Ibadah Yang Dicari Oleh Allah - 9 Mei 2004

INTISARI KHOTBAH
Ibadah yang dicari oleh Allah (Mazmur 51:1-19)

Allah yang kita sembah adalah Bapa yang penuh dengan kemurahan hati dan kasih. Ia membiarkan kita beribadah. Ibadah ialah pertemuan dengan Allah serta melihat wajah-Nya (Kejadian 4:3-5). Ibadah yang dicari oleh Allah adalah jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, yakni hati yang bertobat sungguh-sungguh. (Mazmur 51:16-17).

Hal yang terutama di dalam ibadah ialah pertobatan (Lukas 18:13). Allah tidak mau kita binasa di dalam dosa, tetapi diselamatkan (Yehezkiel 33:11). Allah tidak mendengar seruan dari orang berdosa, tetapi menghendaki orang berdosa bertobat, sehingga hidup (Yesaya 1:18). Pertobatan adalah pengalaman pertama kepada orang yang akan diselamatkan, dan pengalaman pertama untuk bersandar kepada pengorbanan Yesus Kristus. Hal mengakui dosa lebih berharga daripada segala persembahan, maka itu kita bertobat dahulu, lalu memberi persembahan supaya Allah menerima. (Yesaya 1:10-17). Roh Kudus juga datang kepada orang yang bertobat (Kisah 2:38).

· Manusia tidak dapat memandang Allah tanpa bertobat, sebab itu Allah berfirman, ‘terimalah penebusan dosa dulu’.

· Pertobatan ialah pengalaman yang pahit, tetapi itulah jalan kita menerima hidup. Kita dapat memindahkan dosa kita dengan pertobatan.

· Yang tidak perlu bertobat, satu-satunya adalah Yesus Kristus yang menderita untuk kita.

Orang yang tidak bertobat, adalah orang yang tidak percaya kepada Yesus, maupun menipu diri sendiri, serta tidak ada hubungannya dengan Allah.

ISI KHOTBAH

Allah yang kita sembah adalah Bapa yang murah hati dan kasih. Bapa yang penuh murah hati dan kasih. Kita tidak bisa memanggil Allah sebagai Bapa, dan tidak ada hubungan dengan-Nya sebelum kita percaya Yesus. Karena kita mengenal dan percaya Yesus, Allah dan kita menjadi berhubungan sebagai Bapa dan anak, demikian menjadi dekat. Mengenal Allah atau tidak, sebelumnya Allah adalah Hakim Agung, maka kita tidak terlepas dari hukuman Allah yang kejam. Kita takut akan penghakiman karena di dalamnya tidak ada perasaan, tetapi hanya keadilan. Tetapi sekarang, Allah kita bukan Hakim Agung, tetapi Bapa kita. Kita tahu bagaimana seorang bapa mengasihi anaknya. Seorang Bapa setia untuk menyerahkan nyawanya atau lebih dari pada itu untuk anaknya.

Kita memiliki sifat ilahi untuk mengenal kehendak Allah terhadap manusia melalui anak-anak kita, betapa seorang bapa penuh murah hati dan kasih terhadap anaknya. Demikian hubungan di antara Allah dan manusia adalah hubungan di antara Bapa yang penuh dengan murah hati dan kasih dengan anak-Nya. Oleh karena itu kita harus memiliki hubungan yang erat dengan Allah. Maka salah satu dari lima etika ajaran Konghucu adalah ‘hubungan bapa dan anak adalah dekat’.

Orang tua jaman dulu sering mengatakan "Bapa saya tidak bisa memberi uang sekolah pada saya, tetapi tidak mengeluh’, ‘saya dan saudara saya juga tidak mengeluh kepada bapa, tetapi sungguh mengasihi dan menghormatinya’. Karena kita dekat dengan bapa kita, kita mengasihi dan menghormati bapa. Demikian bapa dan anak harus erat hubungannya. Tetapi apabila tidak erat hubungannya atau hanya rutinitas saja di antara bapa dan anak, bagaimana?

Di antara hubungan bapa dan anak itulah hubungan yang paling erat. Tetapi sekarang hubungan antara bapa dan anak itu tidak demikian. Tidak akrab dan saling mengawasi, dan ada batasan di antara bapa dan anak. Maksudnya di dalam keluarganya telah datang kutuk dan penderitaan. Kita sendiri mengetahui dengan jelas apakah keluarga kita berada di dalam kehendak kita atau berada di dalam penderitaan. Bukan hanya ibu dan anak perempuan saja, tetapi bapa dan anak juga erat hubungannya. Hubungan di antara Allah dan kita demikian.

Sebelum kita percaya Yesus, kita tidak beribadah, tetapi sekarang kita beribadah. Melalui ibadah, sungguh kita bergaul sampai dalam dengan Allah. Kita tidak menipu Allah di hadirat-Nya. Dalam perkara dunia, kadang-kadang kita harus berbohong, sampai hubungan suami istri pun berbohong, kalau tidak keluarga bisa sampai terpecah belah. Demikian ada keterbatasan, tetapi di antara orang tua dan anak tidak ada batasan. Hubungan orang tua dan anak erat sekali. Demikian ibadah adalah pertemuan Allah dan kita, maka di dalam ibadah ada pertobatan.

Manusia menjadi musuh Allah karena dosa. Alasan Allah mengatakan bertobatlah supaya kita tidak binasa, tetapi dapat bergaul dengan Allah, karena Allah ingin menyelamatkan, membesarkan, menuntun dan memberi berkat kepada kita sebagai anakNya. Oleh sebab itu, Allah menyuruh kita "bertobatlah". Di dalam Hukum Taurat tidak ada pengampunan, karena tugas Hukum Taurat adalah yang menentukan dosa. Sebab itu tidak dapat mengatakan “Bertobatlah!”. Hanya menetapkan dosa. Seperti seorang dokter mendiagnosa. Dokter itu tidak menciptakan penyakit, tetapi menemukannya. Sama juga dengan Hukum Taurat, ia menemukan dosa.

Ketika kita mengakui, ‘aku ini orang berdosa’, kita hanya memikirkan dosa perilaku kita yang melanggar moral dan etika, dan yang melanggar hati nurani. Dosa demikian memang sudah dialaminya, maka dia mengakui ‘aku memiliki dosa’, sedangkan orang yang tidak memiliki dosa demikian, dia mengira ‘aku tidak punya dosa’. Dosa demikian adalah dosa perilaku atau dosa perbuatan. Tanpa bergantung pada pribadi kita secara demikian, kita adalah orang berdosa dari awalnya, yaitu dosa asal. Maka kita semua memiliki dosa asal ini. Maka Mazmur 51 adalah firman yang sangat penting, sehingga teologia juga mendasarkannya firman ini. Ayat 6 dan 7, “Terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa, sesungguhnya dalam kesalahan aku diperanakkan dalam dosa, aku dikandung ibuku”. Sebelum kita dikandung ibu kita. Ibu kita sendiri mengandung kita sebagai orang berdosa. Maka pada saat kita dikandung sebagai orang berdosa dan bertumbuh sebagai orang berdosa. Akhirnya kita diperanakkan sebagai orang berdosa.

Pada saat Adam berbuat dosa, roh jiwa manusia telah mati di dalam Adam, manusia menjadi orang berdosa. Mengenai hal ini, kita tidak dapat belajar dari dunia manapun. Di dalam Hukum Taurat pun kita tidak dapat mempelajarinya. Seperti ayat bersangkutan mengatakan kita dikandung ibu kita sebagai orang berdosa dan diperanakkan sebagai orang berdosa. Demikian dari awalnya roh manusia telah mati. Dosa yang dibuat Adam itu disebut sebagai dosa asal, maka kita mati bukan karena dosa kita sendiri, tetapi karena dosa asal. Karena kita percaya Yesus, barulah kita menemukan dan menyadari bahwa kita adalah orang berdosa. Sebelum kita berbuat dosa perilaku masing-masing, kita telah memiliki dosa asal. Dosa asal tidak dapat dihapus dengan pertobatan dan pengampunan. Kita sering mengatakan "aku mendapat penghapusan dosa." Maksudnya adalah dosa kita telah dihapus.

Ada dua cara penghapusan, Pertama, harus mendapat penebusan. Seperti hutang kita ditebuskan. Kedua, Kita harus mendapat penghapusan dosa dengan pengampunan. Dosa perilaku kita dapat dihapuskan dengan pengampunan, sedangkan dosa asal dapat dihapuskan dengan penebusan saja. Walaupun Allah mengasihi seluruh manusia, tetapi tidak menebus dosa mereka apabila mereka tidak percaya. Misalnya, kita tidak melunasi hutang orang sebanyak sembilan juta dengan 8 juta uang kita. Demikian dosa Adam tidak dapat dilunasi apabila tidak datang yang lebih besar dari pada Adam. Maka Allah mengutus Anak-Nya, Ia disebut Adam Akhir. Selain Anak Allah, siapapun tidak dapat melunasi dosa Adam Pertama.

Dosa pribadi yang kita perbuat masing-masing mendapat pengampunan dosa dengan kita bertobat. Tetapi dosa yang dibuat Adam tidak mendapat pengampunan, tetapi harus mendapat penebusan dosa. Walaupun seseorang tidak membuat kesalahan setelah lahir, tidak membuat dosa perilaku karena hidupnya saleh dan bertapa, tetapi ia tetap memiliki dosa Adam. Dosa ini tidak dapat diampuni, karena kita dilahirkan sebagai orang berdosa yang harus mendapatkan penebusan dosa, maka maksud percaya Yesus ialah, kita menerima dan bersandar pada pengorbanan Yesus. Dia melunasi hutang sebagai ganti saya. Dia dihukum sebagai ganti saya. Dosa yang dibuat Adam, yaitu dosa asal itu, telah dilunasi oleh Yesus. Lalu dalam nama Yesus kita bertobat, dan mendapat pengampunan dosa dari dosa perilaku kita.

Mari kita baca I Yohanes 5:16-17 bersama-sama, “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang dosa itu tidak kukatakan bahwa ia harus berdoa”. Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut. Kalau dosa perilaku, harus mendapat pengampunan ketika kita menyadari dosa itu dengan bertobat. Sedangkan ada dosa yang mendatangkan maut, yaitu dosa yang tidak dapat dihapuskan, itu harus ditebus, yaitu dosa asal. Artinya bilamana keluarga kita sakit keras, kita sebagai orang percaya berdoa sebagai ganti keluarga kita, ‘Bapaku tidak percaya Yesus, tetapi sembuhkanlah!’. ‘Mamaku tidak percaya Yesus, tetapi sembuhkanlah!’. Doa demikian tidak dapat dikabulkan. Untuk orang yang berada di dalam dosa yang mendatangkan maut, jangan kamu berdoa, akan jadi sia-sia. Siapapun orang percaya, yaitu orang yang mendapat penebusan dosa dengan pengorbanan Yesus saja mendapat pengampunan dosa, serta kuasa dan kasih anugerah. Dosa itu begitu mengerikan.

Biasanya kita ingin bertanggung jawab atas dosa perilaku kita, tetapi kita berpikir, ‘mengapa aku harus bertanggung jawab terhadap dosa yang aku tidak buat’, namun Allah mementingkannya. Maka pertama Allah mengutus Yesus dan membiarkan-Nya mati di kayu salib, supaya kita bersandar pada pengorbanan-Nya, tetapi tidak merobohkan dosa kita, demikian kita tidak dapat bergaul dengan Allah.

Apa itu ibadah? Ibadah itu adalah saat kita bergaul dengan Allah dengan sungguh-sungguh. Pasti tidak ada orang yang berbohong kepada Allah dalam ibadah. Maka di dalam ibadah kita tidak menyembunyikan dosa kita, tetapi kita bertobat. Oleh karena itu di dalam ibadah, kita tidak boleh menipu Allah. Maka di hadapan Allah kita harus tulus, meskipun kita tidak dapat mengakui di hadapan manusia karena malu, tetapi kita tidak akan malu, maka kita harus bertobat hingga ke pikiran kita, karena Yesus menyamakan pikiran kita juga sebagai dosa. Kita tidak boleh menyembunyikan dosa hingga pikiran kita di hadapan Allah, supaya kita bergaul dengan Allah dengan erat. Tetapi, jikalau seseorang menyembunyikan dosa atau tidak berdosa, apa hubungannya dengan dosa Adam? “Aku bukan orang berdosa”, dia tidak bias menjaga hubungan yang dekat dengan Allah. Kita tidak bisa bergaul dengan Allah.

Mengapa Abraham disebut sebagai bapa orang percaya? Karena dialah yang bergaul dengan Allah dengan erat. Di dalam ibadah, kita harus bergaul dengan Allah dengan erat. Oleh karena itu, waktu kita bergaul dengan Allah, tidak boleh menyembunyikan dosa kita. Maka bukan di depan manusia, tetapi di hadirat Allah kita mengakui sebagai orang berdosa, dan mendapat pengampunan dosa sambil bersandar pada pengorbanan Yesus. Demikian kita menjadi bebas dari dosa. Dengan keadaan dihapuskan dosa kita, barulah kita dapat bergaul dengan Allah. Oleh karena itu dengan memiliki dosa, kita tidak dapat beribadah. Mari kita baca lagi Mazmur 51:18-19 bersama-sama, “Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan, tetapi Engkau menyukai jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk”.

Allah tidak menyukai tata ibadah, tetapi Ia menyukai jiwa yang hancur dan hati yang patah remuk. Bila Allah menyukai korban sembelihan, saya berikan. Tetapi yang Allah sukai adalah jiwa yang hancur dan hati yang patah remuk. Allah tidak menghina jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk. Walaupun ada persembahan besar, dan tata ibadah di dalam ibadah, yang Allah sukai adalah pertobatan. Maka di dalam tata ibadah kita ada pertobatan sebelum kita mendengar khotbah. Karena kita mengikuti ibadah setiap minggu, sehingga ada beberapa orang yang bertobat secara rutin. Tetapi pertobatan itu harus menjadi kesungguhan. Supaya kita bergaul dengan Allah. Mari kita baca I Yohanes 1:5-10 bersama-sama. Kalau kita tidak berada di dalam terang, kita tidak bisa bergaul dengan Allah. Kalau kita mengabaikan bahwa ‘aku tidak berdosa’, maka kita tidak dapat bergaul dengan Allah. Mengapa? Karena hukum Taurat menetapkan kita sebagai orang berdosa, maka Allah harus menghakimi kita dengan hukum-Nya. Tetapi sebelum penghakiman-Nya terjadi, Ia mengutus Kristus supaya kita jangan mati dengan penghakiman-Nya.

Karena Allah mengakui kita adalah orang berdosa, mengutus anak-Nya untuk menghapuskan dosa kita. Apakah pekerjaan Allah percuma? Apakah pikiran Allah salah? Jika kita mengabaikan diri sebagai orang berdosa, kita mengabaikan kebenaran, kita mengabaikan apa yang dikerjakan Allah, sehingga tidak dapat bergaul dengan Alah. Maka kita harus mengakui bahwa, ‘aku adalah orang berdosa’.

Jangan Anda seolah-olah menjadi orang yang rendah hati, tetapi harus mengakui sebagai orang berdosa, karena itulah kebenaran. Oleh sebab itu, apabila kita mengatakan, ‘aku tidak berbuat dosa, kita tidak dapat bergaul dengan Allah. Dengan mengakui dosa kita ‘aku berbuat dosa’, kita dapat bergaul dengan Allah. Orang kristen harus mengakui dosa di hadapan Allah. Kita harus bisa mengakui dosa di hadapan Allah. Kita harus mengakui dosa di hadirat Allah tanpa ragu-ragu dan berani. Iblis akan menggoda kita supaya kita jangan bertobat dan mengajar kita, ‘kamu tidak berbuat dosa’. Tetapi kita harus bertobat. Mengapa? Supaya kita bergaul dengan Allah. Kita harus bergaul dengan Allah se-erat mungkin.

Ibadah kita adalah kesempatan yang dapat memperlihatkan sikap kita dengan lengkap dan sempurna. Ibadah itulah saat kita paling lengkap dan sempurna, karena kita bersandar pada pengorbanan Kristus, dan mendapat kasih sayang Bapa dan didorong oleh Roh Kudus, yaitu keadaan yang terharu oleh kebenaran. Oleh karena itu, hari kudus adalah hari dimana kita beribadah. Maka hari Tuhan, harus menjadi kudus sepanjang hari. Satu bulan kehidupan kita menjadi hari kudus. Demikian sepanjang tahun dan seluruh kehidupan kita menjadi hari kudus, yaitu kita menyatakan sikap kita yang sempurna dan lengkap seperti kita berada di dalam ibadah. Maka, di dalam ibadah, kita harus membuang dosa kita, dan menerima pengorbanan Kristus, dan mendapat pengampunan dosa, demikian kita menerima kasih sayang dari Allah dan percaya wahyu dari Allah serta mengasihi dan bersandar pada Allah, demikian kita bergaul dengan Allah 100%.

Kita menerima kasih sayang dari Allah dengan sepenuhnya, dan kita bersandar kepada Allah juga dengan sepenuhnya. Maka pada saat kita beribadah, itulah saat yang berbeda dengan yang lain.,yaitu dibedakan dan dipisahkan maka itulah saat yang kudus. Maka ibadah adalah saat kita melepaskan dosa untuk bergaul dengan Allah. Yaitu saat yang menyatakan gambaran iman kita yang lengkap dan sempurna. Seperti sepasang mempelai laki-laki dan perempuan menyiapkan tubuh dan suasana, juga hati, itu yang sempurna, supaya pertemuan dan perkawinan itu menjadi sesuatu yang sempurna, walaupun mereka telah saling mengenal.

Demikian di dalam ibadah, kita mencapai puncak pertemuan di antara Allah dan kita. Itulah hari kudus, hari Tuhan, yaitu hari kita beribadah. Walaupun kita sudah menyiapkan penampilan kita, tetapi apabila kita tidak bertobat, maka percuma saja. Oleh karena itu, kita harus bertobat waktu kita beribadah, supaya iman kita dapat menyata-gambarkan dengan sempurna. Mari kita sukseskan ibadah. Itulah cara dimana kita menyenangkan hati Allah.

Bukan hanya kita saja, tetapi biarkanlah anak-anak kita juga harus sukseskan ibadah. Sambil menggenggam tangan, mari kita berseru, ‘roh jiwaku bergaullah dengan Allah’. Kita harus bergaul dengan Allah dengan erat. Walaupun kalian duduk di gereja ini, tetapi sia-sia bilamana saudara mengikuti tata ibadah saja. Tetapi saudara harus bergaul dengan Allah. Saudara harus bergaul dengan Allah. Manusia siapapun tidak dapat melihat dan mengenal saudara, tetapi Allah kita melihat dan mengenal kita.

Sambil menggenggam tangan berserulah tiga kali "Mari roh jiwaku bergaullah dengan Allah!" Sebagai manusia yang tidak memiliki dosa yang harus bertobat ialah hanya Yesus Kristus saja. Yesus Kristus saja satu-satunya yang tidak perlu bertobat. Sedangkan kita, tidak bisa menjadi lengkap dan sempurna tanpa pertobatan. Alkitab juga mengatakan, ‘lengkap dan sempurnalah seperti Allah’. Bukan karena kita tidak berdosa kita bisa sempurna dan lengkap. Kita adalah orang berdosa. Dengan mengakui hal itu, kita mendapat penebusan dosa dan dengan bertobat, kita mendapat pengampunan dosa. Demikian dosa kita dihapuskan. Allah kita lengkap dan sempurna, maka kita dapat bergaul dengan Allah, setelah mendapat penghapusan dosa.
Di dalam ibadah, kita bergaul dengan Allah. Saat ini saudara jangan menipu Allah. Waktu saudara memberi persembahan, jangan pelit di hadapan Allah, tetapi berilah dengan sungguh-sungguh dan dengan sukarela. Bergaullah dengan Allah dengan erat, dengan akrab, supaya Allah mengakui, ‘ia akrab dengan-Ku’, ‘ia tidak menipu dan berbohong’, ‘dan tidak mempermainkan Aku’.

Waktu kita berdoa mari kita bertobat, ‘ampunilah dosaku’. Supaya kita beribadah tanpa dosa. Supaya saudara bertobat sungguh-sungguh, sehingga roh jiwamu yang tidak berdosa dapat bergaul dengan Allah, mari kita berdoa!

Bersyukur Kepada Allah - 2 mei 2004

INTISARI KHOTBAH
Bersyukur kepada Allah (I Tesalonika 5:12-22)

Allah yang kita sembah adalah Allah yang baik. Ia memperlihatkan Anak-Nya yang tunggal, yaitu Juruselamat, supaya dunia mengecap kebaikan, rahmat dan kasih sayang Allah, dunia akan binasa yakni penghakiman adil (Yohanes 16:11), sebab rohnya mati oleh karena dosa awal dan kemerosotan (Efesus 2:1). Tetapi Allah mengutus Yesus Kristus sebagi penebus dosa (Yohanes 3:16), agar manusia jangan binasa, tetapi agar diselamatkan, karena kita memperoleh keselamatan dan hidup kekal (Efesus 1:5-10), dengan kasih sayang dari Allah dan kasih anugerah Kristus. Kita harus memberitakan kabar baik yang begitu besar ini keseluruh bangsa.

Injil ini adalah iman yang menyelamatkan seluruh bangsa. Kebenaran Allah dinyatakan dari injil ini (Roma 1:14-17). Kehidupan iman ialah, yang mengakui kasih anugerah yang sebesar ini dan menaikkan syukur (Matius 8:4). Pemberitaan injil adalah ungkapan kita kepada orang lain mengenai keselamatan yang kita terima (Kisah 3:6-10). Kita seharusnya jangan memadamkan Roh Kudus, dengan sukacita senantiasa, tetap berdoa dan mengucap syukur dalam segala hal (I Tesalonika 5:18).

· Ibadah sejati adalah mengucap syukur sungguh-sungguh. Allah mencari mereka yang menyembah Allah demikian.

· Ibadah sejati ialah harus bersukacita, bersyukur dan berdoa sungguh-sungguh. Roh Kudus turut bekerja untuk hal itu.

· Mari kita mengungkapkan dan menyaksikan kasih anugerah yang kita terima, itulah ibadah dan syukur, Roh Kudus turut bekerja untuk hal itu.

Dengan berapa banyak kita menyenangkan hati Allah selama kita tinggal di dunia ini?

Mari kita menyenangkan hati Allah dengan sukseskan ibadah.


ISI KHOTBAH

Allah yang kita sembah adalah Allah yang baik. Sepertinya kita mengenal hal baik, tetapi sebenarnya kita tidak mengerti dengan jelas. Ketika mereka datang kepada Yesus dan mengatakan “Guru yang baik!” Yesus berkata, “Mengapa kamu katakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja”, Lukas 18:18-19. Mereka menyangka baik itu sebagai baik hati. Apa artinya baik hati bagi Allah? Kita sering menyebut Allah kita adalah baik, atau Yesus adalah gembala yang baik. Yesus sendiri menyebut diri-Nya sebagai gembala yang baik.

Di dalam taman Eden, Adam yang ilahi pertama kali dia menerima perintah dari Allah ‘jangan makan buah pengetahuan baik dan jahat, jika kamu makan maka kamu akan mati pasti’. Buah pengetahuan yang baik dan jahat itu maksudnya yang baik dan yang jahat sedang bersebelahan dan saling menyentuh. Itu maksudnya ada garis batas. Negara kita dipisahkan antara Utara dan Selatan maka ada garis pembatas yang tidak boleh dilampaui oleh kita, juga oleh mereka. Demikian baik itu adalah garis batas, jika melampaui garis batas itu menjadi yang jahat. Yang baik itu adalah hakekat atau sifat dasar Allah. Yang baik itulah memuatkan segala-galanya dari Allah.

Ketika kita mengatakan Allah yang baik atau gembala yang baik, disitu yang baik artinya kesempurnaan. Kebaikan Allah artinya kesempurnaan, maka di dalam kebaikan ada kasih, kuasa, hidup, belas kasihan dan segala-galanya dari Allah. Apapun kepunyaan dari Allah, kuasa-Nya atau sorga-Nya, itu semua termasuk dalam kebaikan-Nya. Segalanya dari Allah... Oleh sebab itu, apabila kita melampaui garis batas dari kebaikan itu, menjadi yang jahat, yaitu maut, kutuk, hukuman, penderitaan dan sengsara yang tak habis-habisnya. Demikian jika melewati garis batas dari yang baik menjadi yang jahat. Yang baik dan yang jahat tidak dapat berada bersama. Maka Alkitab mengatakan, terang dan kegelapan, yang benar dan tidak benar tidak dapat bergabung bersama. Allah dan berhala bagaimana dapat berada bersama? Orang yang percaya dan yang tidak percaya bagaimana dapat bergaul bersama? Demikian yang baik dan yang jahat tidak dapat berada bersama. Oleh sebab itu, Allah mengatakan jangan melewati garis batas itu. Tetapi Iblis menggoda Adam, agar melampaui garis batas itu. Sebab itu manusia kehilangan hidup, kebahagiaan, kemudian kuasa yang kekal seketika itu juga.

Manusia kehilangan akan Allah yang baik dan tidak boleh melihat-Nya lagi. Yang tinggal pada manusia hanya yang jahat, ketidak-bahagiaan, kutuk dan hukuman saja. Maka manusia meninggalkan kebaikan Allah, dan tinggal bersama yang jahat. Walaupun Adam yang diusir dari taman Eden melahirkan dua anak laki-laki, anak sulung membunuh adiknya, dan anak sulung itu meninggalkan orang tua lalu mengembara. Demikian terpecah belah keluarga mereka dan didatangani oleh kutuk. Dia tidak boleh kembali ke taman Eden, dan lingkungannya dikutuk, sehingga penuh dengan semak duri dan rumput duri. Mereka tidak boleh melihat yang baik, dan tidak boleh mengintip ke dalam taman Eden, karena ditempatkannya pedang yang menyala-nyala untuk menjaga taman Eden. Itulah yang jahat.

Tetapi Allah mengasihi manusia, lalu mengaruniakan kasih anugerah agar manusia menyadari dan ikut serta dalam kebaikan Allah. Sewaktu Allah mengaruniakan kasih anugerah, itu haruslah menghapus dosa manusia, maka diutuslah Yesus sebagai penebus dosa. Oleh karena itu, Yesus menyerahkan nyawa-Nya. Hal ini bukanlah sesuatu dari keagamaan, tetapi itulah pengalaman kita yang nyata. Itu bukan filsafat atau gagasan kita, tetapi pengalaman. Hal kita mendapat penghapusan dosa ialah pengalaman kita yang nyata.

Seluruh hidup saya, saya bersyukur, walaupun tubuh saya berada di dalam dunia dan budaya yang sama serta menggunakan peradaban yang sama, tetapi roh jiwaku dipisahkan dari dunia. Roh jiwaku tidak sama dengan mereka, walaupun saya berada di dalam misi dan pesawat terbang yang sama, roh jiwaku tetap berpegang. Walaupun saya menderita, roh jiwaku dibeli oleh darah-Nya, dan dijaga serta dituntun dengan mencurahkan Roh Kudus. Saya mengakui telah menerima berkat dari Allah sebagai domba dan gembala yang baik, sebagai anak dari Bapa yang baik.

Masalah mereka, karena tidak mengakui kasih anugerah yang dikaruniakan dari Alah. Kadang kadang mereka mengeluh tidak percaya, dan melawan atau memberontak terhadap Allah, sehingga menjatuhkan diri sendiri dalam keputus-asaan. Alkitab memberi nasihat kepada kita supaya kita jangan mencobai Allah. Jangan berani mencobai Allah. Dalam doa Bapa kami, ada kalimat, ‘jangan membawa kami ke dalam pencobaan’.

Seri kedua dari Demonologi adalah “Siapakah roh-roh penyesat itu?”. Kita semua harus membaca buku itu. Jemaat Sungrak diakui sebagai jemaat yang menjalankan kehidupan iman terbaik di dunia ini. Jemaat di manapun saya pergi, mereka merindukan jemaat Sungrak, karena mereka menyangka jemaat Sungrak itulah yang menjalankan kehidupan iman paling unggul. Tetapi seperti anak-anak yang tidak hebat karena bapanya hebat, dan tidak cerdas karena bapanya cerdas. Mereka bisa salah sangka demikian, karena mereka melihat hanya saya saja. Tetapi saya berharap sungguh-sungguh, supaya jemaat Sungrak semua mendapat Roh Kudus, dan memiliki pengetahuan rohani yang mantap, sehingga saya bisa merekomendasikan kalian sebagai jemaat Sungrak.

“Jangan membawa kami ke dalam pencobaan”, itu artinya jika kita mengabaikan dan meninggalkan Allah, Allah pun membiarkan kita. Di dalam II Tesalonika 2:11-12, mari kita baca bersama-sama, “Dan itulah sebabnya, Allah mendatangkan kesesatan atas mereka yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan”. Kita bisa tahu dua hal dengan jelas dari ayat yang kita baca. Sebenarnya Allah membiarkan kita percaya Yesus dan menerima kasih anugerah dan hidup serta berkat, tetapi dari ayat tadi Allah mendatangkan kesesatan supaya mereka percaya akan dusta. Allah yang membiarkan kita percaya yang benar dan Yesus, tetapi membiarkan percaya akan dusta sehingga tidak percaya akan kebenaran. Allah yang membiarkan kita jangan dihukum, tetapi diselamatkan, namun membiarkan mereka dihukum. Maka di dalam doa Bapa kami kita berdoa, “Jangan membawa kami ke dalam pencobaan”.

Allah mendatangkan kesesatan. Mengapa? Karena mereka percaya akan dusta, maka Allah membiarkan mereka percaya lebih akan dusta, dan menutupi jalan ke kebenaran. Dan kepada orang yang tidak mau diselamatkan, dibiarkan dihukum dan dibinasakan. Jika kita tidak mengasihi roh jiwa kita sendiri, siapapun juga tidak dapat menolong. Allah berkata karena Ia mengasihi roh jiwa kita. “Kasihilah roh jiwamu sendiri!”. Tetapi, apabila kita tidak mengasihi roh jiwa kita sendiri, Allahpun tidak bisa menolongnya. Cara mengasihi diri sendiri adalah mengasihi Allah yang mengasihi roh jiwa kita. Kita harus bersyukur kepada Alah. Yesus adalah Anak Allah. Ia selalu bersyukur kepada Allah sambil berdoa. “Bapa, mempermuliakan Aku”. Dan di depan kuburan Lazarus pun, Dia berterima kasih kepada Bapa. Dia selalu bersyukur. Bukan karena keadaan kita bagus, sehingga kita bersyukur.

Apa itu ibadah? Allah berfirman kepada Israel maupun Firaun, “Biarkanlah umat-Ku pergi, mereka akan melakukan perayaan di padang gurun”. Akan beribadah dan akan memberi persembahan korban. Hari raya dan ibadah, itulah yang dipadatkan tiga hal tadi. Masa kini kita melakukan tiga hal itu dalam beribadah. Ibadah adalah hari raya besar. Kita melayani Allah melalui ibadah. Kita tidak dapat menduga, betapa susahnya dan menderitanya di padang gurun umat Israel. Kehidupan mereka di padang gurun amat susah, sehingga tak terduga, namun demikian mereka tetap beribadah syukur di hadapan Alah. Itulah ibadah.
Pada hari ini, saudara dan saya berkumpul di gereja, dan beribadah syukur. Kita tidak hanya mengalami hal yang baik saja, tetapi ada yang sulit yang tidak dapat diucapkan selama kehidupan seminggu. Hal seperti itu adalah suatu penderitaan di dalam kehidupan pengembara. Kita tidak akan hidup terlalu lama di dunia ini. Kadang-kadang mereka yang panjang umur, hidup beberapa puluh tahun lebih lama dari pada kita, tetapi bagaimanapun tetap akan meninggalkan dunia ini. Sungguh ketika kita terlepas dari tubuh, kita akan disambut oleh Tuhan, dituntun dan dibawa ke tempat yang disiapkan oleh Tuhan. Seperti Stefanus dan Yesus yang mengatakan, ‘terimalah roh jiwaku’ ketika meninggal, demikian juga roh jiwa kita akan di terima Allah, meskipun kita hidup dengan bersandar pada tubuh di dunia ini.

Sejak dua minggu yang lalu, mungkin saya tidak bisa melihat saudara lagi. Setelah selesai ibadah ketiga, mungkin saya tidak bisa melihat saudara lagi. Tetapi karena Allah menghidupkan lagi, saya berkhotbah lagi. Hal itu dapat mengundang kematian, hanya karena perbedaan sedikit saja. Suatu saat, kita akan meninggalkan dunia secara tiba-tiba. Supaya pada saat itu kita dapat menyerahkan roh jiwa kita ke dalam tangan Bapa dengan lega hati, bahwa “terimalah roh jiwaku”, maka kita harus menyiapkannya.

Allah sudah memberi janji yang cukup mengenai hal itu melalui Yesus. Oleh karena itu Yesus mengatakan, “Anak manusia datang ke dunia ini untuk memberi hidup kepada kawanan domba-Nya dalam kelimpahan”. Kemudian Yesus mengatakan, “Makanlah daging-Ku, minumlah darah-Ku!”. Di dalam dirimu ada hidup, bilamana kamu minum darah-Ku dan makan daging-Ku. Dunia tidak dapat menghibur kita dan tidak dapat menyediakan tempat tinggal kita yang kekal. Oleh karena itu Yesus mengatakan, ‘jangan menumpuk harta bendamu saja di dunia’. Apa yang disimpan di sorga tidak akan hilang. Di mana hartamu berada, di situ hatimu berada. Yesus memberi iman kepada kita dan selalu mengatakan perkataan yang benar. Oleh sebab itu, ibadah maupun ibadah persembahan, itu dilaksanakan karena kita mendengar dan mengikuti firman dari Yesus. Kita mengikuti firman dari Yesus melalui ibadah ini.

Jika kita pelit terhadap Allah, kita pelit terhada diri sendiri, jika kita mengabaikan Allah, kita mengabaikan roh jiwa sendiri dan orang yang tidak percaya kepada Allah, dia mengutuki diri sendiri. Bagaimana kita mengasihi roh jiwa diri kita sendiri? Saya pernah ingin mati, sebab saya berfikir tubuh itulah saya sendiri. Tetapi sekarang, walaupun tubuh saya sengsara dan menderita, roh jiwa saya dapat bergembira. Saya belajar sehingga bisa mengasihi dan memberkati roh jiwa diri sendiri, walaupun tubuh saya menderita dan sengsara. Karena saya memberkati roh jiwa diri sendiri, Allah juga mengakuinya dan karena saya mengasihi roh jiwa sendiri, Allah juga mengasihinya. Untuk roh jiwa sendiri. Saya mengasihi roh jiwa jemaat waktu saya berkhotbah. Saya mengasihi roh jiwa jemaat, sampai membanggakan diri, apakah ada orang yang mengasihi jemaat lebih dari pada saya di dunia ini? Benar saya mengupayakan mengasihi roh jiwa jemaat, karena saya mengasihi roh jiwa sendiri. Kita harus bersyukur dalam segala hal untuk roh jiwa kita sendiri. Kita perlu bersukacita senantiasa. Kita perlu tetap berdoa. Tetapi apa yang lebih perlu adalah, kita harus bersyulur dalam segala hal.

Orang Korea pelit dalam hal mengucapkan terima kasih. Orang Amerika mendapat berkat di dunia. Saya ke AS pertama kali kira-kira 30 tahun yang lalu. Waktu itu saya sangat terharu. Saya diundang oleh satu keluarga. Anak kecil yang baru mulai ngomong dan berjalan, anak itu mengatakan “kiss me” kepada maminya dan mengatakan “thanks” waktu maminya memberi jalan. Di antara suami istri, maupun orang tua dan anak, selalu mengucapkan “thank you, thank you”. Ketika di restoran pun, mereka mengatakan “thank you”. Saat ditawari sesuatu, jika ia tidak mau, dia tetap mengatakan “no, thank you”. Kalau orang Korea berkata hanya “tidak”, sudah, itu saja. Waktu mereka menolak pun, mereka mengatakan “no, thank you”. Saya melihat dengan teliti orang Korea yang juga hidup di sana, mereka mengatakan “no, thank you”, ketika mereka menolak sesuatu, tetapi logatnya berbeda, bukannya“no, thank you”, tetapi, “nothankyou!”(dengan cepat). Jadi mereka ucapkan yang sama “no thank you”, namun logat orang Korea kasar, sedangkan orang asli di sana biasa mengucapkan ‘thankyou’ walupun mereka sedang menolak sesuatu.

Saya menyadari bahwa bahasa dari orang yang hanya diberkati di dunia ini saja, dan tidak mengerti konsep berkat di dunia ini, berbeda. Setelah 3 bulan mendengar ‘thankyou’ melulu dari sana, dan sewaktu pulang ke Korea, sepertinya masuk di lingkungan gersang. Maka kita harus mengucapkan ‘terima kasih, terima kasih’ terus, apalagi di hadapan Allah, kita harus mengucapkan syukur kepada Allah.

Kita harus banyak sekali bersyukur pada suatu saat. Maka kita harus bersyukur kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, walaupun tubuh kita menderita sengsara dan dikutuk, karena Alkitab mengatakan, ‘orang yang diberkati akan menerima berkat, sekaligus penganiayaan’. Walaupun seseorang menang dalam kehidupan rohani, bisa juga menghadapi penderitaan dan sengsara secara tubuh atau di dalam lingkungan. Tetapi karena Allah memberi hidup kekal, bagaimanapun kita harus bersyukur, bersyukur terus. Khususnya melalui ibadah, kita harus bersyukur dengan sungguh-sungguh. Roh jiwaku harus bersyukur. Apakah benar hati kita penuh dengan syukur.

Kesuksesan atau kegagalan ibadah tergantung pada hati kita bersyukur. Itu artinya kita bersyukur bukan karena urusan manusia, tetapi karena Allah membiarkan kita mengenal-Nya. Tanpa Yesus, kita tidak dapat mengenal Allah, tidak dapat mengenal sorga, maupun hidup kekal. Betapa syukurnya! Maka, apakah saudara memiliki iman atau tidak?, itu tergantung pada syukur dalam ibadah. Kesuksesan ibadah tergantung syukur, karena ibadah itu sendiri adalah bersyukur.

Kehidupan padang gurun umat Israel itu penderitaan dan sengsara, tetapi mereka tetap bersyukur dalam ibadah mereka. Mereka tetap bersyukur dalam ibadah. Apa itu ibadah? Ibadah adalah yang bersyukur kepada Allah. Walaupun saudara berkumpul di sini dan ikut ibadah, apabila tidak bersyukur, saudara tidak beribadah yang sejati. Roma 12:1-2 mengatakan, ‘bedakanlah saudara, manakah kehendak Allah, apa yang baik yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna’. Itulah ibadah yang sejati. Jika saudara mengerti kebaikan Allah, bersyukurlah kepada Allah!

Apabila saudara ada keluhan, saudara gagal dalam ibadah ini. Saudara sukses dalam ibadah ini bila saudara bersyukur. Walaupun kesulitan bertumpuk di dalam keluarga saudara, dan penderitaan melindas saudara seperti gelombang, saudara harus bersyukur dengan keputusan, bahwa ‘aku akan menang atas dunia dan akan masuk dalam pelukan Allah’. Demikian, harus bersyukur. Itulah ibadah sejati.

Dalam ibadah ini kita harus bersyukur, sebab dosa kita dihapus, sehingga dapat memanggil Allah sebagai Bapa. Walaupun kita menderita dan sengsara, tetapi dipisahkan dari dunia, sehingga kita mengakui Allah sebagai Bapa, maka betapa syukurnya. Roh Kudus berada di dalam diri kita dengan menyamakan kita sebagai bait-Nya, dan memberi kuasa dalam kelimpahan, maka kita harus bersyukur.

Saudara, jangan menolak kuasa dari Allah, tetapi terimalah!, jangan menolak kasih anugerah, terimalah! Jangan menolak kasih Allah, terimalah!, terima sajalah dengan bersyukur. Waktu kita berdoa, bila kita bersyukur dengan sungguh-sungguh, itu berarti saudara telah sukseskan ibadah. Apabila saudara berpikir tidak ada yang harus disyukuri kepada Tuhan, itu berarti saudara gagal beribadah. Mari kita sukseskan ibadah ini dengan mengucapkan syukur, mari kita bersyukur kepada Allah dalam segala hal. Mari kita berdoa dengan suara keras. Saudara, jangan berpikir hal hal dimana saudara menderita, tetapi akuilah dengan, mulut saudara, syukurlah dan bersyukurlah!

Dia akan datang kembali dengan cara yang sama - 4 april 2004

INTISARI KHOTBAH
Dia akan datang kembali dengan cara yang sama (Kisah 1:6-11)

Allah yang kita sembah adalah Alpha dan Omega.
Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia.

Yesus Kristuslah yang naik ke surga sesudah menebus dosa manusia (Ibrani 10:12-14), Allah membangkitkan-Nya dari antara orang mati (Kisah 2:32), kita adalah saksi mengenai perkara ini (Kisah 3:15), maupun Roh Kudus (Kisah 5:32).

Ketika Yesus naik ke sorga sesudah kehidupan pelayanan (Kisah 1:9), awan mengiringi-Nya, yaitu awan-awan dari sorga (Matius 26:64), sekarang juga Ia duduk di atas awan (Wahyu 14:14-16), Ia akan datang kembali dengan diiringi awan-awan, itulah bala malaikat.

Ada yang akan melihat hal itu (Matius 16:27-28), yaitu mereka yang ikut serta kebangkitan pertama, (I Korintus 15:23) mereka akan diangkat dalam awan dan melihat Tuhan (I Tesalonika 4:16-17), mereka yang ilahi akan diiringi oleh bala tentara, sedangkan mereka yang akan binasa akan melihat itu sebagai kabut. Siapapun tidak dapat melihat Tuhan tanpa kesaksian Roh Kudus (I Korintus 12:3).

· Yang kita percaya itu bukan bayangan atau mimpi, tetapi kenyataan sejati, yaitu Kebenaran.

· Sudah dekatnya kedatangan Tuhan, waktu tidak berhenti dan tetap berlalu. Hari Tuhan akan datang seperti pencuri.

· Jangan biarkan roh jiwa kita bersandar pada tubuh yang bertahan sementara dan satu kali saja, tapi biarkan bersandar pada hidup kekal (Yohanes 6:68), itulah firman dan perintah dari Allah (Mazmur 133:3)

Iman kita ada pada perihal ini, yakni Tuhan Yesus akan datang kembali dengan cara yang sama. Kita pun melihat Tuhan di atas awan.


ISI KHOTBAH

Allah yang kita sembah adalah Alfa dan Omega. Yang awal dan yang Akhir. Allah yang berada dengan sendirinya dari pada mulanya tidak bersandar pada siapapun dan Ialah Allah yang menggenapi kehendak-Nya yang kekal selama-lamanya. Siapapun tidak dapat menyangkal kehendak-Nya, peradaban tidak dapat mengganggu kehendak-Nya, kehendak-Nya akan tergenapi dari pada mulanya dan selama-lamanya. Ia mengaruniakan Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia. Seperti kita tahu kita harus dihapus dosa kita. Untuknya kita harus mendapat penebusan dan pengampunan dosa.

Dosa asal, yaitu yang dibuat oleh Adam tidak dapat diampuni. Dosa itu, itulah yang mengakibatkan maut. Siapapun tidak dapat pengampunan dosa dari dosa asal itu. Oleh sebab itu Alah mengutus yang harus menggantikan hidup Adam, apabila Allah mengasihani manusia dan ingin menyelamatkan manusia. Seluruh manusia mati bersama-sama di dalam Adam. Alkitab mengatakan hidup ada di dalam darah dan di dalam darah ada hidup, maka harus membayar darah karena upah dosa adalah maut. Maka supaya menghidupkan Adam, Allah harus membayar hidup yang senilai dengan hidup Adam. Oleh sebab itu Allah mengutus Adam akhir ke dunia dan membiarkan Dia mati sebagai gantinya Adam.

Istilah penebusan dosa artinya menebus hutang. Mendapat penghapusan dengan menebus hutang dosa. Waktu Yesus menebus dosa, kita tidak berada di dunia ini. Setelah Yesus menebus dosa, kita dilahirkan di dunia ini dan percaya kenyataan itu. Ketika kita mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, karena Dia membeli saya dengan darah-Nya, kita mendapat penghapusan dosa asal. Kita maing-masing membuat dosa setelah kita dilahirkan selama tinggal di dunia. Walaupun kita tidak membuat dosa lagi di antara orang lain, tetapi di dalam keluarga sendiri, yaitu di antara suami istri, orangtua dan anak, kita membuat hanya dosa dalam hati, dan dalam perilaku sehingga tidak dapat terhitung. Dosa demikan harus diampuni. Jika kita diampuni, baru kita mendapat penghapusan dosa. Apabila Allah tidak mengampuni, tidak akan dihapus dosa itu, maka kita masing-masing harus bertobat dengan keluhan seperti Yesus menderita di atas kayu salib, bilamana demikian Yesus juga akan membela kita.

I Yohanes 2:1-2 mengatakan, ada pengantara yaitu Yesus Kristus yang membela kita pada Bapa karena kita bertobat dengan sungguh-sungguh. Maka Allah mengaruniakan kemurahan-Nya sehingga kita mendapat penghapusan dosa. Tetapi ketulusan kita akan dipertimbangkan apakah kita sungguh-sungguh atau tidak. Allah tidak menaruh perhatian pada pertobatan kita yang tidak sungguh-sungguh. Oleh sebab itu, perlu sekali pembelaan sungguh-sungguh di antara Allah dan kita. Demikian perlu sekali kita masing-masing diskusi dengan Allah.

Alkitab mengatakan supaya kita masing-masing bertobat sampai mencucurkan darah seperti kita berperang dengan dosa. Oleh sebab itu, saya dan saudara harus bertobat dari dosa prilaku kita seumur hidup kita. Demikian kita mendapat penghapusan dosa dengan dua cara, namun apakah pengharapan orang yang mendapat penghapusan dosa? Mengapa kita ingin mendapat penghapusan dosa? Mendapat penghapusan dosa di dunia ini bukanlah masalah hati nurani, tetapi masalah hidup dan masalah keselamatan. Tuhan kita mati di kayu salib dan dibangkitkan setelah tiga hari dan terangkat ke sorga. Sewaktu Tuhan terangkat ke sorga disaksikan oleh banyak orang kudus. Murid Yesus belajar kebenaran selama 3 tahun bersama Yesus. Mereka banyak mendengar dan melihat dan menyaksikan tanda-tanda kejadian yang ajaib. Walaupun banyak yang melihat dan mendengar akan kebenaran, namun semuanya melarikan diri ketika Yesus mati di kayu salib. Tetapi ketika mereka melihat kebangkitan Yesus, mereka kembali dan tidak takut akan kematian, demikian mereka masuk di dalam jalan martir. Demikianlah semua murid Yesus mati syahid.
Mereka yang melihat begitu banyak tanda-tanda dan kuasa dari Yesus melarikan diri, tetapi setelah menyaksikan kebangkitan Yesus, kembali dan mati sahid. Ketika Yesus bangkit dan terangkat ke sorga disaksikan oleh banyak orang kudus. Dia tidak terangkat ke sorga dengan cara tersembunyi dan tidak pernah mengatakan, “jika Aku tidak kelihatan, anggaplah Aku telah terangkat." Tetapi Ia terangkat ke sorga di tengah-tengah dengan disaksikan banyak orang kudus. I Korintus 15:6 mengatakan, "Yesus terangkat ke sorga dengan disaksikan oleh 500 orang." Ketika Dia terangkat ke sorga, ia naik di atas awan. Awan itu bukan kabut yang menurunkan hujan. Tetapi awan dari sorga, yaitu bala malaikat. Sekarang juga Ia duduk di atas awan dan dipermuliakan sambil menyiapkan tempat tinggal kita. Apabila Dia sudah menyiapkan tempat tinggal kita, Ia akan kembali dalam awan-awan. Mereka yang pintar menganalisa perkataan ini secara ilmu pengetahuan atau mengatakan hal itu sebagai mitos karena Ia akan datang dalam awan.

Alkitab mengatakan, Allah menyatakan diri kepada anak kecil, sedangkan menyembunyikan diri kepada orang yang bijaksana atau pintar. Hal itu bukan kepada orang pintar, namun hal yang dipercayai oleh orang yang polos. Yesus mengatakan, kecuali mereka yang menerima wahyu sama dengan Anak Allah, tidak akan mengenal Bapa. Kita percaya hal seperti itu dengan hati tulus dan polos. Hal yang jelas adalah, Musa menerima wahyu dan penglihatan dalam kemuliaan Allah, tetapi bait Allah yang dia lihat adalah miniatur Yesus Kristus, dan korban bakaran yang harus dipersembahkan didalamnya adalah perumpamaan. Tetapi karena Yesus Kristus dating, miniatur dan perumpamaan itu telah selesai. Dan Yesus mengatakan dengan jelas, ‘dari saat ini Aku akan mengatakan kenyataan’.

Hal Yesus terangkat ke sorga dengan naik di atas awan, itu bukanlah sebuah kiasan. Yesus mengatakan Dia akan datang kembali dengan cara yang sama seperti yang kamu sekalian saksikan. Oleh karena itu Alkitab mengatakan "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan ibadah seperti yang dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." Ibrani 10:25. Yesus tidak mengatakan bahwa "jika Aku tidak kelihatan, anggaplah Aku terangkat ke sorga." Tetapi sesuai janji-Nya, Dia akan kembali dengan cara yang sama, yaitu seperti Dia terangkat dengan naik keatas awan. Seperti Dia terangkat ke sorga ditengah-tengah kumpulan orang kudus, Dia akan kembali ketika orang-orang kudus berkumpul di dalam Tuhan. Oleh karena itu Ibrani 10:23-25 mengatakan bahwa, kita jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah. Maka Alkitab mengatakan dengan keras, “Mari kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita dan jangan kita menjauhkan diri dari pertemuan ibadah kita karena menjelang hari Tuhan yang mendekat. Karena mereka yang tidak berkumpul di tempat di mana Yesus terangkat ke sorga, tidak melihat pengangkatan Yesus. Demikian juga hal yang sama akan terjadi, maka kita jangan menjauhkan pertemuan-pertemuan ibadah.

Ada beberapa orang yang menyangka menghafal ayat-ayat dari Alkitab dan membaca Alkitab itulah makanan hidup. Tetapi tidak demikian. Membaca banyak Alkitab dan menghafal banyak ayat itu tidak menjadi makanan hidup. Yohanes 4:34 mengatakan, ‘melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya’ adalah makan hidup. Demikian juga Yakobus 2:14-26, ‘Bukan yang mendengar saja adalah orang benar, tetapi yang mentaatilah orang benar’. Mereka yang menjaga firman dan melakukan sesuai firman, dialah yang akan mendapat makanan hidup. Walaupun saudara membaca banyak Alkitab, tetapi jika tidak melakukannya, maka sia-sia saudara tidak mendapat makanan hidup. Seperti Yesus terangkat ke sorga di tengah-tengah dengan disaksikan oleh ratusan orang, demikian juga Yesus akan datang kembali di tengah-tengah udara.

Ketika Yesus datang kembali di dalam angkasa di antara mereka yang sudah meninggal dunia, yang ada di Firdaus akan bangkit, karena roh jiwa yang transparan itu akan berubah bentuk, yaitu dengan bentuk tubuh, namun tubuh jasmani mereka kembali ke tanah. Mereka akan mendapat perasaan dan rasional yang bermutu, bukan seperti tubuh sekarang yang malas dan tumpul, tetapi kita akan bangkit dengan tubuh yang baru dan indah, kemudian akan melihat Tuhan di tengah-tengah udara. Dan Alkitab mengatakan juga, ‘di antara orang kudus yang masih hidup dan layak ikut serta kebangkitan pertama akan berubah tubuh dan bajunya seketika itu dan mengenakan baju putih yang diberikan oleh Tuhan dan terangkat ke udara.

Saya dengar beberapa orang menyiapkan baju mahal untuk kebangkitan, tetapi berilah persembahan dengan uang itu. Namun pakaian yang dijadikan dari kain, tidak dapat menerima kerajaan sorga. Pakaian itu akan hilang sekejap saat, maupun tubuh akan kembali ke tanah seketika saja, tetapi roh kita akan berubah menjadi tubuh ilahi. Roh jiwa itu akan berubah sekejap saat. Roh jiwa kita berubah kembali menjadi bentuk. Maka kita akan terangkat ke udara dan melihat Tuhan di tengah-tengah langit. Apa yang terjadi pada saat itu? Satu orang akan terangkat dari tempat tidur yang sama, satu dari dua orang yang bekerja di ladang akan terangkat, dan satu orang akan terangkat dari dua orang yang memutar batu gilingan. Anak perempuannya terangkat, namun ibunya tertinggal, atau ibunya terangkat tetapi anaknya tertinggal. Kita jangan berpikir terangkat ke sorga dengan memegang ibunya. Tetapi mereka yang terangkat akan melihat Tuhan di tengah-tengah langit.

Ketika mereka yang terangkat melihat Tuhan, akan terjadi penganiayaan dahsyat di dunia selama 5 bulan. Pada waktu itu, 1/3 penduduk dunia akan binasa seketika. Demikian Alkitab mengatakannya. Apabila seseorang menafsirkan hal itu sehingga menambah atau menguranginya, ia akan ditambahkan celaka dan dikurangi berkat, maka Alkitab mengatakan, jangan menambah atau menguranginya.

Siapakah mereka yang ikut serta dalam kebangkitan pertama? Adalah yang dipenggal lehernya oleh karena nama Yesus. Mereka yang dipenggal lehernya! Di antara orang Israel sebanyak 144 ribu orang, yaitu 12 ribu orang dari setiap suku. 12 ribu orang dari setiap suku memang sedikit, tetapi di dalam Roma 11:25 dikatakan, ‘Allah memberi hati degil kepada umat Israel dengan sengaja’. Supaya memberi kasih karunia kepada orang asing, Allah memberi hati keras kepada orang Israel dengan sengaja. Tetapi beberapa waktu lalu, saya mendengar dari salah satu sarjana Yahudi, bahwa kecuali suku Benyamin dan Yehuda tidak ada lagi yang lain. Jika demikian apa artinya? Apakah 10 suku yang lain tidak bisa dimeteraikan? Yang dapat dimeteraikan hanya suku Yehuda dan Benyamin. Jika demikian jumlah yang harus dimeteraikan sebanyak 24 ribu orang. Namun hal demikian tidak semudah itu, karena semua murid Yesus mati sahid oleh orang Yahudi sendiri. Mereka tetap menganiaya orang kristen dan degil hati sesudahnya. Tetapi hal yang mengherankan, sudah banyak organisasi misi untuk orang Yahudi, namun mereka tetap mengeraskan hati. Tetapi itulah salah satu tanda, mengapa tiba-tiba berdiri organisasi misi orang Yahudi dari daerah masing-masing dan mengumpulkan dana. Alkitab mengatakan, kita tidak akan mengetahui tanggal kedatangan Yesus, namun demikian mengajar kita beberapa tanda-tanda mengenai kedatangan Yesus.

Pertama, bukan hari kiamat apabila ada berita tentang perang. Menurut pikiran kita, jika ada berita tentang perang yaitu perang dunia I, II atau perang daerah yang lain, itulah hari kiamat, tetapi Alkitab mengatakan mengenai hari kiamat, yaitu bahwa dunia saling mengatakan "mari kita damai sejahtera". Amerika Serikat berkata mengenai "Poros Satan", yaitu Libya, Irak, Kuba dan Korea Utara sebagai Poros Setan. Salah satunya, Libya yang berubah tiba-tiba, dan memihak AS, hal itu tidak pernah terduga sama sekali. Libya itu disangka lebih keras dari pada Korea Utara karena mereka memiliki cukup banyak hasil tanah dan juga dana. Kita harus memperhatikan bahwa dunia ini kelihatannya semakin damai sejahtera.
Kedua, Alkitab mengatakan apabila 1/3 barang-barang dunia ditempatkan dalam kapal dan terapung di atas laut, itulah hari kiamat. Singapura agak sedikit lebih besar dari pada kota Seoul, tetapi barang-barang mereka yang mereka jual itu dua kali lipat jumlahnya dari Korea. Beberapa negeri yang pertaniannya sudah menjadi negeri dagang. Negara besar maupun kecil dari seluruh dunia, mereka menuju ke laut untuk menjual barangnya. Alkitab mengatakan dengan jelas, apabila 1/3 kapal dagang terapung di atas laut, itulah hari kiamat. Alkitab memberitahukan kepada kita, apabila perdagangan itu berkembang, itulah saatnya di mana kita harus berhati-hati. Apakah hal-hal demikian tidak mengatakan bahwa hari kiamat telah dekat?

Mengenai orang Israel yang dimeteraikan, bukankah 10 suku telah dimeteraikan sehingga yang tinggal hanya 2 suku, Yehuda dan Benyamin? Apabila 12 ribu orang dari masing-masing 2 suku yang sisa itu menyaksikan Yesus, sampai dipenggal lehernya, bukankah itulah hari kiamat? Sebab Alkitab mengatakan sampai tergenapi jumlah Israel, supaya orang asing yang jumlahnya tidak terhitung banyaknya itu dimeteraikan, hati orang Israel dikeraskan. Apabila kita melihat 3 hal itu saja, kita menyadari betapa kita harus mewaspadainya.

Saya tidak berkhotbah dengan khotbah seperti ini secara mendadak. Kita sudah membuat tujuan kehidupan iman kita. Tujuan kehidupan iman untuk tahun ini sebagai slogan adalah untuk mensukseskan ibadah. Saya sudah membuat intisari khotbah satu tahun dengan mendasarkan slogan itu bulan Juni tahun lalu. Saya tidak berkhotbah sesuai pikiran pada saat tertentu, tetapi saya banyak berdoa mengenai apa yang harus dikhotbahkan dan menulis intisari khotbah waktu saya penuh dengan inspirasi. Baru membahasnya dalam khotbah minggu.

Pada tahun ini juga, sebelum ulang tahun saya (6 Juni 1925), saya menulis intisari khotbah untuk tahun depan, sekaligus membuat gambar untuk kalender tahun depan. Dan khotbah untuk tahun depan (2005) sudah hampir disiapkan, dan saya akan serahkan ke bagian sekretariat sebelum bulan Juni. Maka saya tidak berkhotbah secara mendadak, tetapi saya sudah memiliki tujuan mengenai firman apa dan tujuan apa yang akan disampaikan dalam doa yang sangat dalam, dan demikian saya siap dan menyampaikan khotbah dengan inspirasi dari Allah. Walaupun ada hal-hal yang mendadak, tetapi karena saya terinspirasi, bahwa harus berkhotbah demikian, maka saya berkhotbah.

Saya berharap kepada jemaat, walaupun saya orang yang hina dan tidak sempurna, tetapi jangan mengabaikan inspirasi saya. Seumur hidup saya, saya tidak pernah memikirkan hal-hal duniawi, dan saya mencurahkan nyawa saya sepenuhnya, maka Allah juga turut bekerja dengan saya, oleh karena itu saya dapat menyampaikan firman seperti ini. Untuk Anda sendiri, saudara harus menyadari mengapa saya membuat slogan, “Mari kita sukseskan ibadah”. Bilamana saya mengajak saudara agar memberi perpuluhan, saudara melihat saya sebagai orang yang tamak dan rendah. Padahal, perintah untuk perpuluhan itu bukan dari saya, atau omongan dari Musa. Tetapi itulah firman yang diucapkan Allah.

Apakah saudara berpura-pura tidak mengerti, sambil mencuri milik Allah mengenai perpuluhan karena saudara pelit? Tetapi saya berharap, jemaat saya jangan menyesal dalam hal seperti itu nanti hari di hadirat Allah. Saya ingin sekali agar saudara hidup sesuai kehendak Tuhan, agar firman Tuhan menjadi makanan hidup saudara. Kadangkala saya mendesak saudara untuk memberi persembahan lainnya juga. Apakah untuk saya pakai?

Allah memerintahkan Abraham supaya ia mempersembahkan anak tunggalnya yang kekasih, sementara Yesus memerintahkan juga supaya kita mempersembahkan lebih besar dari pada itu. Musa tidak pernah mengajar, ‘simpanlah hartamu di sorga’. Harta benda kamu yang ada di dunia akan terhilang, tetapi yang ada di sorga tidak akan terhilang. Di mana hartamu berada, di situ hatimu berada. Yesus sajalah yang mengatakan demikian untuk roh jiwa kita.

Tuhan kita menyediakan tempat tinggal kita, menyediakannya untuk roh jiwa kita. Apakah saudara tidak senang dan tidak enak dengan firman dari Yesus? Tetapi apakah masih memiliki dua hati, bahwa apabila Dia datang kembali ingin ikut serta dalam kebangkitan pertama? Hal itu mustahil dengan mutlak. Allah tidak mengakui mereka yang mendua hati. Tetapi Ia tetap memerintahkan kita supaya kita memilih satu. Andaikata satu kaki saudara menginjak sorga, satu kaki yang lain menginjak dunia, tetapi Tuhan akan melemparkan saudara ke dunia sampai mematahkan satu kaki yang menginjak sorga. Mengapa? Karena Allah tidak membiarkan anak-Nya hanya setengah mati. Tetapi membiarkan Dia mati, dan demikian Allah membuat jalan ke sorga. Kita harus tegas. Saya mengupayakan supaya semua jemaat saya melihat Tuhan di tengah-tengah udara dengan mengikuti kebangkitan pertama, maka kita semua harus sungguh-sungguh.

Saudara, apakah saudara kesal hati karena saya tidak mengatakan hal-hal dunia atau berita dari koran dan tv, namun hanya mengatakan dari Alkitab saja? Mungkin telinga tubuh saudara kesal. Tetapi roh jiwa saudara akan bertumbuh. Saya berharap sungguh-sungguh agar saudara ikut serta dalam kebangkitan pertama. Bagaimana saudara, apabila Tuhan datang kembali hari ini?

Waktu saya memberi persembahan, saya membagikan persembahan saya sampai untuk cucu saya, saya tidak memberi lebih dari pada cucu saya, walaupun saya mendapat pendapatan. Karena saya ingin sekali seluruh keluarga saya ikut serta kebagkitan pertama dengan derajat kemuliaan yang sama dengan saya. Karena itulah janji dari Tuhan, saya tidak mau salah satu keluarga saya ditinggalkan, tetapi saya mau terangkat dua orang dari satu tempat tidur, terangkat dua orang dari ladang, terangkat dua orang dari tempat pemutar gilingan. Saya ingin semua keluarga saya terangkat dan ikut serta kebangkitan pertama. Karena saya percaya isi Alkitab, saya percaya tanpa alasan, saya percaya seperti orang yang tidak berpendidikan, saya percaya seperti orang bodoh dan dengan seksama, oleh sebab itu pengharapan saya besar, maka saya merindukan supaya jemaat saya juga ikut serta kemuliaan itu.

Saudara, kita harus percaya seperti Yesus terangkat ke sorga ketika orang kudus berkumpul, demikian Dia akan datang kembali ketika kita berkumpul di dalam Tuhan. Alkitab mengatakan, ‘Waspadailah hal itu!’. Waktu kita berdoa, Tuhan akan datang kembali dengan cara sebagaimana Ia pergi. Supaya kita menyambut Ia yang datang dalam awan-awan, diiringi malaikat mulia, saudara jangan menjadi orang bodoh. Saudara dan keluarga saudara jangan bodoh!, tetapi harus tetap bijaksana, menanglah dalam kehidupan rohani.

Yehovah adalah panji-panjiku, Yehovah Nissi! - 21 maret 2004

INTISARI KHOTBAH
Yehovah adalah panji-panjiku, Yehovah Nissi! (Keluaran 17:8-16)

Allah yang kita sembah adalah Tuhan Kemenangan. Ia memilih Israel dan berada di tengah-tengah mereka (Keluaran 13:21-22) dan memperlihatkan bagaimana langit dan bumi taat kepada-Nya (Keluaran 14:21-31). Allah adalah Tuhan dan Raja atas langit dan bumi (Matius 11:5). Allah membiarkan kejahatan tidak dapat menang atas kebaikan (Mazmur 25:2), dan membiarkan kebaikan saja menang atas kejahatan (Mazmur 23:1-6), supaya Kebenaran hanya ada di dalam kebaikan (Roma 8:28).

Ketika Israel dan Amalek berperang (Keluaran 17:8-16), Allah memberi kekuatan kepada Israel, dan janji kepada Musa. Apabila Musa mengangkat tangannya, Israellah yang lebih kuat, tetapi ketika ia turunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek. Maka Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, hingga Israel dapat mengalahkan Amalek. Musa mendirikan sebuah Mezbah dan menamainya “Yehovah adalah panji-panjiku”. Demikian juga bila kita mentaati dengan melaksanakan janji pada semua pekerjaan yang dijanjikan Allah (Ulangan 7:12–16). Roh Kudus memeteraikan kemenangan pada pekerjaan yang baik (Roma 8:26).

· Janji Allah kekal, Yesus datang sesuai dengan janji-Nya.
Roh Kudus juga datang untuk melaksanakan janji-Nya.

· Apabila kita percaya dan mentaati janji-Nya, Allah menjadi pihak kita dan menjadi jaminan kemenangan dalam segala hal.

· Seperti bukan Musa sendiri, tetapi dibantu oleh Harun dan Hur.
Urusan gereja harus bekerjasama antara gembala dengan jemaat.

Ketika Gereja bekerjasama untuk kebaikan, dapat menyatakan kuasa Allah dan menang dalam memerangi kejahatan.


ISI KHOTBAH

Allah kita adalah Allah yang berkemenangan. Di dalam Mazmur juga dikatakan berulang-ulang, Allah berkuasa dan berkemenangan di dalam peperangan. Allah adalah kota benteng dan batu karang. Allah adalah benteng kemenangan. Dia menang dalam peperangan dengan kejahatan. Tetapi kita tidak boleh salah mengerti bahwa Allah berperang dengan kekuatan. Dia berperang bukan dengan kekuatan fisik. Allah tidak bertengkar dengan ciptaan-Nya dengan cara bentrok fisik. Jika sebutir telur dilemparkan ke batu karang, telur itu akan terpecah bukan karena batu karang itu memecahkan telur. Ada terang dan kegelapan. Walaupun kuat kegelapan itu, kegelapan tidak dapat menang atas terang. Walau sedikit terang, ia dapat menutupi kegelapan. Allah mengadakan kebaikan dan kejahatan. Apa yang akan menang di antara kejahatan dan kebaikan? Dia mengatakan mengenai kemenangan terakhir. Allah mengalahkan kejahatan dengan kekuatan-Nya.

Pada hari terakhir Allah membinasakan mereka yang membuat kejahatan, tidak akan dibiarkan-Nya satupun dari mereka. Oleh karena itu kita tidak boleh beranggapan bahwa Allah berbentrokan dengan yang jahat. Artinya kebenaran itu akan menang.

Manusia berbeda dengan binatang yang lain, tetapi mengalami kejahatan dan kebaikan secara pertama kali. Manusia saja yang menyadari kejahatan dan kebaikan. Kita belajar dari Alkitab bahwa kejahatan akan dihakimi, sedangkan kebaikan akan dikasihi oleh Allah. Kita mengetahui dari Alkitab, yaitu Allah tidak berpihak pada kejahatan, tetapi kepada kebaikan. Apabila kejahatan dan kebaikan bentrok, kebaikan akan menang. Mengapa kebaikan itu menang? Karena kebenaran Allah ada di dalam kebaikan. Hanya di dalam kebaikan saja. Di dalam kejahatan tidak ada kebenaran. Namun demikian kita tidak boleh salah mengerti mengenai kebaikan. Kita tidak boleh mendapat hidup kekal dengan kebaikan. Dunia pun mengenal kebaikan dan kejahatan, dan inti dari ajaran agama mereka juga adalah kebaikan. Inti dari ajaran mereka adalah kebaikan yang berdasar pada moral dan etika. Siapapun yang memberitakan Injil atau Pengkhotbah, ia membawa khotbah yang dasar, yaitu mengenai kebaikan dan kejahatan apabila ia tidak mengenal kebenaran. Mereka berkhotbah mengenai kebaikan yang mendasarkan moral dan etika. Hal itu terjadi bila mereka tidak mengenal kebenaran karena pengetahuan pengkhotbah yang sangat minim.

Sebenarnya mereka yang tidak percaya pun dapat mengatakan mengenai kebaikan tanpa terbatas. Agama dunia juga dapat mengatakan mengenai kebaikan tanpa batas. Apa yang mendasarkan pada moral dan etika itu adalah umum, maka siapapun mudah membahasnya. Bagaimanapun kita harus melakukan kebaikan, tetapi kebaikan itu tidak dapat memberikan hidup kekal. Kita tidak diselamatkan karena melakukan kebaikan. Tetapi apa yang dicari oleh Allah hanyalah iman, karena di dalam iman ada kebenaran Allah. Kebenaran Allah menyatakan pada iman. Oleh sebab itu kebenaran sajalah yang dapat menang.

Dari awal hingga akhir, Alkitab mengatakan Allah selalu berpihak kepada orang yang menang. Allah selalu berada bersama dengan mereka yang menang. Oleh sebab itu ketika kita hidup di dunia, kita harus melangsungkan kehidupan yang menang. I Yohanes 5:4-5 mengatakan, “Semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia, kemenangan yang mengalahkan dunia adalah iman kita”. Iman yang mengalahkan dunia adalah Yesus Kristus. Yesus adalah iman, dan iman itulah yang mengalahkan dunia. Oleh karena itu, Alkitab mengatakan barang siapa yang berpihak pada Allah menang. Kita harus mengerti Allah dengan baik, dan mengapa kita mendekati Allah? Karena kitalah yang mengalahkan dunia.

Allah menemukan kebenaran dari mereka yang berpihak pada Allah dan mengakui kebenaran. Kitab Kejadian sampai Wahyu begitu banyak mengatakan kebenaran. Yaitu kebenaran Allah dinyatakan dalam iman. Orang benar akan hidup dalam iman. Demikian banyak firman mengenai kebenaran, tetapi apakah kebenaran itu? Bilamana kita ditanya oleh jiwa baru, apa itu kebenaran kita harus menjawabnya, bila tidak bagaimana? Sepertinya mereka mengenal tetapi kenyataannya mereka tidak mengenal. Itulah masalahnya. Khotbah bukanlah salah satu acara di dalam ibadah. Alkitab mengatakan ‘ajarlah mereka supaya mereka melakukan’, demikian kita beribadah karena diperintahkan, kita mengajar karena diperintahkan juga.

Walaupun begitu banyak mereka mendengar mengenai kebenaran, tetapi belum mengerti karena mereka menghadiri ibadah dan mendengar khotbah hanya sebagai upacara. Mari kita mendengar lagi mengenai kebenaran dengan baik, apa itu kebenaran? Di dalam Alkitab ada banyak perkataan kejahatan, kebaikan dan kebenaran. Bila kita ditanya oleh cucu kita, kita harus dapat menjawab mereka supaya mereka memiliki iman, supaya kita membawa mereka kepada keselamatan juga. Kita tidak boleh mengatakan, “kamu tanya saja kepada pendeta!" Mereka yang berada di bawah hukum Taurat berada di bawah penuntun, yaitu ibu-ibu mereka menjadi penuntun. Maka ibu mereka disebut penuntun. Dari kecil mereka diajar oleh ibu mereka mengenai kebenaran. Mereka diajar terus menerus mengenai kebenaran, padahal kebenaran dari hukum Taurat adalah perumpamaan. Kebenaran saja mengatakan kebaikan yang sesungguhnya. Kita harus bisa menjawab apa itu kebenaran?

Sebenarnya jemaat Sungrak bukan jemaat biasa, maka kita menggerakan supaya jemaat Kristus kembali ke Allkitab secara total. Hanya membaca Alkitab saja itu bukan gerakan Berea. Kita harus menyadari arti yang diucapkan dan kebenaran yang diucapkan dari Alkitab. Maka kita harus menyadari baik-baik. Sekarang kita tidak mengikuti upacara. Kita sedang mentaati perintah Allah. Alkitab mengatakan kebaikan saja dapat mengalahkan kejahatan, karena kebenaran berada di dalam kebaikan. Jika demikian apa itu kebenaran? Saya akan menjelaskan agar mudah dimengerti, tidak akan ada penjelasan yang lebih mudah dari pada ini.

Di dalam Mazmur, keadilan adalah dasar tahta Allah. Pondasi tahta Allah adalah kebenaran. Apa itu kebenaran? Saya akan tanya kepada koor, bila seseorang meminjam uang ia harus melunasi hutangnya atau tidak? Jawablah dengan keras, saya dengar sepertinya tidak usah melunasi. Jika kita pinjam uang dari orang lain, harus dikembalikan atau boleh saja tidak, ha? “'Harus dikembalikan!". Anda tahu mengapa harus dikembalikan? Artinya uang itu kembali ke tempat dimana ia seharusnya berada. Artinya menaruh uang itu ke tempat asalnya. Melunasi hutang itu artinya uang itu di taruh di tempat ia berasal. Arti penghapusan dosa adalah melunasi hutang. Seseorang terlepas dari tempatnya oleh karena dosa maka di kembalikannya ke tempat ia seharusnya berada. Kebenaran artinya seseorang kembali ke tempat yang seharusnya ia berada. Tidak ada penjelasan lebih dari pada ini.

Mari kita dengan suara keras, Kebenaran yang dikatakan oleh Alkitab itu apa? adalah kembali ke tempat asalnya, tempat dimana seharusnya ia berada. Coba saudara katakan lebih keras? "kembali ke tempat asalnya". Artinya kembali ke tempat asalnya Apa itu pertobatan? Pertobatan itu mencari kebenaran. Aku telah meninggalkan Allah jauh-jauh, maka kembali kepada Engkau. Kembali lagi. Mencari kebenaran dari Kerajaan Allah itulah pertobatan. Alkitab mengatakan “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya. Itu bukan berarti 'Tuhan berilah kebenaran, berilah kebenaran' tetapi bertobat dan kembali kepada kebenaran. Artinya kembali ke tempat asalnya yang ia seharusnya berada.

Siapakah Satan? Ia yang seharusnya mentaati batas-batas kekuasaan dan menjaga kedudukannya sebagai penghulu malaikat yang setia, tetapi ia tidak. Setan itu tidak bisa kembali ke tempat asalnya yang ia seharusnya berada selama-lamanya. Maka dia tidak memiliki kebenaran, yakni tidak benar. Ketidak-benaran itu artinya tidak memiliki kebenaran. Yesus mengatakan di dalam Yohanes 16:10 mengenai kebenaran, "Aku pergi kepada Bapa, kamu tidak melihat aku lagi". Siapakah kebenaran? Apa iman kita? Yesus datang dari surga dan keluar dari Bapa. Karena Dia keluar dari Bapa, kesempurnaan-Nya, Ia harus kembali kepada Bapa. Karena Dia keluar dari Bapa, Ia harus kembali kepada Bapa, itulah kebenaran. Seperti Yesus mengatakan akan kebenaran, "Aku pergi kepada Bapa, kamu tidak melihat Aku lagi." Iman kita adalah bahwa Ia keluar dari pangkuan Bapa. Karena Ia keluar dari pangkuan Bapa, maka Ia harus kembali kepada pangkuan Bapa. Dia kembali ke tempat asal-Nya yang seharusnya Ia berada, itulah kebenaran.

Jika seorang suami tidak berperan sebagai kepala keluarga dan mengembara, itu adalah hal yang tidak benar. Ia harus kembali ke tempat asalnya. Seorang ibu rumah tangga mengembara
dengan meninggalkan tugasnya, itu tidak benar, maka ia harus kembali ke tempat asalnya. Itulah kebenaran. Seorang siswa harus berada di tempat asalnya. Itulah kebenaran. Orang percaya harus berada di tempat dimana seharusnya ia berada, itulah kebenaran. Oleh sebab itu penghakiman dari hukum itu disebut penghakiman yang adil. Mengapa disebut adil? Karena penghakiman itu tidak diadakannya emosi. Ketika sesuatu dikembalikan ke tempat seharusnya ia berada, tidak boleh dengan emosi tetapi dengan hukum. Dosa dikendalikan dengan penghakiman agar seseorang yang tidak benar dikembalikan ke tempat asalnya sejauh ia pergi dari tempat asalnya ia dihukum dan kembali ke tempat asalnya di mana seharusnya ia berada. Itulah kebenaran dan kita sendiri tahu akan diri kita.

Anak-anak harus mendengar dan menghormati orang tuanya, demikian mereka harus kembali ke keluarganya. Jika anak-anak tidak kembali ke tempat asalnya, ia menjadi orang yang tidak benar. Sebagai anak-anak Allah, jika tidak menjaga kedudukannya sebagai anak Allah, ia tidak benar, maka ia harus kembali ke tempat asalnya. Jika ia kembali ia benar. Maka kita sendiri tahu apakah aku ini benar atau tidak. Apakah aku ini menjaga tempat asalku atau tidak. Kita sendiri yang tahu. Jika seorang Pendeta tidak menggembalakan, tetapi ia ikut dalam politik, ia tidak benar. Kini beberapa orang Kristen ramai-ramai membuat partai Kristen dan di Jerman ada partai Kristen. Jerman dan negara kita berbeda situasinya, karena hampir 100% rakyatnya adalah orang Kristen. Sebab itu, partai Kristen bagi orang Jerman itu tidak menjadi isu atau masalah besar. Sedangkan negara kita adalah sebuah negara yang terdiri dari berbagai agama. Orang Budha berada dua kali lipat dari orang Kristen. Pasti nanti akan muncul juga partai Budha, hal ini akan mengakibatkan perang agama. Akan terjadi masalah besar. Apakah mereka berpolitik dengan mempersembahannya kepada Tuhan? Mereka yang merosot dan tidak benar melakukan hal seperti ini, saya dan jemaat saya, tidak akan menerima dan kompromi dengan mereka.

Gereja Kristus memiliki tugas yang istimewa sebagai gereja-Nya. Pendeta memiliki tugas istimewa sebagai Pendeta. Ketika pendeta harus menjaga tempat asalnya yang ia seharusnya berada, barulah ia benar. Apa itu iman? Dengan iman kita bertobat. Dengan iman, kita kembali kepada Allah. Iman sesungguhnya ialah kita kembali kepada Allah. Berpaling dari Allah tetapi menuju kepada Allah, itulah yang benar. Itulah kebenaran. Oleh sebab itu Alkitab
mengatakan, kebenaran Allah dinyatakan di dalam iman. Apabila seseorang tidak kembali kepada Allah itu bukan iman. Ketika seseorang kembali kepada Allah, barulah ia berada di dalam iman. Oleh karena itu kebenaran Allah dinyatakan di dalam iman.

Mengapa keadilan Allah menjadi dasar tahta Allah? Tahta Allah tidak terguncang selama-lamanya, Alkitab mengatakannya. Tahta Allah tidak tergeser sedikitpun dari tempat asalnya yang seharusnya berada. Oleh sebab itu tahta Allah di sebut tahta kebenaran. Andaikata tahta Allah tergoyah atau terguncang, itu bukan tahta adil. Maka disebut Allah duduk di tahta yang adil dan tidak tergoncang selama-lamanya, maka tahta Allah adalah benar, karena mendasarkan pada keadilan.
Allah berpihak pada siapa? Allah berpihak pada orang benar. Orang yang tidak meninggalkan tempat asalnya yang seharusnya ia berada. Apabila tergeser 1 cm pun dari tempat asal itu, ia menjadi tidak benar. Iman adalah kembali kepada Allah. Pertobatan adalah kembali kepada Allah. Maka Allah membenarkan orang yang bertobat. Allah membenarkan orang yang kembali ke tempat asalnya dari penyimpangan. Mengapa kita harus mempersembahkan perpuluhan? Allah mengatakan perpuluhan itu milik-Ku. Jika kamu tidak memberi, kamu mencuri milik-Ku. Maka apa yang kita curi itu harus dikembalikan ke tempat asalnya. Jika tidak dikembalikan ia tidak benar selama-lamanya.

Bagaimana kita dapat memanggil Allah sebagai Bapa? Setelah kita bertobat. Karena kita kembali ke tempat asal. Karena anak durhaka kembali ke tempat asal yang seharusnya ia berada. Allah membenarkan dan mengakui orang yang berpihak pada Allah.

Ayat dasar yang telah kita baca mengatakan di mana umat Israel setelah keluar dari Mesir menuju ke tanah Kanaan, mereka melewati kehidupan padang gurun. Ketika mereka menuju ke tanah Kanaan, disekitar perjalanan mereka ada raja-raja yang lain. Mereka harus masuk ke tanah Kanaan dengan melintasi laut merah, padang gurun dan beberapa negeri dan beberapa raja-raja lain. Mereka minta tolong kepada raja Amalekh, “biarlah kami melewati wilayah Amalekh”. Namun Amalekh mengatakan sama sekali tidak boleh. Tetapi umat Israel harus melewati wilayah Amalekh karena diperintahkan Allah untuk menuju ke tanah Kanaan melalui Amalekh. Tetapi Amalekh menutup jalan mereka dan tidak membiarkan mereka lewat. Maka akhirnya terjadi peperangan. Amalekh memiliki pasukan besar dan kuat. Sedangkan umat Israel tidak memiliki pasukan yang besar dan mereka telah lelah karena lamanya mereka melewati padang gurun. Namun terpaksa mereka harus berperang karena tidak diperbolehkan jalan menuju tanah Kanaan. Maka Yosua maju ke medan perang sedangkan Musa naik ke gunung untuk mengangkat tangannya.

Mengapa mengangkat tangannya? Tangan itu mengarah kepada Allah dengan pengakuan kami berpihak pada Allah. Kami hanya berpihak pada Engkau ya Allah. Kami adalah milik Engkau ya Allah. Kepunyaan-Mulah ya Allah. Supaya menyatakan hal itu dengan jelas... karena Allah adalah adil. Allah tidak bentrok dengan pasukan mereka secara fisik, tetapi Dia adil. Karena pasukan Israel kecil, bila mereka berperang dengan Amalekh dengan kekuatannya, Israel akan dikalahkan. Apabila Allah tidak turun tangan, mestinya Amalekh yang harus menang, karena mereka lebih kuat. Pasukan Israel sedikit jumlahnya dan telah lelah. Seketika itu Musa naik ke puncak gunung dan mengangkat kedua tangannya. Jika tangannya diangkat, pasukan Israel mengalahkan Amalekh dan maju. Ketika tangannya turun karena lelah, pasukan Israel dikalahkan dan mundur. Jika ia mengangkat tangannya, Israel maju lagi. Maka Harun dan Hur meletakkan batu untuk kedua tangan Musa dan mereka menopangnya. Supaya jangan turun tangan Musa. Akhirnya kedua tangan Musa dapat terangkat sepanjang hari. Maka Israel menang terus. Akhirnya dapat mengalahkan Amalekh dan melewati wilayah orang Amalekh. Allah berpihak pada siapa? Allah berpihak pada orang yang benar. Siapakah orang benar? Meskipun wajahnya sama, mereka yang kembali kepada Allah, dialah orang yang benar. Karena kita keluar dari Allah maka kembali kepada Allah, itu benar. Demikian kita kembali ke tempat asal.

Orang yang beriman adalah orang yang benar. Mereka sajalah yang ditolong oleh Allah. Allah menolong orang yang benar saja. Kita sendiri yang tahu apakah Allah dapat menolong atau tidak. Apakah aku ini orang benar atau tidak, kita sendiri saja yang tahu dengan jelas. Apakah aku menjaga tempat asalku. Apakah tidak meninggalkan tempat yang seharusnya aku berada? Apakah aku milik Allah, orang yang mengabdi pada Allah? Walaupun kita mengakui bahwa saya milik Allah, tetapi apabila Allah tidak menguasai kita, benarkah kita milik Allah? Ataukah kita menguasai dan mengatur diri kita sendiri? Kemenangan ada pada itu saja.
Mengapa ibadah disebut hanya untuk orang yang menang? Ibadah itu kesempatan kita melihat wajah Allah seperti seorang bayi memandang wajah ibunya sambil disusui. Kita adalah umat-Nya yang melihat wajah-Nya selalu. Allah menganggap hal itu adalah benar. Umat yang berpaling dari wajah Allah itu bukan umat-Nya. Tetapi mereka saja yang tertuju kepada Allah adalah umatnya Allah. Sebab itu kita melihat wajah Allah melalui ibadah. Ibadah kita, sepertinya Musa menuju Allah sambil mengangkat kedua tangannya. Israel menang karena Yosua berperang dan Musa mengangkat kedua tangannya serta Harun dan Hur menopang tangan Musa. Demikian pula Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Anak Allah mencucukkan darah, menjadi Juruselamat kita, Roh Kudus berdoa untuk menolong kita kepada Allah. Pada saat itu Allah bekerja bersama sehingga mencapai kebenaran dengan mendengar doa dari Roh Kudus yang berdoa bagi umat yang dibeli dengan darah Kristus.

Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus berdoa bersama dan menggenapi kebenaran. Kristus memulihkan kita dengan mencucurkan darah, dengan demikian melunasi hutang. Orang kudus yang dijadikan demikian didorong dan dituntun oleh Roh Kudus dan Roh Kudus berdoa untuk orang kudus. Allah yang mendengar doa dari Roh Kudus, mengenal pikiran Roh Kudus, bekerja bersama untuk orang kudus, sehingga menggenapi kebenaran. Demikian dikatakan oleh Roma 8:26-28. Demikian gereja bekerja bersama.

Pada tahun 60-an, jika seorang pendeta diundang KKR, trendnya pada tahun itu dimanapun mengakui “Yehova Nishi” “Allah adalah panji-panjiku”. Begitu turun dari kereta, jemaat yang
menyambut pembicara berseru "Yehova Nishi". “Kemenangan Allah, kemenangan Allah, kemenangan Allah”. Kemanapun pergi diundang KKR, jemaat yang menyambut pengkhotbah itu berseru, “Yehova Nishi, Yehova Nishi”, “Menanglah dengan kemenangan Allah”. Tetapi pada tahun 70-an mulai hilang dan sekaligus gereja mulai bertumbuh.

Jika diundang KKR pada tahun 70-an, bagaimana kondisinya? Salah satu gereja, gedungnya sedang runtuh. Gembalanya harus membangun gedung gereja lagi, tetapi amat susah membangunnya di daerah desa. Namun ia banyak berdoa untuk membangun gedung itu. Seharusnya jemaatnya bertindak dan memberi persembahan. Maka saya mengundang gembalanya agar maju ke depan dan menyuruhnya mengangkat kedua tangannya seperti Musa. Biar jemaatnya menyanyikan pujian 20 - 30 menit, kemudian tangan gembalanya terasa sakit, tetapi saya menegurnya agar terus mengangkat tangannya. Akhirnya seorang penatua maju sambil menangis dan menopang sebelah tangannya dan beberapa jemaat perempuan juga maju sambil menopang tangan gembalanya. Jemaat yang lain menyanyikan pujian sambil menangis dengan kerasnya. Seluruh jemaat mencucurkan airmata. Kemudian jemaatnya mengatakan "Mari kita membangun gedung gereja seperti gembala kita berdoa dan mengharapkannya. Demikian mereka mulai membangun gereja pada hari itu. Banyak gereja dibangun dengan cara demikian. Demikian sebuah jemaat harus bekerja bersama gembala, penatua, jemaat dan pengurus gereja. Demikianlah dapat menggenapi kebenaran.

Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus bekerja bersama sehingga menggenapi kebenaran. Demikian juga gereja Kristus, ibadah, gereja juga. Jika kita kerja bersama, maka dapat menggenapi kebenaran. Ketika Musa, Yosua, Harun dan Hur bekerja bersama, mereka menggenapi kebenaran. Itulah kemenangan! Itulah Yehova Nishi. Demikian Allah memberitahukan rahasia kepada kita, tetapi karena kita tidak mengerti bahwa Allah menolong siapapun yang mengangkat atau menurunkan tangan. Karena mereka tidak memperhatikan hal demikian, sehingga mereka tidak melaksanakan kehidupan rohani yang sesungguhnya.

Melalui ibadah seperti hari ini, seolah-olah kita mengangkat kedua tangan. Pendeta juga menuju kepada Allah, hati maupun tubuh menuju kepada Allah! Kepada Allah! Sepertinya kita menopang tangan pengkhotbah, gembala, demikian kita mendapatkan kemenangan.
Sambil melipat tangan, kita menonton saja mereka yang berperang, Allah tidak menolong kita. Allah menolong kita apabila kita bekerja bersama. Ketika Yosua berperang, Musa mengangkat tangannya, Harun dan Hur menopang tangan Musa, Allah turut bekerja dan menggenapi kebenaran. Dengan seorang istri saja tidak dapat membangun sebuah keluarga yang berkemenangan. Apabila seorang ibu melaksanakan kehidupan iman dengan semangat, suami dan anak-anaknya juga harus menolong. Dan ketika suaminya melayani, istrinya mengangkat tangan dan anak-anaknya menopang tangan ibunya, maka tergenapi kebenaran. Tetapi apabila suami, istri dan anak-anak terpecah belah, keluarga demikian tidak ada kemenangan. Jika kita melihat sebuah keluarga yang sukses dengan iman, mereka bekerja bersama sehingga menggenapi kebenaran, yaitu mereka menang. Bukan hanya berperang di medan perang seperti Yosua, tetapi di rumah jangan melipatkan tangan, angkatlah tangan kepada Allah, sehingga diakui oleh Allah 'dia kembali kepada-Ku'.

Allah mengakui dia adalah milik-Ku, karena Allah melihat kebenaran dalam imannya. Dan Allah membiarkan tergenapi kebenaran ketika Allah melihat kerjasama yang benar. Dari ibadah sampai apapun, kita harus menggenapi kebenaran. Demikian kita harus menang. Mari kita mengangkat kedua tangan dan berserulah, “Yehovah Nishi!” dan berdoalah, “Tuhan tolonglah keluargaku, tolonglah pekerjaanku” dengan sungguh-sungguh seperti suami menopang tangan istri dan istri menopang tangan suami dan anak-anak. Supaya kita kerja bersama dalam kehidupan iman.

Mari kita berseru “Yehova Nishi!” dan berdoa dengan sungguh-sungguh. “Yehovah Nishi!, mari kita berdoa....

Bangunlah, Angkatlah tilammu dan berjalanlah! - 14 maret 2004

INTISARI KHOTBAH

Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah! (Yohanes 5:1-18)

Allah yang kita sembah adalah Allah Yang Maha Kuasa. Ia mengutus Juruselamat untuk menyelamatkan dunia, yaitu Yesus Kristus (Yohanes 3:10-18). Ia adalah Anak Tunggal Allah yang menjadi Anak Manusia dari Firman (Yohanes 1:14), dan yang Maha Kuasa (Markus 9:23). Kita mendapat kesembuhan karena mentaati perintah-Nya (Mazmur 107:20). Kebenaran bukan dari manusia, tetapi Firman dari Allah (Yohanes 17:17), mereka yang mengikuti Kebenaran harus melampaui gagasan dirinya (II Korintus 10:3-6).

Orang sakit harus membatalkan dulu konsep diri sebagai orang sakit (Matius 9:6). Orang yang dibaptis bukan orang berdosa, tetapi orang kudus dan anak-anak Allah yang dibenarkan-Nya (Roma 8: 32-33), kita akan bebas (Yohanes 8:36), karena Yesus menanggung segala penyakit (Matius 8:17). Ketika kita terlepas dari konsep diri sebagai orang sakit, Roh Kudus menjamin dan memeteraikan orang yang bebas.

· Hal kita mendapat kesembuhan adalah kehendak dan janji Allah,
maka kita harus menerima janji-Nya.
· Kita harus memberi wibawa kepada Kebenaran dari pada pengetahuan tentang penyakit diri sendiri. Yesus tetap sama, hari ini dan besok.
· Bilamana kita bebas dari dosa, maka kita akan bebas dari penyakit itulah Injil, yaitu Kabar Baik.

Penyebab penyakit berada pada gagasan,
mari kita menyerahkan pikiran kita yang negatif tetapi bangun saja.
Tuhan memerintahkan, maka taatilah dan sembuhlah!


ISI KHOTBAH

Allah adalah Maha Kuasa. Kita semua percaya demikian. Dia saja satu-satunya Allah Yang Maha Kuasa. Dia memiliki wibawa dan kuasa yang tidak ada kemustahilan apapun. Ia memerintahkan hari Tuhan yang kudus kepada kita. Kita mentaati dan mengalami hari Tuhan sebagai yang pertama dalam kehidupan iman kita. Arti ibadah adalah melihat Allah atau bertemu Allah. Oleh sebab itu melalui ibadah kita melihat Allah.

Di dunia ini ada orang yang berpangkat atau pejabat tinggi. Pasti amat sulit untuk bertemu dengan mereka, dan apabila kita bertemu orang seperti itu adalah suatu kehormatan. Tetapi Allah kita adalah Allah yang Hidup dan Kekal. Dia adalah Yang Maha Tinggi. Tidak ada kehormatan dan kemuliaan lain dari pada kita melihat Allah. Hari Tuhan adalah hari kudus kita melihat Allah. Hari Tuhan adalah hari kita melihat Allah Maha Besar. Namun mereka mengabaikan hal itu, karena tidak melihat Allah dengan mata jasmani.

Walau pun seseorang buta, tidak dapat melihat orang tuanya, tetapi ia mengenal orang tuanya dan menerima kasih sayang melalui suara orang tua. Walaupun kita tidak melihat Allah seperti orang buta, namun kita dapat mendengar suara-Nya dan menerima kasih sayang-Nya. Kita harus mengakui perkataan kemuliaan yang dapat melihat Allah dan hal itu harus menjadi iman kita. Oleh sebab itu kita tinggalkan semua pekerjaan kita dan beribadah kepada Allah pada hari Tuhan. Yesaya 58:15 mengatakan apabila kita tidak melakukan urusan kita pada hari kudus Allah dan karena menghormatinya, tidak menjalankan acara kita, seperti: tidak main bola atau main catur dan tidak nonton, tidak berkata omong kosong dan tidak berdagang, kita akan berlangsung baik.

Mengapa kita harus mentaati firman Allah?
Di antara janji dan peraturan Allah, ada peraturan bahwa dosa nenek moyang akan turun temurun sampai 3 atau 4 generasi. Karena suatu waktu kita melanggar hukum dan kehendak Allah. Kita menurunkan dosa kita kepada keturunan kita, namun kita tidak menginginkannya. Sedangkan kasih anugerah Allah turun sampai 1000 generasi. Siapapun kita ingin memberi sesuatu yang paling bagus kepada anak-anak kita. Memang kita tidak mengenal 4 atau 5 generasi dari kita, tetapi karena kita melihat anak cucu dan cicit kita, kepada keturunan kita yang dapat kita lihat dengan mata, kita harus menurunkan berkat dan kasih anugerah kepada keturunan kita yang menganggap kita sebagai orang besar. Tetapi kalau kita menurunkan mereka kutuk dan dosa, bagaimana?

Walaupun kita diberi pertobatan, pengampunan dan penghapusan dosa, tetapi peraturan Allah tidak berubah. Oleh sebab itu saya cepat dan langsung bertobat setelah saya membuat dosa perilaku maupun pikiran karena memikirkan keturunan saya. Supaya jangan menurunkan dosa kepada keturunan saya saya bertobat segera. Kita menahan kehidupan kita supaya jangan menurunkan dosa kepada keturunan kita. Oleh sebab itu kita minta pengampunan dosa.

Pada umumnya Orang Korea kita sungguh mengorbankan diri untuk keturunan. Memakai uang yang didapat dengan susah untuk keturunan. Kadang-kadang memaksa dan mengancam anak kita supaya mereka rajin belajar. Karena kita menaruh harapan besar kepada anak-anak kita, memakai sejumlah besar uang dan membujuk atau pun memaksa dan mengancam mereka, tetapi bagaimana bila kita menurunkan dosa kepada mereka. Apabila Allah tidak membuka jalan, berupaya bagaimana pun, kita tidak mendapat jalan yang lurus. Allah harus membuat jalan kepada kita, maka Yesus mengatakan “Aku adalah Jalan”.

Jika kita tidak membiarkan mereka mengenal jalan itu dan membiarkan mereka pergi melalui jalan itu, bagaimana? Sebab Yesus mengatakan Aku adalah pintu gerbang. Bila mereka tidak masuk ke pintu yang disediakan Allah, apa yang terjadi jika mereka menuju ke arah lain? Betapa banyak orang mengembara karena mereka berjalan di mana tidak ada jalan. Walaupun mereka dibiayai orang tua untuk lulus sekolah bagus, tetap betapa banyak orang tidak dapat jalan lurus, meskipun mereka anak-anak raja atau anak orang kristen.

Apa yang kita turunkan kepada keturunan kita yakni berkat. Oleh sebab itu ibadah begitu penting. Hari Tuhan begitu penting. Walaupun kita bekerja dengan bebas, mengurus urusan kita pada hari biasa, tetapi kita harus memisahkan hari Tuhan sebagai hari yang kudus dan melihat Allah serta beribadah kepada Allah. Kita harus membebaskan hari Tuhan dari hari biasa. Kita memiliki tujuan kehidupan iman untuk tahun ini, yaitu “Marilah kita suseskan ibadah”. Apa yang kita lakukan pada hari Tuhan? Bagaimana kita menyerahkan roh jiwa kita pada hari Tuhan ini? Karena hari Tuhan adalah hari yang dijanjikan oleh Allah. Pada hari Tuhan Allah membuka diri-Nya selebar-lebarnya dan menyambut, menyongsong kita, maka kita harus melihat-Nya. Itulah hari Tuhan yang kudus.

Pada Perjanjian Lama, mereka yang mengabaikan hari Sabat binasa. Hal itu adalah kiasan tentang kebinasaan kekal. Hari Kudus, oleh sebab itu kita membereskan hati kita untuk menarik perhatian Allah. Kita tidak boleh mengukur Allah karena kita tidak melihat Dia. Karena kita telah mendengar firman Allah, kita melihat Allah, dan kita harus menerima berkat yang dijanjikan-Nya. Sungguh di dalam hari Tuhan ada berkat.

Melalui cerita di Betesda ini, Yesus memperlihatkan kehendak Allah yang khusus kepada orang Yahudi. Orang Yahudi tidak boleh bekerja sedikitpun, atau angkat tongkatpun tidak boleh pada hari Sabat. Mereka salah mengerti akan kehendak dan peraturan Allah, sehingga terjebak dengan hukum Taurat, akhirnya dirampas kebebasannya. Yesus mengajar mereka akan kehendak Allah terhadap hari kudus. Hari kudus bukan hari yang merampas roh jiwa manusia, melainkan hari yang memberi kebebasan. Hari yang mendapatkan kehidupan dari maut. Hari yang mendapat kebebasan dari segala tekanan dan hari merdeka dari segala kutuk. Tetapi orang Yahudi salah mengerti akan hukum Taurat. Sambil melaksanakan hukum Taurat, mereka menjebak roh jiwa sendiri. Tetapi Yesus mengatakan dengan jelas mengenai kehendak Allah terhadap hari kudus.

Pada hari Tuhan yang kudus ada kehidupan. Yesus mengatakan dalam Markus 2:28, bahwa Anak manusia adalah Tuhan atas hari kudus. Apa yang dilakukan Yesus pada hari kudus? Yesus mengusir roh-roh kotor, menyembuhkan orang sakit, seperti orang lumpuh ini, oleh sebab itu, Dia dianiaya oleh orang Farisi. Namun demikian, hari kudus adalah hari dimana ada keselamatan, hari yang berkelimpahan hidup. Yohanes 10:10 mengatakan Yesus datang supaya domba-Nya mempunyai hidup dalam segala kelimpahan.

Pada hari Tuhan yang kudus berkelimpahan berkat, berkelimpahan kasih anugerah. Pada hari ini berkelimpahan kekuatan Allah. Berkelimpahan kuasa Allah, inilah hari Tuhan yang kudus. Pada hari Tuhan yang kudus ini, Allah bertemu kita. Kita harus mengetahui kehendak Allah seutuhnya. Alasan Allah menyatakan diri-Nya kepada kita untuk memberi hidup. Dengan tujuan memberi hidup Ia menyatakan diri-Nya dan memberi iman kepada kita. Kita harus beribadah dengan sungguh-sungguh agar kita menurunkan berkat kepada keturunan kita, meski kita tidak menurunkan harta benda kepada mereka. Bagaimana kita memiliki iman seumur hidup kita jikalau tidak ada hari Tuhan yang kudus?

Paling sedikit beribadah sekali seminggu, kita bereskan hati supaya dapat beribadah dan mengusahakannya serta bertobat supaya menyenangkan hati Allah dan mengorbankan diri seumur hidup kita, sehingga Allah turut bekerja bersama kita. Sukacita dan syukur terhadap hari Tuhan yang kudus!
Oleh karena Allah memberi kasih anugerah kepada kita pada hari Tuhan yang kudus, sehingga kita mendapat berkat. Apabila tidak ada hari Tuhan yang kudus, pasti kita jatuh dalam kejahatan. Oleh sebab itu betapa menyedihkannya orang yang tidak mengikuti hari Tuhan yang kudus.

Jika kita jatuh dalam pencobaan, kita mulai mengabaikan hari Tuhan dahulu seperti pada awal kita mengikuti hari Tuhan dan juga mengabaikan tugas yang dilaksanakan pada hari Tuhan. Demikian mengabaikan hari Tuhan bila seseorang jatuh dalam pencobaan. Akhirnya pencobaan meniup seluruh keluarganya. Kita sering melihat kasus seperti itu, betapa mahal harganya hari Tuhan yang kudus.

Hari kudus adalah hari Sabat. Alkitab mengatakan apa yang dilakukan Yesus di Betesda. Orang Yahudi memiliki mitos bahwa apabila orang sakit masuk di dalam air kolam Betesda ketika air itu bergoyang, mereka sembuh, maka di antara 5 serambi yang ada, dipenuhi orang sakit. Pada saat itu, Yesus mendekati seorang yang sakit paling lama kelihatannya, bukan hanya 20 atu 30 tahun, tetapi yang sakit selama 38 tahun. Yesus bertanya kepadanya, “Maukah engkau sembuh?”, tentu saja semua orang sakit disitu mau sembuh, tetapi Yesus bertanya “Maukah engkau sembuh?”. Kata orang sakit itu, “Aku mau sembuh, namun apabila airnya goncang orang lain turun mendahului aku”. Tidak ada orang yang membantu dia agar dia dapat turun ke kolam.

Orang sakit itu mengatakan dua alasan dimana dia tidak dapat sembuh. Hal ini bukan hanya masalah sakit lumpuh tersebut, tetapi masalah konsep kepada semua orang sakit pun di jaman sekarang ini. Semua orang yang sakit mengatakan mereka tidak memiliki kesempatan. Saudara, saya sedang duduk di Betesda seperti orang sakit disitu yang mengharap mujizat dan hoki saja, dan itupun dibatalkan dengan alasan tidak ada kesempatan. Demikian frustasinya dan karena itu jatuh dan tergeletak. Seluruh Alkitab mengatakan bahwa, semua manusia pikirannya hanya sedemikian saja.

Pada waktu itu adalah hari Sabat. Yesus menyatakan kehendak Allah pada hari Sabat dengan jelas. “Maukah kamu sembuh?”. “Angkatlah tilammu dan berjalanlah!”. Yesus memerintahkannya. Kesempatan kita adalah seketika kita mendengar suara Tuhan. Yang kita tahu melalui Alkitab adalah, Allah tidak memberi kesempatan kepada orang yang mengira tidak memiliki kesempatan.

Saya sering mengajar kepada pemuda-pemudi dalam khotbah saya, dalam ibadah pemuda yang keempat dan kelima. Karena faktor 3D (Dirty, Dangerous,) yaitu pekerja tidak mau kerja dengan upah murah dan tidak mau bekerja dalam bidang pekerjaan yang keras kemudian tidak mau bekerja pada pekerjaan yang kotor. maka fungsi ekonomi Korea tidak berjalan lancar. Tetapi apabila mereka bekerja di tempat proyek, mereka dapat banyak uang dan ketrampilan walaupun pekerjaannya keras dan kotor. Namun karena mereka berpikir ‘aku seharusnya mendapat upah USD3000’, tetapi bagaimana dengan upah USD1000 saja, padahal Allah tidak memberi dahulu pekerjaan yang besar. Seperti memberi 4 dinar kepada orang yang menanggung 2 dinar dan memberi 10 dinar kepada orang yang menanggung 5 dan menambahkannya 1 lagi.

Maka kita harus mengerjakan pekerjaan yang kecil dahulu, karena Allah bersifat memberi kepada orang yang memiliki, mengambil dari orang yang tidak memiliki. Oleh sebab itu kita harus bekerja apa saja. Jika kita kerja sedikit dan sedikit lagi, kita akan ditambahkan, tetapi apabila tidak memiliki, diambil apa yang ada sedikit itu. Apabila kita melakukan sambil memegang yang kecil itu, kita dapat sesuatu. Alkitab mengatakan iman turut bekerjasama dengan perbuatan kita. Iman adalah yang bekerja bersama perilaku. Bilamana seseorang tidak bekerja, maka sia-sialah meskipun ia memiliki iman.

Yesus mengatakan dalam Yohanes 4:34 bahwa Ia memiliki makanan. Makanannya ialah melakukan kehendak Bapa. Mereka salah paham akan makanan roh jiwa, ialah banyak membaca Alkitab dan memanggul ayat-ayatnya. Bukan orang yang mendengar, tetapi yang melakukanlah yang disebut orang benar. Seperti seorang yang menyimpan banyak makanan, namun tidak memakan makanannya itu, sehingga menderita kelaparan. Demikan juga dengan mereka yang membaca Alkitab, tetapi karena tidak melakukannya, sehingga roh jiwa mereka lapar walaupun banyak bertumpuk-tumpuk makanan ilahi.

Supaya kita turut bekerja bersama Allah, kita harus mulai bekerja ketika Allah memberikan kesempatan. Yesus berkata kepada orang yang mengatakan ‘aku tidak punya kesempatan, walaupun aku turun di dalam air ketika tergoncang, orang lain turun mendahului aku’. Yesus mengatakan kepada orang yang memiliki pikiran demikian. Pada saat kita mendengar suara Tuhan itulah kesempatan, pada saat kita mendengar firman dari Allah itulah kesempatan. Tetapi apabila kita melakukan sesuatu tanpa firman Allah, itu hanya keyakinan. Kesempatan kita hanya seketika kita mendengar firman Allah. Ketika kita melakukan sesuatu sesuai firman Allah, perilaku kita itulah kekuatan Allah yang turut bekerja bersama kita. Alkitab mengatakan Allah turut bekerja ketika kita berprilaku. Bila kita tidak melakukannya, Allah tidak turut bekerja. Ketika kita bertindak, Allah turut bekerja.

Orang lumpuh tadi mengatakan ‘tidak orang yang menolong aku’. Siapa dapat menolong kita padahal kita semua memerlukan pertolongan? Allah telah memberi janji kepada orang sakit bahkan kepada kita semua yang mengatakan tidak ada kesempatan, tidak ada orang yang menolong, tetapi karena mengabaikan janji Allah, sehingga tidak mendapat pertolongan dari Allah. Apabila kita benar percaya Allah ketika kita bertindak, Allah turut bekerja, dan ketika kita bertindak dengan mentaati pada perintah-Nya, itulah kesempatan kita. Oleh sebab itu Alkitab mengatakan "Lakukanlah baik atau tidak baik waktunya". Alkitab mengatakan mulailah waktunya baik atau tidak baik. Tetapi mereka terlalu sombong. Karena mereka menaruh nilai yang lebih tinggi dari diri sendiri, mencari sesuatu sesuai nilai yang tinggi itu.

Apabila kita minta pertolongan Allah, orang sakit juga sama. Bagaimana mereka mendapat kesembuhan? Karena mereka tidak berprilaku sebagai orang sehat. Yesus mengatakan kepada orang yang tangannya mati sebelah, “Ulurkanlah tanganmu!” dan “Berjalanlah!” kepada orang lumpuh. Kepada orang buta “Pergilah sampai ke Siloam!”. Yesus memerintahkan kita untuk bertindak. Allah turut bekerja ketika kita berprilaku. Itulah janji dari Tuhan. Apa yang kita temukan pada hari Tuhan yang kudus? Kita mendapat kesempatan. Hari ini juga, bila kita mengakui inilah kebenaran ketika bertemu dan mendengar firman Tuhan, sehingga kita menyamakan itu sebagai kesempatan kita dan bertindak sesuai dengan firman Tuhan, Tuhan akan turut bekerja.

Dalam Perjanjian Lama, kota Samaria pernah dikepung oleh tentara Aram. Mereka sedang kelaparan dan dalam kondisi setengah mati meski ada para nabi dan raja juga tentara. Betapa susahnya mereka sehingga memakan anak-anak mereka. Anak yang kena undi dimakan dahulu, tetapi karena hari ini giliran anak sendiri, tidak mau memberikan anaknya itu sehingga mereka saling bertengkar, "bawalah anakmu!". Itu tertulis dalam II Raja-raja 6 dan 7. Keadaan mereka begitu parah sampai merebus anak sendiri dan memakannya. Walau dimanapun tertimpa kelaparan, mungkin tidak sampai seperti mereka.

Pada waktu itu ada empat orang yang sakit kusta sedang duduk di gerbang Samaria, dan mereka mulai bertindak. “Mengapa kita hanya menunggu mati sambil kelaparan? Mari kita bergerak pergi ke tempat di mana ada pasukan Aram, di mana ada makanan”, “pasti mereka akan menikam dengan senjata mereka”, “tetapi bagaimana, kita hanya menunggu kematian sambil lapar?” “Mari kita pergi”.

Orang kusta bertindak, “Kalau kita mati, ya mati, tetapi apabila kita hidup, mungkin kita mendapat makanan”. Ketika empat orang kusta itu bertindak, Allah melihat mereka dari sorga dan bertepuk tangan. Ketika pasukan Aram mendengar tepuk tangan dari Allah, mereka menyangka bahwa pasukan bangsa yang jumlahnya puluhan ribu sedang menuju untuk menyerang mereka, maka mereka takut sekali dan lari dengan meninggalkan segala milik mereka. Empat orang kusta mengalahkan ratusan ribu pasukan besar itu.

Ketika mereka frustasi dan mengeluh kepada para nabi, dan memakan daging anak sendiri, Allah pun tidak menolong mereka. Tetapi ketika empat orang kusta bertindak, ‘jika mati akan mati’ dan pergi dengan kaki pincang, Allah membiarkan suara itu terdengar kepada pasukan Aram sebagai suara dari pasukan besar yang berkuda, yang sedang menuju mereka. Apabila kita tidak bertindak, Allah tidak menjadi pertolongan kita. Itulah tanda-tanda dari hari Tuhan yang kudus. Kita pergi ke arah mana?

Hari ini kita harus berdoa di hadapan Allah. “Tuhan, aku sebodoh ini sehingga menunggu kesempatan saja, tetapi aku baru tahu, ketika mendengar firman Allah itulah kesempatan, yaitu hari Tuhan yang kudus inilah kesempatan”. “Sejak hari ini aku akan bertindak”. Inilah kesempatan, “Mulai hari ini aku akan bertindak”. Kita harus mengambil keputusan demikian.

Mari kita menggenggam tangan kanan, “firman Tuhan adalah kesempatanku”, “roh jiwaku firman Tuhan adalah kesempatanku”. Mari kita berseru 3 kali. “Mari roh jiwaku, firman Tuhan adalah kesempatanku”. Ya, firman Tuhan itulah kesempatan kita. Mari kita berseru lagi, "Mari roh jiwaku, Yesus adalah kesempatanku!”

Setelah saudara mengenal Yesus, saudara harus berubah saat ini, bukan kelanjutan dari masa lalu, tetapi saat ini adalah saat yang baru. Walaupun Anda hidup dalam keputus-asaan selama 38 tahun, tetapi Anda harus menghadapi saat yang baru. Anda harus menciptakan saat yang baru. Di mana ada yang gelap harus disinari cahaya. Mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh, supaya kita lebih menguduskan hari Tuhan yang kudus, dan menjadikannya sebagai kesempatan untuk kita bertemu Allah, demikian kita menjadi orang kudus yang mengabdi kepada Allah, mari kita berdoa!

Tempat Kudus - 15 Februari 2004

INTISARI KHOTBAH
Tempat Kudus (Keluaran 3 : 1—12)

Allah yang kita sembah adalah kudus. Ia menciptakan seluruh dunia dengan Firman-Nya (Ibrani 11 : 3). Sebab bagi Firman Allah tidak ada yang mustahil (Lukas 1 : 37). Segala sesuatu menaati pekerjaan yang melayani Allah (Mazmur 24 : 1). Roh-roh disorga maupun dibumi adalah ciptaan Allah (Ibrani 1 : 5—14). Kecuali Allah, tidak ada allah lain yang berada dengan sendiri (Keluaran 20 : 2 ,.3). Oleh sebab itu orang yang menyembah berhala adalah yang tidak percaya Allah (Keluaran 20 : 4—6). Hanya mereka yang melayani Allah Esa saja orang yang kudus (Keluaran 1 : 5). Siapapun yang berada dihadirat Allah sajalah yang menjadi kudus, tanpa kekudusan kita tidak dapat melihat Tuhan.
(Ibrani 12 :14) ibadah adalah kita melihat Allah dihadapan hadirat-Nya, maka ibadah itu kudus (Yohanes 4 : 23, 24).

Akuilah kekudusan dan marilah kudus. Kuduslah ! Allah kita adalah kudus.
Apapun yang berpaling dari Allah adalah tidak kudus, tanpa kekudusan kita tidak dapat melihat-Nya.
Ibadah ialah Kita menatap kepada-Nya dan mencium-Nya, barang siapa yang melihat wajah-Nya adalah orang kudus.

Segala sesuatu taat kepada mereka yang menyukseskan ibadah.
Segala sesuatu menjadi milik-Nya.


ISI KHOTBAH

Allah yang kita sembah adalah Allah yang murah hati. Ketika kita biasa bicara seperti ini, mungkin sepertinya sebuah pengakuan agama atau sebagai pengetahuan umum mengira Allah adalah murah hati. Tetapi kita sedang beribadah dengan iman dan melihat Allah dengan iman. Alkitab memuatkan firman Allah dan firman Allah menyatakan kebapaan dan keibuan. Maka hukum Taurat sepertinya firman Allah yang keras dan kejam. Sedangkan Injil seperti perkataan dari ibu yang lemah lembut dan kasih, demikian menyatakan keibuan.

Allah berfirman kepada kita dan dengan kuasa dan hak yang diberi kepada kita, jika kita berdoa dijawab-Nya. Dan Allah memberi perintah dan peraturan, maka kita mentaatinya dan beribadah. Dan mempersembahkan diri, itu diterima-Nya. Tetapi kita harus mengenal Allah lebih dahulu. Ibadah maupun doa, dalam hal kita melayani Allah, kita harus mengenal Allah lebih dahulu.

Firman Allah..., firman Allah..., Kita sering menyebut firman Allah, itu bukanlah seperti suara dari manusia. Anak Allah Yesus Kristus, Ialah yang membuktikan bahwa firman Allah adalah keberadaan yang nyata. Maka kita percaya bahwa Firman menjadi manusia menurut firman yang tercatat di dalam Alkitab. Firman Allah bukanlah perkataan pengetahuan umum atau bunyi, Tetapi keberadaan nyata, maka yang membuktikan firman Allah sebagai keberadaan yang nyata ialah Yesus yaitu Anak Allah. Maka Anak Allah Yesus menyaksikan firman dan firman menyaksikan Yesus. Maka Anak Allah menyaksikan firman, firman menyaksikan Anak Allah. Walaupun tidak ada firman dan tidak ada Yesus. Jika tidak ada salah satu dari keduanya, iman kita tidak akan terjadi. Kita harus memiliki iman yang begitu penting itu.

Ketika saya percaya Yesus pertama kali, saya mendengar khotbah dari salah satu pengkhotbah yang mengunjungi gereja, dia berkhotbah firman dari Alkitab seperti anting hidung dipasang di telinga menjadi anting telinga, demikian sebaliknya. Memang saya tidak begitu perhatikan khotbahnya, tetapi sesudah saya mendengar khotbah dari orang lain, Karena orang lain bicara berbeda-beda, maka saya pikir mungkin itulah Alkitab, maka saya tanpa pikiran membaca Alkitab berkali-kali. Namun, saya tidak tahu karena saya sendiri tidak mengerti Alkitab. Sesudah saya dipanggil 5 tahun kemudian, waktu saya menyadari kebenaran, Saya menyadari perkataan mereka betapa salah. Firman Allah sempurna sekali dan tidak bernoda dan bercela. Jika kita tidak percaya, firman Allah sempurna dan tidak bercela dan bernoda, kita gagal dalam iman.

Ilmu pengetahuan dalam satu bidang harus sempurna.TV atau HP, akan muncul gambar dan berbunyi jika channelnya cocok. Firman Allah bukanlah yang ditambahkan atau dicampur-adukkan. Maka sewaktu saya mengajar Berea Academy, Di dalam Alkitab ada bagian latar belakang, disitu ada gunung, atau awan,ada pohon atau air terjun dan di depannya seseorang berdiri. Supaya memotret orang itu, latar belakangnya pun diambil. Tetapi latar belakangnya ada musim semi, panas, gugur dan musim dingin. Maka berubah menurut musimnya. Tetapi orang itu tidak berubah kepribadiannya, seperti itu. Di dalam Alkitab ada bagian latar belakang, ada juga tokoh utama yaitu mengenai Yesus. Maka mungkin latar belakang bisa berubah,Tetapi mengenai Yesus tidak berubah sama sekali, saya sudah mengajar mengenai itu di dalam Berea Academy. Demikian firman dari Allah. Tidak berubah sama sekali.

Minggu lalu saya mengadakan seminar di India, Kekristenan masuk di dalam Korea sudah 120 tahun, sedangkan India hampir 2000 tahun. Diberitakan Injil oleh Thomas murid Yesus. Iman Kristen berlangsung sampai sekarang, maka teologia mereka juga pasti berkembang. Tetapi mereka mendengar jemaat satu kali itu saja, mereka berubah total, Dan mereka sendiri mengakui, kekristenan mereka betapa merosot dan salah. Betapa besarnya misi bagi orang Berea. Betapa besar misinya bagi jemaat Sungrak. Orang Korea yang mendengar Berea hanya 4-5 tahun itu berubah secara total, dan dia yang menggoncangkan India 1,2 milyar penduduk. Luar biasa. Pemimpin gereja India mengakui tiba masa Berea, dan masa si anu, si anu sudah selesai. Karena mereka menyadari apa itu firman Allah sesungguhnya.

Kita harus menyadari apa itu firman Allah. Mereka berpikir jika ada perkataan dari mimbar itu firman Allah, tetapi sungguh kita harus menyadari firman Allah itu apa. Firman dari Allah bukanlah perkataan Allah yang diucapkan ribuan tahun yang lalu, dan bukan seperti suara dari manusia, Seperti Yoh 1:1, dari pada mulanya. Dari pada mulanya dari Kejadian itu pada mulanya bagi segala sesuatu. Pada mulanya dari Yoh 1:1 adalah mula-mula dari pada mulanya. Maka firman Allah tidak ada hari permulaannya. Firman Allah berada dari pada mulanya bersama Allah. Maka jika kita menyebut firman Allah, artinya firman yang berada bersama Allah dari pada mulanya dan yang tidak ada hari permulaannya.

Kita kadang-kadang merasa diri sebagai cendikiawan jika membaca sajak ratusan tahun yang lalu. Jika orang lain, kita menghormatinya. Firman Allah berada bersama dengan Allah dari pada mulanya. Kita tidak pernah melihat Allah. Tetapi kita percaya Allah berada karena firman berada bersama Allah. Jika tidak ada firman, Allahpun tidak ada, tetapi karena ada firman Allah juga berada. Sedang kita diberitakan firman yang berada bersama Allah dari pada mulanya.

Abraham dengan cara mana ia percaya kepada firman, Allah memanggil yang tidak ada seperti yang ada, yang mati seperti yang hidup. Jika kita baca kejadian ketika Allah berfirman, "Jadilah!", terang dijadikan dari yang tidak ada. Dijadikan menjadi ada dari yang tidak ada. Maka segala tumbuh-tumbuhan yang berbuah, dijadikan. Karena berfirman, bertumbuhlan dan penuhilah dan bertambah banyaklah, maka bunyi-bunyi yang seperti mati taat, berada dan hidup sampai sekarang. Demikian firman Allah.

Karena kita menyebut Abraham sebagai Bapa iman, maka kita memiliki gen rohani yang sama dengan Abraham. Kita juga memiliki iman yang sama. Untuk menciptakan, Allah memberi perintah. Jadilah terang, atau jadilah cakrawala, demikian mengucapkan perintah. Yesus berkata dalam Yoh 12:50, Aku tahu bahwa perintah-Nya adalah hidup yang kekal. Maka waktu Allah menciptakan segala sesuatu, Allah mengucapkan perintah. Apabila kuasa itu masuk di dalam diri kita, Itu menjadi kuasa yang memberi hidup yang kekal. Dan ketika firman itu datang kepada manusia, bukan saat penciptaan, Ketika Allah memberi firman kepada manusia dengan mendekati manusia, Manusia menerima firman-Nya sebagai peraturan dan perintah. Firman Allah, Hukum Taurat, Injil dan kebenaran bukanlah yang dipisahkan masing-masing. Waktu Allah menyatakan firman-Nya sebagai perintah, Ketika Allah berfirman kepada manusia, itu menjadi peraturan dan perintah, menjadi Hukum Taurat.

Firman Allah memiliki 4 sifat. Ul 30:19-20, Aku memanggil langit dan bumi, menjadi saksi terhadap kamu, kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan dan berkat, supaya engkau dan keturunanmu hidup. Demikian firman Allah memiliki 4 sifat. Berkat, hidup, kematian dan kutuk. Mari kita bersama-sama berseru, berkat, hidup, kematian dan kutuk! dengan suara lebih besar, berkat, hidup, kematian dan kutuk! Demikian firman memiliki 4 sifat. Tanpa disaring, bila firman itu di beri kepada manusia itu menjadi hukum Taurat.

Apa itu hukum Taurat? Ialah di dalam firman-Nya ada berkat dan hidup, dan ada kutuk dan kematian. Maka apabila seseorang taat dengan sempurna, dia dapat perkataan hidup. Dan juga tidak taat langsung didatangi dengan kematian dan kutuk, itulah hukum Taurat. Sifat firman dari Allah didatangi tanpa disaring, itulah Hukum Taurat. Maka kita takut dengan hukum Taurat. Mengapa? walaupun ada berkat dan hdup, tetapi karena diberikan juga kematian dan kutuk. Maka tadi, Aku memanggil langit dan bumi dan memberi kamu berkat, hidup, kematian dan kutuk, itu artinya diberi hukum Taurat.

Firman-Nya, pilihlah hidup dan berkat, supaya engkau dan keturunanmu hidup. Oleh sebab itu Allah mengutus Yesus Kristus ke dunia. Apa yang dikerjakan Yesus sesudah Ia datang? Ia melindungi hidup dan berkat, dan menanggung kematian dan kutuk dengan tubuh-Nya sendiri. Dengan menanggung kematian dan kutuk dengan diri-Nya, agar manusia kita hanya didatangi dengan hidup dan berkat. Apakah kita memperoleh hidup dan berkat dengan cara mengabaikan Yesus? Tidak. Karena 4 sifat dari firman harus datang,Tetapi karena Kristus menanggung dua hal itu, Apabila orang menerima Firman Allah dengan bersandar pada bakti Tuhan, Kematian dan kutuk akan disaring oleh karena bakti Tuhan, Hanya memberi berkat dan hidup kepada manusia, itulah Injil. Maka tanpa bakti Yesus, Injil tidak mungkin menjadi kabar baik. Tanpa bakti Yesus menerima firman Allah, akan datang 4 sifat sebagai peraturan dan kehendak Allah. Tetapi ketika Yesus Kristus menyaring kutuk dan kematian dengan bakti-Nya, lalu memberi hidup dan berkat, itulah Injil.

Apabila kita mendengar Injil hanya dengan telinga sepertinya firman berada di dalam otak. Otak manusia itu tubuh, jika orang mati itu kembali menjadi debu tanah. Apapun yang ada di dalam otak, pengetahuan yang banyak pun hilang ketika tubuh kita mati. Maka sesudah Yesus bangkit berfirman, Terimalah Roh Kudus, bukan kepada orang yang mati, Kepada orang yang hidup, terimalah Roh Kudus! Karena tanpa Roh Kudus yang masuk di dalam telinga, otak, tidak bisa masuk di dalam roh jiwa firman Allah yaitu Injil. Maka Roh Kudus membawa Injil yang ada di dalam telinga ke roh jiwa kita. Maka tidak ada firman: yang mendengar ialah orang benar. Bukanlah yang mendengar orang benar, tetapi yang mendengar dan melakukannya, dialah orang benar. Bukan karena mendengar kita memiliki iman.

Tetapi oleh karena Roh Kudus, firman masuk di dalam roh jiwa kita. Maka Aku berada di dalam dirimu, kamu di dalam diri-Ku, kebenaran di dalam dirimu. Jika firman-Ku tinggal di dalam dirimu, kebenaran tinggal di dalam dirimu, demikian firman-Nya. Maka Yoh 16:13-14, Jika Roh Kebenaran datang, Ia akan menuntun mu keseluruh kebenaran dan memperingatkan firman. Roh Kudus akan menyatakan dengan kemuliaan-Ku. Maka ketika firman masuk di dalam roh jiwa kita oleh Roh Kudus disebut kebenaran.

Firman Allah dan hukum Taurat , Injil dan kebenaran tidaklah berbeda masing-masing. Firman Allah adalah Yang berada daripada mulanya, dan ketika firman itu datang kepada manusia, Itulah Hukum Taurat, tetapi karena firman Allah itu memiliki 4 sifat, dan karena menerima tanpa disaring. Memang ada berkat dan hidup, tetapi akan didatangi dengan kematian juga. Maka Kristus datang, dan Ia menanggung kematian dan kutuk dengan tubuh-Nya, Supaya manusia didatangi hidup dan berkat, Ia menanggung kematian dan kutuk dari hukum Taurat, itulah Injil. Jika Injil itu didatangi dengan Roh Kudus, itulah kebenaran.

Emas digali dari tambang emas, emas itu ada di dalam batu, Maka batu itu dihancurkan dan dikirim ke bagian peleburan, dan dileburkan. Batu-batu dihanguskan, lalu dijadikan abu, Lalu yang tinggal adalah emas dan kuningan, dan jika dilebur lagi, kuningan itu hilang. Dan yang tinggal perak dan emas, perak dan emas itu dipisahkan dengan proses kimia. kita mendapat emas murni dengan proses peleburan, demikian juga, firman berkata, belilah emas yang dilebur dengan api. Demikian juga jika firman Allah mendatangi secara langsung, manusia tidak dapat hidup. Maka Yesus berfirman, perintah-Nya adalah hidup yang kekal. Apabila firman itu mendatangi manusia secara langsung akan datang juga kutuk dan kebinasaan bukan hanya hidup dan berkat saja. Maka manusia tidak akan diselamatkan.

Maka apabila firman Allah datang secara langsung kepada manusia, itu disebut sebagai hukum Taurat. Hukum Taurat itulah ketika firman Alah datang dengan 4 sifat tanpa disaring. Injil disaring kematian dan kutuk dari hukum Taurat itu, karena dengan tubuh-Nya Kristus menanggung, dan disaring lalu diberikan hidup dan berkat saja itulah Injil. Tetapi Injil hanya didengar oleh telinga manusia, maka bila Injil dipindah ke roh jiwa manusia oleh Roh Kudus itulah kebenaran. Maka hal kita menerima firman Allah, Bukanlah kita menerima suara seorang manusia. tetapi menerima Firman yang berada daripada mulanya. Seperti nabi si anu berkata pada jaman dahulu, atau Paulus... mereka memindahkan firman yang mereka dengar, tinggal sebagai kebenaran. Tetapi perkataan yang lain hanyalah alat yang menyampaikan kebenaran kepada kita. Perkataan yang menjelaskan latar belakang saja. Firman yang berada dari pada mulanya itu harus masuk ke dalam roh jiwa kita. demikian supaya Allah memberi firman hidup yang kekal kepada kita, Berupaya untuk memberi berkat dan hidup. Selama 1 menit coba kita saling bicara, supaya firman Allah menjadi kebenaran, bagaimana firman Allah diproses dalam peleburan seperti emas dari tambang yang diproses untuk menjadi emas murni. cobalah saling bicara! dengan teman sebelah yang duduk Jangan saudara seolah-olah mengenal, Bicaralah! Karena hal itu harus dimengerti dengan jelas,

Jika kita menyebut firman Allah, Itu berada dari pada mulanya. itulah firman Allah. Agama Budha sudah 2500 tahun, Iman Kristen kita 2000 tahun. Mereka berkata sejarah mereka 2500 tahun sedangkan iman Kristen 2000 tahun, maka kami lebih lama. Lalu orang Kristen bingung dan bengong. Karena sejarah Budha lebih mendahului daripada kekristenan, Kebenaran mereka lebih mendahului, karena tidak mengerti kebenaran itu. Mereka 2500 tahun, tetapi Alkitab mengatakan, Firman berada dari pada mulanya. Maka Yohanes menulis hal itu dengan istilah Logos. Berada dari pada mulanya tidak ada hari permulaan, itulah Firman Allah. Firman yang memberi hidup kekal di dalam kita, Karena Firman yang berada dari pada mulanya masuk di dalam diri kita dan bekerja, sehingga memberi hidup kekal. Bukanlah bahasa modern masuk dan bekerja. Bukannya bahasa modern itu sedang bekerja. Itulah firman. Betapa ngerinya dan takutnya akan Firman Allah. Karena Alkitab berkata, firman Allah memiliki 4 sifat, hidup dan berkat, kematian dan kutuk. Tetapi Kristus menyaringkan kutuk dan kematian dengan bakti-Nya. Maka ketika hidup dan berkat datang dengan bakti Kristus, itulah Injil. Apabila kita menerima Injil itu melalui Roh Kudus, itulah kebenaran. Apakah saudara mengerti?

Maka jemaat Sungrak harus mengerti Firman Allah, Injil dan kebenaran bukanlah yang berada masing-masing. Tetapi seperti peleburan menjadi emas murni. Kebenaran ialah seperti emas murni. Maka Ia sedang berkata kepada kita. Ketika kita berdoa, walaupun kamu orang jahat, kamu tahu bahwa memberi yang baik kepada anakmu sendiri. Apakah kamu memberi ular jika diminta ikan oleh anakmu? Apakah kamu memberi kalajengking jika diminta telur? Jika disengat pasti akan mati. Walaupun kamu orang jahat kamu tahu memberi yang baik kepada anakmu sendiri. Apalagi Allah, bukankah Ia tidak memberi Roh Kudus kepada orang yang memperoleh keselamatan? Dia akan memberi yang paling baik. Maka arti mintalah atau cara berdoa dari ayat itu, waktu kita masih kecil di desa, kalau anak demam secara tiba-tiba, panas dan kejang dan ia pingsan, Rumah masing-masing menyediakan obat P3K. Apabila tidak ada, dia mengetok pintu tetangga. Hai bapa atau ibu, tolong kami! Siapa? Aku mamanya si anu, jika ada obat kejang tolong dibagikan! Maka firman itu, artinya kita mengetok pintu dan meminta sesuatu saat darurat. Orang yang tidak berada saat darurat, tidak akan mengetok. Apa yang darurat bagimu di hadapan Allah? Kita harus berada dalam keadaan darurat. Karena waktu tidak menunggu kita dan kita tidak sedang latihan hidup. Kita tidak bisa latihan kehidupan kita.

Kadang orang berbicara, karena engkau menerima kasih anugerah banyak kamu awet muda. Walaupun awet muda, umurnya tidak diperpanjang. Orang yang tidak percaya Yesus juga awet muda jika ia hidup dengan teratur. Walaupun tidak menerima kasih anugerah. Omongan demikian hanya omongan baik untuk telinga. Itu tidak menolong sedikitpun untuk hidup. Tetapi secara nyata firman Allah harus masuk ke dalam roh jiwa kita. Kita harus berpikir pada saat kita berhadapan dengan Tuhan.

Saudara kekasih, apa itu yang kritis bagi kita? Apa itu yang paling darurat bagi kita? Hal saudara tidak ada keadaan darurat itu telah membuktikan saudara tidak melaksanakan kehidupan iman dengan baik. Apa itu paling darurat bagi saudara? Waktu Yesus meninggal dunia di kayu salib, Bapa Aku menyerahkan nyawa-Ku ke dalam tangan-Mu. Stepanus juga berkata waktu meninggal, Tuhan kuserahkan nyawaku kepada-Mu. Apa yang paling darurat bagi kita? Ayat yang paling terakhir, sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang berbuat kepadamu, perbuatlah demikian. Karena Yesus berkata, melalui peribahasa dunia, hai tabib sembuhkanlah. Para Tabib menyembuhkan orang sakit jika diberi uang. maka kita, Hai Allah karena dikatakan engkau berkuasa, berilah kuasa! Karena Engkau menyelamatkan, selamatkanlah aku! Karena Engkau dikatakan Maha kasih, kasihilah aku. Dengan cara demikian kita tidak memperoleh keselamatan.
Seperti hanya 8 orang saja diselamatkan pada jaman Nuh. Seperti 200 atau 300 juta saja orang menjadi kristen dari 6 milyar penduduk dunia. Kita tidak boleh mendekati Allah dengan cara demikian. Jika kita ingin orang lain perbuat bagi kita, kita harus berbuat demikian. Seperti itu juga, Kita harus mencari Allah seperti itu, baru kita diperbuat oleh Allah demikian. Apabila kita tidak berada dalam keadaan darurat, apakah Allah perbuat demikian untuk kita? Apabila kita tidak mencari Allah Apakah Allah mencari kita? Apabila kita tidak mendekati Allah apakah Allah mendekati kita? Seperti demikian perkara dunia Allah juga tidak mendarurat terhadap kita jika kita tidak demikian. Mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh, Apa yang paling daruruat bagi saudara? Apa yang paling darurat bagi saudara? Apakah tubuh yang akan binasa, bisnis, usaha? Yang lebih darurat daripada bangkrut? Itu adalah hai saudara kekasih seperti roh jiwamu baik-baik, baik-baik saja segala sesuatu, demikian yang darurat adalah roh jiwa kita menjadi baik-baik. Mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh.