Tempat Kudus - 15 Februari 2004

INTISARI KHOTBAH
Tempat Kudus (Keluaran 3 : 1—12)

Allah yang kita sembah adalah kudus. Ia menciptakan seluruh dunia dengan Firman-Nya (Ibrani 11 : 3). Sebab bagi Firman Allah tidak ada yang mustahil (Lukas 1 : 37). Segala sesuatu menaati pekerjaan yang melayani Allah (Mazmur 24 : 1). Roh-roh disorga maupun dibumi adalah ciptaan Allah (Ibrani 1 : 5—14). Kecuali Allah, tidak ada allah lain yang berada dengan sendiri (Keluaran 20 : 2 ,.3). Oleh sebab itu orang yang menyembah berhala adalah yang tidak percaya Allah (Keluaran 20 : 4—6). Hanya mereka yang melayani Allah Esa saja orang yang kudus (Keluaran 1 : 5). Siapapun yang berada dihadirat Allah sajalah yang menjadi kudus, tanpa kekudusan kita tidak dapat melihat Tuhan.
(Ibrani 12 :14) ibadah adalah kita melihat Allah dihadapan hadirat-Nya, maka ibadah itu kudus (Yohanes 4 : 23, 24).

Akuilah kekudusan dan marilah kudus. Kuduslah ! Allah kita adalah kudus.
Apapun yang berpaling dari Allah adalah tidak kudus, tanpa kekudusan kita tidak dapat melihat-Nya.
Ibadah ialah Kita menatap kepada-Nya dan mencium-Nya, barang siapa yang melihat wajah-Nya adalah orang kudus.

Segala sesuatu taat kepada mereka yang menyukseskan ibadah.
Segala sesuatu menjadi milik-Nya.


ISI KHOTBAH

Allah yang kita sembah adalah Allah yang murah hati. Ketika kita biasa bicara seperti ini, mungkin sepertinya sebuah pengakuan agama atau sebagai pengetahuan umum mengira Allah adalah murah hati. Tetapi kita sedang beribadah dengan iman dan melihat Allah dengan iman. Alkitab memuatkan firman Allah dan firman Allah menyatakan kebapaan dan keibuan. Maka hukum Taurat sepertinya firman Allah yang keras dan kejam. Sedangkan Injil seperti perkataan dari ibu yang lemah lembut dan kasih, demikian menyatakan keibuan.

Allah berfirman kepada kita dan dengan kuasa dan hak yang diberi kepada kita, jika kita berdoa dijawab-Nya. Dan Allah memberi perintah dan peraturan, maka kita mentaatinya dan beribadah. Dan mempersembahkan diri, itu diterima-Nya. Tetapi kita harus mengenal Allah lebih dahulu. Ibadah maupun doa, dalam hal kita melayani Allah, kita harus mengenal Allah lebih dahulu.

Firman Allah..., firman Allah..., Kita sering menyebut firman Allah, itu bukanlah seperti suara dari manusia. Anak Allah Yesus Kristus, Ialah yang membuktikan bahwa firman Allah adalah keberadaan yang nyata. Maka kita percaya bahwa Firman menjadi manusia menurut firman yang tercatat di dalam Alkitab. Firman Allah bukanlah perkataan pengetahuan umum atau bunyi, Tetapi keberadaan nyata, maka yang membuktikan firman Allah sebagai keberadaan yang nyata ialah Yesus yaitu Anak Allah. Maka Anak Allah Yesus menyaksikan firman dan firman menyaksikan Yesus. Maka Anak Allah menyaksikan firman, firman menyaksikan Anak Allah. Walaupun tidak ada firman dan tidak ada Yesus. Jika tidak ada salah satu dari keduanya, iman kita tidak akan terjadi. Kita harus memiliki iman yang begitu penting itu.

Ketika saya percaya Yesus pertama kali, saya mendengar khotbah dari salah satu pengkhotbah yang mengunjungi gereja, dia berkhotbah firman dari Alkitab seperti anting hidung dipasang di telinga menjadi anting telinga, demikian sebaliknya. Memang saya tidak begitu perhatikan khotbahnya, tetapi sesudah saya mendengar khotbah dari orang lain, Karena orang lain bicara berbeda-beda, maka saya pikir mungkin itulah Alkitab, maka saya tanpa pikiran membaca Alkitab berkali-kali. Namun, saya tidak tahu karena saya sendiri tidak mengerti Alkitab. Sesudah saya dipanggil 5 tahun kemudian, waktu saya menyadari kebenaran, Saya menyadari perkataan mereka betapa salah. Firman Allah sempurna sekali dan tidak bernoda dan bercela. Jika kita tidak percaya, firman Allah sempurna dan tidak bercela dan bernoda, kita gagal dalam iman.

Ilmu pengetahuan dalam satu bidang harus sempurna.TV atau HP, akan muncul gambar dan berbunyi jika channelnya cocok. Firman Allah bukanlah yang ditambahkan atau dicampur-adukkan. Maka sewaktu saya mengajar Berea Academy, Di dalam Alkitab ada bagian latar belakang, disitu ada gunung, atau awan,ada pohon atau air terjun dan di depannya seseorang berdiri. Supaya memotret orang itu, latar belakangnya pun diambil. Tetapi latar belakangnya ada musim semi, panas, gugur dan musim dingin. Maka berubah menurut musimnya. Tetapi orang itu tidak berubah kepribadiannya, seperti itu. Di dalam Alkitab ada bagian latar belakang, ada juga tokoh utama yaitu mengenai Yesus. Maka mungkin latar belakang bisa berubah,Tetapi mengenai Yesus tidak berubah sama sekali, saya sudah mengajar mengenai itu di dalam Berea Academy. Demikian firman dari Allah. Tidak berubah sama sekali.

Minggu lalu saya mengadakan seminar di India, Kekristenan masuk di dalam Korea sudah 120 tahun, sedangkan India hampir 2000 tahun. Diberitakan Injil oleh Thomas murid Yesus. Iman Kristen berlangsung sampai sekarang, maka teologia mereka juga pasti berkembang. Tetapi mereka mendengar jemaat satu kali itu saja, mereka berubah total, Dan mereka sendiri mengakui, kekristenan mereka betapa merosot dan salah. Betapa besarnya misi bagi orang Berea. Betapa besar misinya bagi jemaat Sungrak. Orang Korea yang mendengar Berea hanya 4-5 tahun itu berubah secara total, dan dia yang menggoncangkan India 1,2 milyar penduduk. Luar biasa. Pemimpin gereja India mengakui tiba masa Berea, dan masa si anu, si anu sudah selesai. Karena mereka menyadari apa itu firman Allah sesungguhnya.

Kita harus menyadari apa itu firman Allah. Mereka berpikir jika ada perkataan dari mimbar itu firman Allah, tetapi sungguh kita harus menyadari firman Allah itu apa. Firman dari Allah bukanlah perkataan Allah yang diucapkan ribuan tahun yang lalu, dan bukan seperti suara dari manusia, Seperti Yoh 1:1, dari pada mulanya. Dari pada mulanya dari Kejadian itu pada mulanya bagi segala sesuatu. Pada mulanya dari Yoh 1:1 adalah mula-mula dari pada mulanya. Maka firman Allah tidak ada hari permulaannya. Firman Allah berada dari pada mulanya bersama Allah. Maka jika kita menyebut firman Allah, artinya firman yang berada bersama Allah dari pada mulanya dan yang tidak ada hari permulaannya.

Kita kadang-kadang merasa diri sebagai cendikiawan jika membaca sajak ratusan tahun yang lalu. Jika orang lain, kita menghormatinya. Firman Allah berada bersama dengan Allah dari pada mulanya. Kita tidak pernah melihat Allah. Tetapi kita percaya Allah berada karena firman berada bersama Allah. Jika tidak ada firman, Allahpun tidak ada, tetapi karena ada firman Allah juga berada. Sedang kita diberitakan firman yang berada bersama Allah dari pada mulanya.

Abraham dengan cara mana ia percaya kepada firman, Allah memanggil yang tidak ada seperti yang ada, yang mati seperti yang hidup. Jika kita baca kejadian ketika Allah berfirman, "Jadilah!", terang dijadikan dari yang tidak ada. Dijadikan menjadi ada dari yang tidak ada. Maka segala tumbuh-tumbuhan yang berbuah, dijadikan. Karena berfirman, bertumbuhlan dan penuhilah dan bertambah banyaklah, maka bunyi-bunyi yang seperti mati taat, berada dan hidup sampai sekarang. Demikian firman Allah.

Karena kita menyebut Abraham sebagai Bapa iman, maka kita memiliki gen rohani yang sama dengan Abraham. Kita juga memiliki iman yang sama. Untuk menciptakan, Allah memberi perintah. Jadilah terang, atau jadilah cakrawala, demikian mengucapkan perintah. Yesus berkata dalam Yoh 12:50, Aku tahu bahwa perintah-Nya adalah hidup yang kekal. Maka waktu Allah menciptakan segala sesuatu, Allah mengucapkan perintah. Apabila kuasa itu masuk di dalam diri kita, Itu menjadi kuasa yang memberi hidup yang kekal. Dan ketika firman itu datang kepada manusia, bukan saat penciptaan, Ketika Allah memberi firman kepada manusia dengan mendekati manusia, Manusia menerima firman-Nya sebagai peraturan dan perintah. Firman Allah, Hukum Taurat, Injil dan kebenaran bukanlah yang dipisahkan masing-masing. Waktu Allah menyatakan firman-Nya sebagai perintah, Ketika Allah berfirman kepada manusia, itu menjadi peraturan dan perintah, menjadi Hukum Taurat.

Firman Allah memiliki 4 sifat. Ul 30:19-20, Aku memanggil langit dan bumi, menjadi saksi terhadap kamu, kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan dan berkat, supaya engkau dan keturunanmu hidup. Demikian firman Allah memiliki 4 sifat. Berkat, hidup, kematian dan kutuk. Mari kita bersama-sama berseru, berkat, hidup, kematian dan kutuk! dengan suara lebih besar, berkat, hidup, kematian dan kutuk! Demikian firman memiliki 4 sifat. Tanpa disaring, bila firman itu di beri kepada manusia itu menjadi hukum Taurat.

Apa itu hukum Taurat? Ialah di dalam firman-Nya ada berkat dan hidup, dan ada kutuk dan kematian. Maka apabila seseorang taat dengan sempurna, dia dapat perkataan hidup. Dan juga tidak taat langsung didatangi dengan kematian dan kutuk, itulah hukum Taurat. Sifat firman dari Allah didatangi tanpa disaring, itulah Hukum Taurat. Maka kita takut dengan hukum Taurat. Mengapa? walaupun ada berkat dan hdup, tetapi karena diberikan juga kematian dan kutuk. Maka tadi, Aku memanggil langit dan bumi dan memberi kamu berkat, hidup, kematian dan kutuk, itu artinya diberi hukum Taurat.

Firman-Nya, pilihlah hidup dan berkat, supaya engkau dan keturunanmu hidup. Oleh sebab itu Allah mengutus Yesus Kristus ke dunia. Apa yang dikerjakan Yesus sesudah Ia datang? Ia melindungi hidup dan berkat, dan menanggung kematian dan kutuk dengan tubuh-Nya sendiri. Dengan menanggung kematian dan kutuk dengan diri-Nya, agar manusia kita hanya didatangi dengan hidup dan berkat. Apakah kita memperoleh hidup dan berkat dengan cara mengabaikan Yesus? Tidak. Karena 4 sifat dari firman harus datang,Tetapi karena Kristus menanggung dua hal itu, Apabila orang menerima Firman Allah dengan bersandar pada bakti Tuhan, Kematian dan kutuk akan disaring oleh karena bakti Tuhan, Hanya memberi berkat dan hidup kepada manusia, itulah Injil. Maka tanpa bakti Yesus, Injil tidak mungkin menjadi kabar baik. Tanpa bakti Yesus menerima firman Allah, akan datang 4 sifat sebagai peraturan dan kehendak Allah. Tetapi ketika Yesus Kristus menyaring kutuk dan kematian dengan bakti-Nya, lalu memberi hidup dan berkat, itulah Injil.

Apabila kita mendengar Injil hanya dengan telinga sepertinya firman berada di dalam otak. Otak manusia itu tubuh, jika orang mati itu kembali menjadi debu tanah. Apapun yang ada di dalam otak, pengetahuan yang banyak pun hilang ketika tubuh kita mati. Maka sesudah Yesus bangkit berfirman, Terimalah Roh Kudus, bukan kepada orang yang mati, Kepada orang yang hidup, terimalah Roh Kudus! Karena tanpa Roh Kudus yang masuk di dalam telinga, otak, tidak bisa masuk di dalam roh jiwa firman Allah yaitu Injil. Maka Roh Kudus membawa Injil yang ada di dalam telinga ke roh jiwa kita. Maka tidak ada firman: yang mendengar ialah orang benar. Bukanlah yang mendengar orang benar, tetapi yang mendengar dan melakukannya, dialah orang benar. Bukan karena mendengar kita memiliki iman.

Tetapi oleh karena Roh Kudus, firman masuk di dalam roh jiwa kita. Maka Aku berada di dalam dirimu, kamu di dalam diri-Ku, kebenaran di dalam dirimu. Jika firman-Ku tinggal di dalam dirimu, kebenaran tinggal di dalam dirimu, demikian firman-Nya. Maka Yoh 16:13-14, Jika Roh Kebenaran datang, Ia akan menuntun mu keseluruh kebenaran dan memperingatkan firman. Roh Kudus akan menyatakan dengan kemuliaan-Ku. Maka ketika firman masuk di dalam roh jiwa kita oleh Roh Kudus disebut kebenaran.

Firman Allah dan hukum Taurat , Injil dan kebenaran tidaklah berbeda masing-masing. Firman Allah adalah Yang berada daripada mulanya, dan ketika firman itu datang kepada manusia, Itulah Hukum Taurat, tetapi karena firman Allah itu memiliki 4 sifat, dan karena menerima tanpa disaring. Memang ada berkat dan hidup, tetapi akan didatangi dengan kematian juga. Maka Kristus datang, dan Ia menanggung kematian dan kutuk dengan tubuh-Nya, Supaya manusia didatangi hidup dan berkat, Ia menanggung kematian dan kutuk dari hukum Taurat, itulah Injil. Jika Injil itu didatangi dengan Roh Kudus, itulah kebenaran.

Emas digali dari tambang emas, emas itu ada di dalam batu, Maka batu itu dihancurkan dan dikirim ke bagian peleburan, dan dileburkan. Batu-batu dihanguskan, lalu dijadikan abu, Lalu yang tinggal adalah emas dan kuningan, dan jika dilebur lagi, kuningan itu hilang. Dan yang tinggal perak dan emas, perak dan emas itu dipisahkan dengan proses kimia. kita mendapat emas murni dengan proses peleburan, demikian juga, firman berkata, belilah emas yang dilebur dengan api. Demikian juga jika firman Allah mendatangi secara langsung, manusia tidak dapat hidup. Maka Yesus berfirman, perintah-Nya adalah hidup yang kekal. Apabila firman itu mendatangi manusia secara langsung akan datang juga kutuk dan kebinasaan bukan hanya hidup dan berkat saja. Maka manusia tidak akan diselamatkan.

Maka apabila firman Allah datang secara langsung kepada manusia, itu disebut sebagai hukum Taurat. Hukum Taurat itulah ketika firman Alah datang dengan 4 sifat tanpa disaring. Injil disaring kematian dan kutuk dari hukum Taurat itu, karena dengan tubuh-Nya Kristus menanggung, dan disaring lalu diberikan hidup dan berkat saja itulah Injil. Tetapi Injil hanya didengar oleh telinga manusia, maka bila Injil dipindah ke roh jiwa manusia oleh Roh Kudus itulah kebenaran. Maka hal kita menerima firman Allah, Bukanlah kita menerima suara seorang manusia. tetapi menerima Firman yang berada daripada mulanya. Seperti nabi si anu berkata pada jaman dahulu, atau Paulus... mereka memindahkan firman yang mereka dengar, tinggal sebagai kebenaran. Tetapi perkataan yang lain hanyalah alat yang menyampaikan kebenaran kepada kita. Perkataan yang menjelaskan latar belakang saja. Firman yang berada dari pada mulanya itu harus masuk ke dalam roh jiwa kita. demikian supaya Allah memberi firman hidup yang kekal kepada kita, Berupaya untuk memberi berkat dan hidup. Selama 1 menit coba kita saling bicara, supaya firman Allah menjadi kebenaran, bagaimana firman Allah diproses dalam peleburan seperti emas dari tambang yang diproses untuk menjadi emas murni. cobalah saling bicara! dengan teman sebelah yang duduk Jangan saudara seolah-olah mengenal, Bicaralah! Karena hal itu harus dimengerti dengan jelas,

Jika kita menyebut firman Allah, Itu berada dari pada mulanya. itulah firman Allah. Agama Budha sudah 2500 tahun, Iman Kristen kita 2000 tahun. Mereka berkata sejarah mereka 2500 tahun sedangkan iman Kristen 2000 tahun, maka kami lebih lama. Lalu orang Kristen bingung dan bengong. Karena sejarah Budha lebih mendahului daripada kekristenan, Kebenaran mereka lebih mendahului, karena tidak mengerti kebenaran itu. Mereka 2500 tahun, tetapi Alkitab mengatakan, Firman berada dari pada mulanya. Maka Yohanes menulis hal itu dengan istilah Logos. Berada dari pada mulanya tidak ada hari permulaan, itulah Firman Allah. Firman yang memberi hidup kekal di dalam kita, Karena Firman yang berada dari pada mulanya masuk di dalam diri kita dan bekerja, sehingga memberi hidup kekal. Bukanlah bahasa modern masuk dan bekerja. Bukannya bahasa modern itu sedang bekerja. Itulah firman. Betapa ngerinya dan takutnya akan Firman Allah. Karena Alkitab berkata, firman Allah memiliki 4 sifat, hidup dan berkat, kematian dan kutuk. Tetapi Kristus menyaringkan kutuk dan kematian dengan bakti-Nya. Maka ketika hidup dan berkat datang dengan bakti Kristus, itulah Injil. Apabila kita menerima Injil itu melalui Roh Kudus, itulah kebenaran. Apakah saudara mengerti?

Maka jemaat Sungrak harus mengerti Firman Allah, Injil dan kebenaran bukanlah yang berada masing-masing. Tetapi seperti peleburan menjadi emas murni. Kebenaran ialah seperti emas murni. Maka Ia sedang berkata kepada kita. Ketika kita berdoa, walaupun kamu orang jahat, kamu tahu bahwa memberi yang baik kepada anakmu sendiri. Apakah kamu memberi ular jika diminta ikan oleh anakmu? Apakah kamu memberi kalajengking jika diminta telur? Jika disengat pasti akan mati. Walaupun kamu orang jahat kamu tahu memberi yang baik kepada anakmu sendiri. Apalagi Allah, bukankah Ia tidak memberi Roh Kudus kepada orang yang memperoleh keselamatan? Dia akan memberi yang paling baik. Maka arti mintalah atau cara berdoa dari ayat itu, waktu kita masih kecil di desa, kalau anak demam secara tiba-tiba, panas dan kejang dan ia pingsan, Rumah masing-masing menyediakan obat P3K. Apabila tidak ada, dia mengetok pintu tetangga. Hai bapa atau ibu, tolong kami! Siapa? Aku mamanya si anu, jika ada obat kejang tolong dibagikan! Maka firman itu, artinya kita mengetok pintu dan meminta sesuatu saat darurat. Orang yang tidak berada saat darurat, tidak akan mengetok. Apa yang darurat bagimu di hadapan Allah? Kita harus berada dalam keadaan darurat. Karena waktu tidak menunggu kita dan kita tidak sedang latihan hidup. Kita tidak bisa latihan kehidupan kita.

Kadang orang berbicara, karena engkau menerima kasih anugerah banyak kamu awet muda. Walaupun awet muda, umurnya tidak diperpanjang. Orang yang tidak percaya Yesus juga awet muda jika ia hidup dengan teratur. Walaupun tidak menerima kasih anugerah. Omongan demikian hanya omongan baik untuk telinga. Itu tidak menolong sedikitpun untuk hidup. Tetapi secara nyata firman Allah harus masuk ke dalam roh jiwa kita. Kita harus berpikir pada saat kita berhadapan dengan Tuhan.

Saudara kekasih, apa itu yang kritis bagi kita? Apa itu yang paling darurat bagi kita? Hal saudara tidak ada keadaan darurat itu telah membuktikan saudara tidak melaksanakan kehidupan iman dengan baik. Apa itu paling darurat bagi saudara? Waktu Yesus meninggal dunia di kayu salib, Bapa Aku menyerahkan nyawa-Ku ke dalam tangan-Mu. Stepanus juga berkata waktu meninggal, Tuhan kuserahkan nyawaku kepada-Mu. Apa yang paling darurat bagi kita? Ayat yang paling terakhir, sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang berbuat kepadamu, perbuatlah demikian. Karena Yesus berkata, melalui peribahasa dunia, hai tabib sembuhkanlah. Para Tabib menyembuhkan orang sakit jika diberi uang. maka kita, Hai Allah karena dikatakan engkau berkuasa, berilah kuasa! Karena Engkau menyelamatkan, selamatkanlah aku! Karena Engkau dikatakan Maha kasih, kasihilah aku. Dengan cara demikian kita tidak memperoleh keselamatan.
Seperti hanya 8 orang saja diselamatkan pada jaman Nuh. Seperti 200 atau 300 juta saja orang menjadi kristen dari 6 milyar penduduk dunia. Kita tidak boleh mendekati Allah dengan cara demikian. Jika kita ingin orang lain perbuat bagi kita, kita harus berbuat demikian. Seperti itu juga, Kita harus mencari Allah seperti itu, baru kita diperbuat oleh Allah demikian. Apabila kita tidak berada dalam keadaan darurat, apakah Allah perbuat demikian untuk kita? Apabila kita tidak mencari Allah Apakah Allah mencari kita? Apabila kita tidak mendekati Allah apakah Allah mendekati kita? Seperti demikian perkara dunia Allah juga tidak mendarurat terhadap kita jika kita tidak demikian. Mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh, Apa yang paling daruruat bagi saudara? Apa yang paling darurat bagi saudara? Apakah tubuh yang akan binasa, bisnis, usaha? Yang lebih darurat daripada bangkrut? Itu adalah hai saudara kekasih seperti roh jiwamu baik-baik, baik-baik saja segala sesuatu, demikian yang darurat adalah roh jiwa kita menjadi baik-baik. Mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh.