INTISARI KHOTBAH
Ibadah yang dicari oleh Allah (Mazmur 51:1-19)
Allah yang kita sembah adalah Bapa yang penuh dengan kemurahan hati dan kasih. Ia membiarkan kita beribadah. Ibadah ialah pertemuan dengan Allah serta melihat wajah-Nya (Kejadian 4:3-5). Ibadah yang dicari oleh Allah adalah jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, yakni hati yang bertobat sungguh-sungguh. (Mazmur 51:16-17).
Hal yang terutama di dalam ibadah ialah pertobatan (Lukas 18:13). Allah tidak mau kita binasa di dalam dosa, tetapi diselamatkan (Yehezkiel 33:11). Allah tidak mendengar seruan dari orang berdosa, tetapi menghendaki orang berdosa bertobat, sehingga hidup (Yesaya 1:18). Pertobatan adalah pengalaman pertama kepada orang yang akan diselamatkan, dan pengalaman pertama untuk bersandar kepada pengorbanan Yesus Kristus. Hal mengakui dosa lebih berharga daripada segala persembahan, maka itu kita bertobat dahulu, lalu memberi persembahan supaya Allah menerima. (Yesaya 1:10-17). Roh Kudus juga datang kepada orang yang bertobat (Kisah 2:38).
· Manusia tidak dapat memandang Allah tanpa bertobat, sebab itu Allah berfirman, ‘terimalah penebusan dosa dulu’.
· Pertobatan ialah pengalaman yang pahit, tetapi itulah jalan kita menerima hidup. Kita dapat memindahkan dosa kita dengan pertobatan.
· Yang tidak perlu bertobat, satu-satunya adalah Yesus Kristus yang menderita untuk kita.
Orang yang tidak bertobat, adalah orang yang tidak percaya kepada Yesus, maupun menipu diri sendiri, serta tidak ada hubungannya dengan Allah.
Ibadah yang dicari oleh Allah (Mazmur 51:1-19)
Allah yang kita sembah adalah Bapa yang penuh dengan kemurahan hati dan kasih. Ia membiarkan kita beribadah. Ibadah ialah pertemuan dengan Allah serta melihat wajah-Nya (Kejadian 4:3-5). Ibadah yang dicari oleh Allah adalah jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, yakni hati yang bertobat sungguh-sungguh. (Mazmur 51:16-17).
Hal yang terutama di dalam ibadah ialah pertobatan (Lukas 18:13). Allah tidak mau kita binasa di dalam dosa, tetapi diselamatkan (Yehezkiel 33:11). Allah tidak mendengar seruan dari orang berdosa, tetapi menghendaki orang berdosa bertobat, sehingga hidup (Yesaya 1:18). Pertobatan adalah pengalaman pertama kepada orang yang akan diselamatkan, dan pengalaman pertama untuk bersandar kepada pengorbanan Yesus Kristus. Hal mengakui dosa lebih berharga daripada segala persembahan, maka itu kita bertobat dahulu, lalu memberi persembahan supaya Allah menerima. (Yesaya 1:10-17). Roh Kudus juga datang kepada orang yang bertobat (Kisah 2:38).
· Manusia tidak dapat memandang Allah tanpa bertobat, sebab itu Allah berfirman, ‘terimalah penebusan dosa dulu’.
· Pertobatan ialah pengalaman yang pahit, tetapi itulah jalan kita menerima hidup. Kita dapat memindahkan dosa kita dengan pertobatan.
· Yang tidak perlu bertobat, satu-satunya adalah Yesus Kristus yang menderita untuk kita.
Orang yang tidak bertobat, adalah orang yang tidak percaya kepada Yesus, maupun menipu diri sendiri, serta tidak ada hubungannya dengan Allah.
ISI KHOTBAH
Allah yang kita sembah adalah Bapa yang murah hati dan kasih. Bapa yang penuh murah hati dan kasih. Kita tidak bisa memanggil Allah sebagai Bapa, dan tidak ada hubungan dengan-Nya sebelum kita percaya Yesus. Karena kita mengenal dan percaya Yesus, Allah dan kita menjadi berhubungan sebagai Bapa dan anak, demikian menjadi dekat. Mengenal Allah atau tidak, sebelumnya Allah adalah Hakim Agung, maka kita tidak terlepas dari hukuman Allah yang kejam. Kita takut akan penghakiman karena di dalamnya tidak ada perasaan, tetapi hanya keadilan. Tetapi sekarang, Allah kita bukan Hakim Agung, tetapi Bapa kita. Kita tahu bagaimana seorang bapa mengasihi anaknya. Seorang Bapa setia untuk menyerahkan nyawanya atau lebih dari pada itu untuk anaknya.
Kita memiliki sifat ilahi untuk mengenal kehendak Allah terhadap manusia melalui anak-anak kita, betapa seorang bapa penuh murah hati dan kasih terhadap anaknya. Demikian hubungan di antara Allah dan manusia adalah hubungan di antara Bapa yang penuh dengan murah hati dan kasih dengan anak-Nya. Oleh karena itu kita harus memiliki hubungan yang erat dengan Allah. Maka salah satu dari lima etika ajaran Konghucu adalah ‘hubungan bapa dan anak adalah dekat’.
Orang tua jaman dulu sering mengatakan "Bapa saya tidak bisa memberi uang sekolah pada saya, tetapi tidak mengeluh’, ‘saya dan saudara saya juga tidak mengeluh kepada bapa, tetapi sungguh mengasihi dan menghormatinya’. Karena kita dekat dengan bapa kita, kita mengasihi dan menghormati bapa. Demikian bapa dan anak harus erat hubungannya. Tetapi apabila tidak erat hubungannya atau hanya rutinitas saja di antara bapa dan anak, bagaimana?
Di antara hubungan bapa dan anak itulah hubungan yang paling erat. Tetapi sekarang hubungan antara bapa dan anak itu tidak demikian. Tidak akrab dan saling mengawasi, dan ada batasan di antara bapa dan anak. Maksudnya di dalam keluarganya telah datang kutuk dan penderitaan. Kita sendiri mengetahui dengan jelas apakah keluarga kita berada di dalam kehendak kita atau berada di dalam penderitaan. Bukan hanya ibu dan anak perempuan saja, tetapi bapa dan anak juga erat hubungannya. Hubungan di antara Allah dan kita demikian.
Sebelum kita percaya Yesus, kita tidak beribadah, tetapi sekarang kita beribadah. Melalui ibadah, sungguh kita bergaul sampai dalam dengan Allah. Kita tidak menipu Allah di hadirat-Nya. Dalam perkara dunia, kadang-kadang kita harus berbohong, sampai hubungan suami istri pun berbohong, kalau tidak keluarga bisa sampai terpecah belah. Demikian ada keterbatasan, tetapi di antara orang tua dan anak tidak ada batasan. Hubungan orang tua dan anak erat sekali. Demikian ibadah adalah pertemuan Allah dan kita, maka di dalam ibadah ada pertobatan.
Manusia menjadi musuh Allah karena dosa. Alasan Allah mengatakan bertobatlah supaya kita tidak binasa, tetapi dapat bergaul dengan Allah, karena Allah ingin menyelamatkan, membesarkan, menuntun dan memberi berkat kepada kita sebagai anakNya. Oleh sebab itu, Allah menyuruh kita "bertobatlah". Di dalam Hukum Taurat tidak ada pengampunan, karena tugas Hukum Taurat adalah yang menentukan dosa. Sebab itu tidak dapat mengatakan “Bertobatlah!”. Hanya menetapkan dosa. Seperti seorang dokter mendiagnosa. Dokter itu tidak menciptakan penyakit, tetapi menemukannya. Sama juga dengan Hukum Taurat, ia menemukan dosa.
Ketika kita mengakui, ‘aku ini orang berdosa’, kita hanya memikirkan dosa perilaku kita yang melanggar moral dan etika, dan yang melanggar hati nurani. Dosa demikian memang sudah dialaminya, maka dia mengakui ‘aku memiliki dosa’, sedangkan orang yang tidak memiliki dosa demikian, dia mengira ‘aku tidak punya dosa’. Dosa demikian adalah dosa perilaku atau dosa perbuatan. Tanpa bergantung pada pribadi kita secara demikian, kita adalah orang berdosa dari awalnya, yaitu dosa asal. Maka kita semua memiliki dosa asal ini. Maka Mazmur 51 adalah firman yang sangat penting, sehingga teologia juga mendasarkannya firman ini. Ayat 6 dan 7, “Terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa, sesungguhnya dalam kesalahan aku diperanakkan dalam dosa, aku dikandung ibuku”. Sebelum kita dikandung ibu kita. Ibu kita sendiri mengandung kita sebagai orang berdosa. Maka pada saat kita dikandung sebagai orang berdosa dan bertumbuh sebagai orang berdosa. Akhirnya kita diperanakkan sebagai orang berdosa.
Pada saat Adam berbuat dosa, roh jiwa manusia telah mati di dalam Adam, manusia menjadi orang berdosa. Mengenai hal ini, kita tidak dapat belajar dari dunia manapun. Di dalam Hukum Taurat pun kita tidak dapat mempelajarinya. Seperti ayat bersangkutan mengatakan kita dikandung ibu kita sebagai orang berdosa dan diperanakkan sebagai orang berdosa. Demikian dari awalnya roh manusia telah mati. Dosa yang dibuat Adam itu disebut sebagai dosa asal, maka kita mati bukan karena dosa kita sendiri, tetapi karena dosa asal. Karena kita percaya Yesus, barulah kita menemukan dan menyadari bahwa kita adalah orang berdosa. Sebelum kita berbuat dosa perilaku masing-masing, kita telah memiliki dosa asal. Dosa asal tidak dapat dihapus dengan pertobatan dan pengampunan. Kita sering mengatakan "aku mendapat penghapusan dosa." Maksudnya adalah dosa kita telah dihapus.
Ada dua cara penghapusan, Pertama, harus mendapat penebusan. Seperti hutang kita ditebuskan. Kedua, Kita harus mendapat penghapusan dosa dengan pengampunan. Dosa perilaku kita dapat dihapuskan dengan pengampunan, sedangkan dosa asal dapat dihapuskan dengan penebusan saja. Walaupun Allah mengasihi seluruh manusia, tetapi tidak menebus dosa mereka apabila mereka tidak percaya. Misalnya, kita tidak melunasi hutang orang sebanyak sembilan juta dengan 8 juta uang kita. Demikian dosa Adam tidak dapat dilunasi apabila tidak datang yang lebih besar dari pada Adam. Maka Allah mengutus Anak-Nya, Ia disebut Adam Akhir. Selain Anak Allah, siapapun tidak dapat melunasi dosa Adam Pertama.
Dosa pribadi yang kita perbuat masing-masing mendapat pengampunan dosa dengan kita bertobat. Tetapi dosa yang dibuat Adam tidak mendapat pengampunan, tetapi harus mendapat penebusan dosa. Walaupun seseorang tidak membuat kesalahan setelah lahir, tidak membuat dosa perilaku karena hidupnya saleh dan bertapa, tetapi ia tetap memiliki dosa Adam. Dosa ini tidak dapat diampuni, karena kita dilahirkan sebagai orang berdosa yang harus mendapatkan penebusan dosa, maka maksud percaya Yesus ialah, kita menerima dan bersandar pada pengorbanan Yesus. Dia melunasi hutang sebagai ganti saya. Dia dihukum sebagai ganti saya. Dosa yang dibuat Adam, yaitu dosa asal itu, telah dilunasi oleh Yesus. Lalu dalam nama Yesus kita bertobat, dan mendapat pengampunan dosa dari dosa perilaku kita.
Mari kita baca I Yohanes 5:16-17 bersama-sama, “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang dosa itu tidak kukatakan bahwa ia harus berdoa”. Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut. Kalau dosa perilaku, harus mendapat pengampunan ketika kita menyadari dosa itu dengan bertobat. Sedangkan ada dosa yang mendatangkan maut, yaitu dosa yang tidak dapat dihapuskan, itu harus ditebus, yaitu dosa asal. Artinya bilamana keluarga kita sakit keras, kita sebagai orang percaya berdoa sebagai ganti keluarga kita, ‘Bapaku tidak percaya Yesus, tetapi sembuhkanlah!’. ‘Mamaku tidak percaya Yesus, tetapi sembuhkanlah!’. Doa demikian tidak dapat dikabulkan. Untuk orang yang berada di dalam dosa yang mendatangkan maut, jangan kamu berdoa, akan jadi sia-sia. Siapapun orang percaya, yaitu orang yang mendapat penebusan dosa dengan pengorbanan Yesus saja mendapat pengampunan dosa, serta kuasa dan kasih anugerah. Dosa itu begitu mengerikan.
Biasanya kita ingin bertanggung jawab atas dosa perilaku kita, tetapi kita berpikir, ‘mengapa aku harus bertanggung jawab terhadap dosa yang aku tidak buat’, namun Allah mementingkannya. Maka pertama Allah mengutus Yesus dan membiarkan-Nya mati di kayu salib, supaya kita bersandar pada pengorbanan-Nya, tetapi tidak merobohkan dosa kita, demikian kita tidak dapat bergaul dengan Allah.
Apa itu ibadah? Ibadah itu adalah saat kita bergaul dengan Allah dengan sungguh-sungguh. Pasti tidak ada orang yang berbohong kepada Allah dalam ibadah. Maka di dalam ibadah kita tidak menyembunyikan dosa kita, tetapi kita bertobat. Oleh karena itu di dalam ibadah, kita tidak boleh menipu Allah. Maka di hadapan Allah kita harus tulus, meskipun kita tidak dapat mengakui di hadapan manusia karena malu, tetapi kita tidak akan malu, maka kita harus bertobat hingga ke pikiran kita, karena Yesus menyamakan pikiran kita juga sebagai dosa. Kita tidak boleh menyembunyikan dosa hingga pikiran kita di hadapan Allah, supaya kita bergaul dengan Allah dengan erat. Tetapi, jikalau seseorang menyembunyikan dosa atau tidak berdosa, apa hubungannya dengan dosa Adam? “Aku bukan orang berdosa”, dia tidak bias menjaga hubungan yang dekat dengan Allah. Kita tidak bisa bergaul dengan Allah.
Mengapa Abraham disebut sebagai bapa orang percaya? Karena dialah yang bergaul dengan Allah dengan erat. Di dalam ibadah, kita harus bergaul dengan Allah dengan erat. Oleh karena itu, waktu kita bergaul dengan Allah, tidak boleh menyembunyikan dosa kita. Maka bukan di depan manusia, tetapi di hadirat Allah kita mengakui sebagai orang berdosa, dan mendapat pengampunan dosa sambil bersandar pada pengorbanan Yesus. Demikian kita menjadi bebas dari dosa. Dengan keadaan dihapuskan dosa kita, barulah kita dapat bergaul dengan Allah. Oleh karena itu dengan memiliki dosa, kita tidak dapat beribadah. Mari kita baca lagi Mazmur 51:18-19 bersama-sama, “Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan, tetapi Engkau menyukai jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk”.
Allah tidak menyukai tata ibadah, tetapi Ia menyukai jiwa yang hancur dan hati yang patah remuk. Bila Allah menyukai korban sembelihan, saya berikan. Tetapi yang Allah sukai adalah jiwa yang hancur dan hati yang patah remuk. Allah tidak menghina jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk. Walaupun ada persembahan besar, dan tata ibadah di dalam ibadah, yang Allah sukai adalah pertobatan. Maka di dalam tata ibadah kita ada pertobatan sebelum kita mendengar khotbah. Karena kita mengikuti ibadah setiap minggu, sehingga ada beberapa orang yang bertobat secara rutin. Tetapi pertobatan itu harus menjadi kesungguhan. Supaya kita bergaul dengan Allah. Mari kita baca I Yohanes 1:5-10 bersama-sama. Kalau kita tidak berada di dalam terang, kita tidak bisa bergaul dengan Allah. Kalau kita mengabaikan bahwa ‘aku tidak berdosa’, maka kita tidak dapat bergaul dengan Allah. Mengapa? Karena hukum Taurat menetapkan kita sebagai orang berdosa, maka Allah harus menghakimi kita dengan hukum-Nya. Tetapi sebelum penghakiman-Nya terjadi, Ia mengutus Kristus supaya kita jangan mati dengan penghakiman-Nya.
Karena Allah mengakui kita adalah orang berdosa, mengutus anak-Nya untuk menghapuskan dosa kita. Apakah pekerjaan Allah percuma? Apakah pikiran Allah salah? Jika kita mengabaikan diri sebagai orang berdosa, kita mengabaikan kebenaran, kita mengabaikan apa yang dikerjakan Allah, sehingga tidak dapat bergaul dengan Alah. Maka kita harus mengakui bahwa, ‘aku adalah orang berdosa’.
Jangan Anda seolah-olah menjadi orang yang rendah hati, tetapi harus mengakui sebagai orang berdosa, karena itulah kebenaran. Oleh sebab itu, apabila kita mengatakan, ‘aku tidak berbuat dosa, kita tidak dapat bergaul dengan Allah. Dengan mengakui dosa kita ‘aku berbuat dosa’, kita dapat bergaul dengan Allah. Orang kristen harus mengakui dosa di hadapan Allah. Kita harus bisa mengakui dosa di hadapan Allah. Kita harus mengakui dosa di hadirat Allah tanpa ragu-ragu dan berani. Iblis akan menggoda kita supaya kita jangan bertobat dan mengajar kita, ‘kamu tidak berbuat dosa’. Tetapi kita harus bertobat. Mengapa? Supaya kita bergaul dengan Allah. Kita harus bergaul dengan Allah se-erat mungkin.
Ibadah kita adalah kesempatan yang dapat memperlihatkan sikap kita dengan lengkap dan sempurna. Ibadah itulah saat kita paling lengkap dan sempurna, karena kita bersandar pada pengorbanan Kristus, dan mendapat kasih sayang Bapa dan didorong oleh Roh Kudus, yaitu keadaan yang terharu oleh kebenaran. Oleh karena itu, hari kudus adalah hari dimana kita beribadah. Maka hari Tuhan, harus menjadi kudus sepanjang hari. Satu bulan kehidupan kita menjadi hari kudus. Demikian sepanjang tahun dan seluruh kehidupan kita menjadi hari kudus, yaitu kita menyatakan sikap kita yang sempurna dan lengkap seperti kita berada di dalam ibadah. Maka, di dalam ibadah, kita harus membuang dosa kita, dan menerima pengorbanan Kristus, dan mendapat pengampunan dosa, demikian kita menerima kasih sayang dari Allah dan percaya wahyu dari Allah serta mengasihi dan bersandar pada Allah, demikian kita bergaul dengan Allah 100%.
Kita menerima kasih sayang dari Allah dengan sepenuhnya, dan kita bersandar kepada Allah juga dengan sepenuhnya. Maka pada saat kita beribadah, itulah saat yang berbeda dengan yang lain.,yaitu dibedakan dan dipisahkan maka itulah saat yang kudus. Maka ibadah adalah saat kita melepaskan dosa untuk bergaul dengan Allah. Yaitu saat yang menyatakan gambaran iman kita yang lengkap dan sempurna. Seperti sepasang mempelai laki-laki dan perempuan menyiapkan tubuh dan suasana, juga hati, itu yang sempurna, supaya pertemuan dan perkawinan itu menjadi sesuatu yang sempurna, walaupun mereka telah saling mengenal.
Demikian di dalam ibadah, kita mencapai puncak pertemuan di antara Allah dan kita. Itulah hari kudus, hari Tuhan, yaitu hari kita beribadah. Walaupun kita sudah menyiapkan penampilan kita, tetapi apabila kita tidak bertobat, maka percuma saja. Oleh karena itu, kita harus bertobat waktu kita beribadah, supaya iman kita dapat menyata-gambarkan dengan sempurna. Mari kita sukseskan ibadah. Itulah cara dimana kita menyenangkan hati Allah.
Bukan hanya kita saja, tetapi biarkanlah anak-anak kita juga harus sukseskan ibadah. Sambil menggenggam tangan, mari kita berseru, ‘roh jiwaku bergaullah dengan Allah’. Kita harus bergaul dengan Allah dengan erat. Walaupun kalian duduk di gereja ini, tetapi sia-sia bilamana saudara mengikuti tata ibadah saja. Tetapi saudara harus bergaul dengan Allah. Saudara harus bergaul dengan Allah. Manusia siapapun tidak dapat melihat dan mengenal saudara, tetapi Allah kita melihat dan mengenal kita.
Sambil menggenggam tangan berserulah tiga kali "Mari roh jiwaku bergaullah dengan Allah!" Sebagai manusia yang tidak memiliki dosa yang harus bertobat ialah hanya Yesus Kristus saja. Yesus Kristus saja satu-satunya yang tidak perlu bertobat. Sedangkan kita, tidak bisa menjadi lengkap dan sempurna tanpa pertobatan. Alkitab juga mengatakan, ‘lengkap dan sempurnalah seperti Allah’. Bukan karena kita tidak berdosa kita bisa sempurna dan lengkap. Kita adalah orang berdosa. Dengan mengakui hal itu, kita mendapat penebusan dosa dan dengan bertobat, kita mendapat pengampunan dosa. Demikian dosa kita dihapuskan. Allah kita lengkap dan sempurna, maka kita dapat bergaul dengan Allah, setelah mendapat penghapusan dosa.
Di dalam ibadah, kita bergaul dengan Allah. Saat ini saudara jangan menipu Allah. Waktu saudara memberi persembahan, jangan pelit di hadapan Allah, tetapi berilah dengan sungguh-sungguh dan dengan sukarela. Bergaullah dengan Allah dengan erat, dengan akrab, supaya Allah mengakui, ‘ia akrab dengan-Ku’, ‘ia tidak menipu dan berbohong’, ‘dan tidak mempermainkan Aku’.
Waktu kita berdoa mari kita bertobat, ‘ampunilah dosaku’. Supaya kita beribadah tanpa dosa. Supaya saudara bertobat sungguh-sungguh, sehingga roh jiwamu yang tidak berdosa dapat bergaul dengan Allah, mari kita berdoa!
Allah yang kita sembah adalah Bapa yang murah hati dan kasih. Bapa yang penuh murah hati dan kasih. Kita tidak bisa memanggil Allah sebagai Bapa, dan tidak ada hubungan dengan-Nya sebelum kita percaya Yesus. Karena kita mengenal dan percaya Yesus, Allah dan kita menjadi berhubungan sebagai Bapa dan anak, demikian menjadi dekat. Mengenal Allah atau tidak, sebelumnya Allah adalah Hakim Agung, maka kita tidak terlepas dari hukuman Allah yang kejam. Kita takut akan penghakiman karena di dalamnya tidak ada perasaan, tetapi hanya keadilan. Tetapi sekarang, Allah kita bukan Hakim Agung, tetapi Bapa kita. Kita tahu bagaimana seorang bapa mengasihi anaknya. Seorang Bapa setia untuk menyerahkan nyawanya atau lebih dari pada itu untuk anaknya.
Kita memiliki sifat ilahi untuk mengenal kehendak Allah terhadap manusia melalui anak-anak kita, betapa seorang bapa penuh murah hati dan kasih terhadap anaknya. Demikian hubungan di antara Allah dan manusia adalah hubungan di antara Bapa yang penuh dengan murah hati dan kasih dengan anak-Nya. Oleh karena itu kita harus memiliki hubungan yang erat dengan Allah. Maka salah satu dari lima etika ajaran Konghucu adalah ‘hubungan bapa dan anak adalah dekat’.
Orang tua jaman dulu sering mengatakan "Bapa saya tidak bisa memberi uang sekolah pada saya, tetapi tidak mengeluh’, ‘saya dan saudara saya juga tidak mengeluh kepada bapa, tetapi sungguh mengasihi dan menghormatinya’. Karena kita dekat dengan bapa kita, kita mengasihi dan menghormati bapa. Demikian bapa dan anak harus erat hubungannya. Tetapi apabila tidak erat hubungannya atau hanya rutinitas saja di antara bapa dan anak, bagaimana?
Di antara hubungan bapa dan anak itulah hubungan yang paling erat. Tetapi sekarang hubungan antara bapa dan anak itu tidak demikian. Tidak akrab dan saling mengawasi, dan ada batasan di antara bapa dan anak. Maksudnya di dalam keluarganya telah datang kutuk dan penderitaan. Kita sendiri mengetahui dengan jelas apakah keluarga kita berada di dalam kehendak kita atau berada di dalam penderitaan. Bukan hanya ibu dan anak perempuan saja, tetapi bapa dan anak juga erat hubungannya. Hubungan di antara Allah dan kita demikian.
Sebelum kita percaya Yesus, kita tidak beribadah, tetapi sekarang kita beribadah. Melalui ibadah, sungguh kita bergaul sampai dalam dengan Allah. Kita tidak menipu Allah di hadirat-Nya. Dalam perkara dunia, kadang-kadang kita harus berbohong, sampai hubungan suami istri pun berbohong, kalau tidak keluarga bisa sampai terpecah belah. Demikian ada keterbatasan, tetapi di antara orang tua dan anak tidak ada batasan. Hubungan orang tua dan anak erat sekali. Demikian ibadah adalah pertemuan Allah dan kita, maka di dalam ibadah ada pertobatan.
Manusia menjadi musuh Allah karena dosa. Alasan Allah mengatakan bertobatlah supaya kita tidak binasa, tetapi dapat bergaul dengan Allah, karena Allah ingin menyelamatkan, membesarkan, menuntun dan memberi berkat kepada kita sebagai anakNya. Oleh sebab itu, Allah menyuruh kita "bertobatlah". Di dalam Hukum Taurat tidak ada pengampunan, karena tugas Hukum Taurat adalah yang menentukan dosa. Sebab itu tidak dapat mengatakan “Bertobatlah!”. Hanya menetapkan dosa. Seperti seorang dokter mendiagnosa. Dokter itu tidak menciptakan penyakit, tetapi menemukannya. Sama juga dengan Hukum Taurat, ia menemukan dosa.
Ketika kita mengakui, ‘aku ini orang berdosa’, kita hanya memikirkan dosa perilaku kita yang melanggar moral dan etika, dan yang melanggar hati nurani. Dosa demikian memang sudah dialaminya, maka dia mengakui ‘aku memiliki dosa’, sedangkan orang yang tidak memiliki dosa demikian, dia mengira ‘aku tidak punya dosa’. Dosa demikian adalah dosa perilaku atau dosa perbuatan. Tanpa bergantung pada pribadi kita secara demikian, kita adalah orang berdosa dari awalnya, yaitu dosa asal. Maka kita semua memiliki dosa asal ini. Maka Mazmur 51 adalah firman yang sangat penting, sehingga teologia juga mendasarkannya firman ini. Ayat 6 dan 7, “Terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa, sesungguhnya dalam kesalahan aku diperanakkan dalam dosa, aku dikandung ibuku”. Sebelum kita dikandung ibu kita. Ibu kita sendiri mengandung kita sebagai orang berdosa. Maka pada saat kita dikandung sebagai orang berdosa dan bertumbuh sebagai orang berdosa. Akhirnya kita diperanakkan sebagai orang berdosa.
Pada saat Adam berbuat dosa, roh jiwa manusia telah mati di dalam Adam, manusia menjadi orang berdosa. Mengenai hal ini, kita tidak dapat belajar dari dunia manapun. Di dalam Hukum Taurat pun kita tidak dapat mempelajarinya. Seperti ayat bersangkutan mengatakan kita dikandung ibu kita sebagai orang berdosa dan diperanakkan sebagai orang berdosa. Demikian dari awalnya roh manusia telah mati. Dosa yang dibuat Adam itu disebut sebagai dosa asal, maka kita mati bukan karena dosa kita sendiri, tetapi karena dosa asal. Karena kita percaya Yesus, barulah kita menemukan dan menyadari bahwa kita adalah orang berdosa. Sebelum kita berbuat dosa perilaku masing-masing, kita telah memiliki dosa asal. Dosa asal tidak dapat dihapus dengan pertobatan dan pengampunan. Kita sering mengatakan "aku mendapat penghapusan dosa." Maksudnya adalah dosa kita telah dihapus.
Ada dua cara penghapusan, Pertama, harus mendapat penebusan. Seperti hutang kita ditebuskan. Kedua, Kita harus mendapat penghapusan dosa dengan pengampunan. Dosa perilaku kita dapat dihapuskan dengan pengampunan, sedangkan dosa asal dapat dihapuskan dengan penebusan saja. Walaupun Allah mengasihi seluruh manusia, tetapi tidak menebus dosa mereka apabila mereka tidak percaya. Misalnya, kita tidak melunasi hutang orang sebanyak sembilan juta dengan 8 juta uang kita. Demikian dosa Adam tidak dapat dilunasi apabila tidak datang yang lebih besar dari pada Adam. Maka Allah mengutus Anak-Nya, Ia disebut Adam Akhir. Selain Anak Allah, siapapun tidak dapat melunasi dosa Adam Pertama.
Dosa pribadi yang kita perbuat masing-masing mendapat pengampunan dosa dengan kita bertobat. Tetapi dosa yang dibuat Adam tidak mendapat pengampunan, tetapi harus mendapat penebusan dosa. Walaupun seseorang tidak membuat kesalahan setelah lahir, tidak membuat dosa perilaku karena hidupnya saleh dan bertapa, tetapi ia tetap memiliki dosa Adam. Dosa ini tidak dapat diampuni, karena kita dilahirkan sebagai orang berdosa yang harus mendapatkan penebusan dosa, maka maksud percaya Yesus ialah, kita menerima dan bersandar pada pengorbanan Yesus. Dia melunasi hutang sebagai ganti saya. Dia dihukum sebagai ganti saya. Dosa yang dibuat Adam, yaitu dosa asal itu, telah dilunasi oleh Yesus. Lalu dalam nama Yesus kita bertobat, dan mendapat pengampunan dosa dari dosa perilaku kita.
Mari kita baca I Yohanes 5:16-17 bersama-sama, “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang dosa itu tidak kukatakan bahwa ia harus berdoa”. Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut. Kalau dosa perilaku, harus mendapat pengampunan ketika kita menyadari dosa itu dengan bertobat. Sedangkan ada dosa yang mendatangkan maut, yaitu dosa yang tidak dapat dihapuskan, itu harus ditebus, yaitu dosa asal. Artinya bilamana keluarga kita sakit keras, kita sebagai orang percaya berdoa sebagai ganti keluarga kita, ‘Bapaku tidak percaya Yesus, tetapi sembuhkanlah!’. ‘Mamaku tidak percaya Yesus, tetapi sembuhkanlah!’. Doa demikian tidak dapat dikabulkan. Untuk orang yang berada di dalam dosa yang mendatangkan maut, jangan kamu berdoa, akan jadi sia-sia. Siapapun orang percaya, yaitu orang yang mendapat penebusan dosa dengan pengorbanan Yesus saja mendapat pengampunan dosa, serta kuasa dan kasih anugerah. Dosa itu begitu mengerikan.
Biasanya kita ingin bertanggung jawab atas dosa perilaku kita, tetapi kita berpikir, ‘mengapa aku harus bertanggung jawab terhadap dosa yang aku tidak buat’, namun Allah mementingkannya. Maka pertama Allah mengutus Yesus dan membiarkan-Nya mati di kayu salib, supaya kita bersandar pada pengorbanan-Nya, tetapi tidak merobohkan dosa kita, demikian kita tidak dapat bergaul dengan Allah.
Apa itu ibadah? Ibadah itu adalah saat kita bergaul dengan Allah dengan sungguh-sungguh. Pasti tidak ada orang yang berbohong kepada Allah dalam ibadah. Maka di dalam ibadah kita tidak menyembunyikan dosa kita, tetapi kita bertobat. Oleh karena itu di dalam ibadah, kita tidak boleh menipu Allah. Maka di hadapan Allah kita harus tulus, meskipun kita tidak dapat mengakui di hadapan manusia karena malu, tetapi kita tidak akan malu, maka kita harus bertobat hingga ke pikiran kita, karena Yesus menyamakan pikiran kita juga sebagai dosa. Kita tidak boleh menyembunyikan dosa hingga pikiran kita di hadapan Allah, supaya kita bergaul dengan Allah dengan erat. Tetapi, jikalau seseorang menyembunyikan dosa atau tidak berdosa, apa hubungannya dengan dosa Adam? “Aku bukan orang berdosa”, dia tidak bias menjaga hubungan yang dekat dengan Allah. Kita tidak bisa bergaul dengan Allah.
Mengapa Abraham disebut sebagai bapa orang percaya? Karena dialah yang bergaul dengan Allah dengan erat. Di dalam ibadah, kita harus bergaul dengan Allah dengan erat. Oleh karena itu, waktu kita bergaul dengan Allah, tidak boleh menyembunyikan dosa kita. Maka bukan di depan manusia, tetapi di hadirat Allah kita mengakui sebagai orang berdosa, dan mendapat pengampunan dosa sambil bersandar pada pengorbanan Yesus. Demikian kita menjadi bebas dari dosa. Dengan keadaan dihapuskan dosa kita, barulah kita dapat bergaul dengan Allah. Oleh karena itu dengan memiliki dosa, kita tidak dapat beribadah. Mari kita baca lagi Mazmur 51:18-19 bersama-sama, “Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan, tetapi Engkau menyukai jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk”.
Allah tidak menyukai tata ibadah, tetapi Ia menyukai jiwa yang hancur dan hati yang patah remuk. Bila Allah menyukai korban sembelihan, saya berikan. Tetapi yang Allah sukai adalah jiwa yang hancur dan hati yang patah remuk. Allah tidak menghina jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk. Walaupun ada persembahan besar, dan tata ibadah di dalam ibadah, yang Allah sukai adalah pertobatan. Maka di dalam tata ibadah kita ada pertobatan sebelum kita mendengar khotbah. Karena kita mengikuti ibadah setiap minggu, sehingga ada beberapa orang yang bertobat secara rutin. Tetapi pertobatan itu harus menjadi kesungguhan. Supaya kita bergaul dengan Allah. Mari kita baca I Yohanes 1:5-10 bersama-sama. Kalau kita tidak berada di dalam terang, kita tidak bisa bergaul dengan Allah. Kalau kita mengabaikan bahwa ‘aku tidak berdosa’, maka kita tidak dapat bergaul dengan Allah. Mengapa? Karena hukum Taurat menetapkan kita sebagai orang berdosa, maka Allah harus menghakimi kita dengan hukum-Nya. Tetapi sebelum penghakiman-Nya terjadi, Ia mengutus Kristus supaya kita jangan mati dengan penghakiman-Nya.
Karena Allah mengakui kita adalah orang berdosa, mengutus anak-Nya untuk menghapuskan dosa kita. Apakah pekerjaan Allah percuma? Apakah pikiran Allah salah? Jika kita mengabaikan diri sebagai orang berdosa, kita mengabaikan kebenaran, kita mengabaikan apa yang dikerjakan Allah, sehingga tidak dapat bergaul dengan Alah. Maka kita harus mengakui bahwa, ‘aku adalah orang berdosa’.
Jangan Anda seolah-olah menjadi orang yang rendah hati, tetapi harus mengakui sebagai orang berdosa, karena itulah kebenaran. Oleh sebab itu, apabila kita mengatakan, ‘aku tidak berbuat dosa, kita tidak dapat bergaul dengan Allah. Dengan mengakui dosa kita ‘aku berbuat dosa’, kita dapat bergaul dengan Allah. Orang kristen harus mengakui dosa di hadapan Allah. Kita harus bisa mengakui dosa di hadapan Allah. Kita harus mengakui dosa di hadirat Allah tanpa ragu-ragu dan berani. Iblis akan menggoda kita supaya kita jangan bertobat dan mengajar kita, ‘kamu tidak berbuat dosa’. Tetapi kita harus bertobat. Mengapa? Supaya kita bergaul dengan Allah. Kita harus bergaul dengan Allah se-erat mungkin.
Ibadah kita adalah kesempatan yang dapat memperlihatkan sikap kita dengan lengkap dan sempurna. Ibadah itulah saat kita paling lengkap dan sempurna, karena kita bersandar pada pengorbanan Kristus, dan mendapat kasih sayang Bapa dan didorong oleh Roh Kudus, yaitu keadaan yang terharu oleh kebenaran. Oleh karena itu, hari kudus adalah hari dimana kita beribadah. Maka hari Tuhan, harus menjadi kudus sepanjang hari. Satu bulan kehidupan kita menjadi hari kudus. Demikian sepanjang tahun dan seluruh kehidupan kita menjadi hari kudus, yaitu kita menyatakan sikap kita yang sempurna dan lengkap seperti kita berada di dalam ibadah. Maka, di dalam ibadah, kita harus membuang dosa kita, dan menerima pengorbanan Kristus, dan mendapat pengampunan dosa, demikian kita menerima kasih sayang dari Allah dan percaya wahyu dari Allah serta mengasihi dan bersandar pada Allah, demikian kita bergaul dengan Allah 100%.
Kita menerima kasih sayang dari Allah dengan sepenuhnya, dan kita bersandar kepada Allah juga dengan sepenuhnya. Maka pada saat kita beribadah, itulah saat yang berbeda dengan yang lain.,yaitu dibedakan dan dipisahkan maka itulah saat yang kudus. Maka ibadah adalah saat kita melepaskan dosa untuk bergaul dengan Allah. Yaitu saat yang menyatakan gambaran iman kita yang lengkap dan sempurna. Seperti sepasang mempelai laki-laki dan perempuan menyiapkan tubuh dan suasana, juga hati, itu yang sempurna, supaya pertemuan dan perkawinan itu menjadi sesuatu yang sempurna, walaupun mereka telah saling mengenal.
Demikian di dalam ibadah, kita mencapai puncak pertemuan di antara Allah dan kita. Itulah hari kudus, hari Tuhan, yaitu hari kita beribadah. Walaupun kita sudah menyiapkan penampilan kita, tetapi apabila kita tidak bertobat, maka percuma saja. Oleh karena itu, kita harus bertobat waktu kita beribadah, supaya iman kita dapat menyata-gambarkan dengan sempurna. Mari kita sukseskan ibadah. Itulah cara dimana kita menyenangkan hati Allah.
Bukan hanya kita saja, tetapi biarkanlah anak-anak kita juga harus sukseskan ibadah. Sambil menggenggam tangan, mari kita berseru, ‘roh jiwaku bergaullah dengan Allah’. Kita harus bergaul dengan Allah dengan erat. Walaupun kalian duduk di gereja ini, tetapi sia-sia bilamana saudara mengikuti tata ibadah saja. Tetapi saudara harus bergaul dengan Allah. Saudara harus bergaul dengan Allah. Manusia siapapun tidak dapat melihat dan mengenal saudara, tetapi Allah kita melihat dan mengenal kita.
Sambil menggenggam tangan berserulah tiga kali "Mari roh jiwaku bergaullah dengan Allah!" Sebagai manusia yang tidak memiliki dosa yang harus bertobat ialah hanya Yesus Kristus saja. Yesus Kristus saja satu-satunya yang tidak perlu bertobat. Sedangkan kita, tidak bisa menjadi lengkap dan sempurna tanpa pertobatan. Alkitab juga mengatakan, ‘lengkap dan sempurnalah seperti Allah’. Bukan karena kita tidak berdosa kita bisa sempurna dan lengkap. Kita adalah orang berdosa. Dengan mengakui hal itu, kita mendapat penebusan dosa dan dengan bertobat, kita mendapat pengampunan dosa. Demikian dosa kita dihapuskan. Allah kita lengkap dan sempurna, maka kita dapat bergaul dengan Allah, setelah mendapat penghapusan dosa.
Di dalam ibadah, kita bergaul dengan Allah. Saat ini saudara jangan menipu Allah. Waktu saudara memberi persembahan, jangan pelit di hadapan Allah, tetapi berilah dengan sungguh-sungguh dan dengan sukarela. Bergaullah dengan Allah dengan erat, dengan akrab, supaya Allah mengakui, ‘ia akrab dengan-Ku’, ‘ia tidak menipu dan berbohong’, ‘dan tidak mempermainkan Aku’.
Waktu kita berdoa mari kita bertobat, ‘ampunilah dosaku’. Supaya kita beribadah tanpa dosa. Supaya saudara bertobat sungguh-sungguh, sehingga roh jiwamu yang tidak berdosa dapat bergaul dengan Allah, mari kita berdoa!