseru “Yehova Nishi!” dan berdoa dengan sungguh-sungguh. “Yehovah Nishi!, mari kita berdoa....